Chapter 1 Awal Mula

686 85 2
                                    

"SAKURAAAAAA!!!"

Sasuke terbangun sambil berteriak menyebut nama Sakura. Napasnya terengah, matanya menatap liar ke sekeliling ruangan hingga menyadari dirinya berada di tempat asing—rumah sakit. Aroma antiseptik mengingatkannya pada Sakura. Dia berusaha bergerak, terhalang oleh berbagai alat yang menempel di tubuhnya. Pandangannya terhenti pada benda berbentuk kotak dengan layar bergaris naik-turun yang aneh baginya.

Brak!

"Sasuke! Kamu sudah bangun? Sebentar, aku akan panggilkan dokter," kata seseorang yang baru saja masuk, sosok yang sangat dikenalnya. Namun, tanpa sempat menyapanya, orang itu segera berbalik dan meninggalkan ruangan. Sasuke hanya mampu menatap tak percaya.

"Ini genjutsu macam apa?" gumam Sasuke. Ia berkonsentrasi, berusaha mematahkan ilusi, tapi tak ada yang terjadi. Beberapa orang berpakaian putih masuk dan memeriksanya, wajah-wajah asing yang tak dikenalnya.

Ketika sosok pertama tadi kembali, kali ini dia tidak sendirian. Sasuke membelalak melihat dua wajah yang tak mungkin dilihatnya lagi—Itachi dan ibunya, Mikoto, berdiri di sana, menatapnya dengan cemas.

"Sepertinya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita akan mengamati dalam dua hingga tiga hari ke depan," ujar salah satu dokter. Mikoto berjalan mendekati Sasuke, menyentuh lengannya dengan lembut, tetapi Sasuke menepis tangannya, ekspresi kebingungan terpancar jelas di wajahnya.

"Siapa kalian?!" bentaknya. Wajah Mikoto berubah sedih, sementara Itachi maju dengan marah.

"Apa yang terjadi dengan otak kosongmu itu, Sasuke?" seru Itachi. "Dokter, apakah otak yang kosong bisa menjadi lebih kosong lagi?" Itachi menoleh pada dokter dengan ekspresi sinis.

"Mungkin ada efek shock. Kita akan menjalankan beberapa tes," jawab dokter, lalu mulai bertanya tentang identitas Sasuke. Awalnya Sasuke menolak, tetapi tatapan tajam Itachi membuatnya akhirnya mulai menjawab. Namanya memang benar Sasuke, usianya 23, bukan 20, tapi banyak pertanyaan lain yang tak bisa ia jawab.

Saat tes berlangsung, Sasuke melihat wajah lain memasuki ruangan—wajah ayahnya. Baru saat itu ia menyadari bahwa wajah-wajah di hadapannya tampak lebih tua dari yang ia ingat.

"Berapa umurmu, Itachi?" tanya Sasuke dengan kebingungan yang semakin dalam.

"28, bodoh," jawab Itachi.

"Tapi aku... aku membunuhmu saat umurmu 21 tahun," kata Sasuke, sebelum akhirnya pandangannya mengabur dan ia pingsan, samar-samar masih mendengar suara ibunya yang berteriak.

Sasuke terbangun lagi, kali ini di ruangan yang berbeda. Ia melihat ibunya menggenggam tangannya erat, menangis.

"Sasuke, Ibu akan panggilkan dokter," katanya sambil hendak berdiri, namun Sasuke menahannya.

"Tidak usah. Aku ingin bertanya," katanya. Ibunya kembali duduk. Sasuke merasa ini aneh. Jika keluarganya ada di sini, mungkin Naruto dan Sakura juga ada. Bukankah genjutsu bekerja untuk mengikat seseorang dengan cara yang paling nyata?

"Apa yang terjadi padaku?"

"Kecelakaan. Motormu tertabrak mobil dalam perjalanan menuju perusahaan," jelas ibunya.

"Motor? Mobil? Sudah berapa lama aku di sini?"

"Di rumah sakit? Ini hari ketujuh."

"Bisakah aku bertemu Naruto dan Sakura?"

"Naruto? Sahabatmu? Tentu. Ibu akan minta Itachi untuk menghubunginya. Anak itu selalu menjengukmu, Sasuke," jawab Mikoto dengan senyum lega. "Ibu senang kamu mengingat teman baikmu, tapi... Ibu tidak mengenal siapa pun bernama Sakura. Apakah dia pacarmu?"

Nyeri tak terlukiskan menyusup ke dada Sasuke. Tanpa sadar, air mata mulai mengalir.

“Jika dia tak ada di sini... untuk apa aku bertahan?” bisiknya. Sasuke mencoba menggunakan segel untuk keluar dari genjutsu, tetapi terkejut mendapati dirinya tak mengingat segel apa pun, bahkan yang paling dasar. Ibunya tampak terkejut melihat Sasuke menangis.

"Ibu akan mencarinya. Ke mana pun, Ibu akan bantu mencarikan dia untukmu. Jadi bertahanlah dan tenang, ya?" Mikoto menenangkannya.

"Di mana ini?"

"Di Tokyo, anakku."

Tokyo? Sasuke sama sekali tak mengenal tempat ini. Apakah ini mimpi sebelum kematiannya? Hal terakhir yang ia ingat adalah kehancuran Konoha.

"Sasuke, gadis itu... seperti apa dia?" tanya Mikoto, memotong lamunannya.

"Dia cantik dan kuat, dengan rambut halus berwarna merah muda dan mata hijau," jawab Sasuke, tersenyum kecil, meski perih. Mikoto membalas senyum itu, dan meskipun Sasuke nampak lebih tenang, tekad dalam hatinya semakin bulat. Apa pun yang terjadi, aku akan menemukan gadis itu demi kebahagiaan anakku, pikirnya.

Lingkaran - Sasusaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang