Chapter 15 Pecahan

176 38 2
                                    

"Kak, kamu mengenalku kan?"

"Tentu saja, bukankah kamu tinggal di rumahku selama beberapa bulan ini?

"Bukan itu, aku tahu kamu mengerti maksudku Kak" 

"Aku cukup terkenal Sakura, mungkin saja kamu melihatku di TV? atau melihatku bersama Sasori"

"Berbicara denganmu lebih membuatku pusing, Sasuke terlihat jauh lebih mudah diajak bicara"

"Mau bertemu Sasuke?"

"Tidak, sampai Kak Itachi jawab pertanyaanku"

"Tanyakan pertanyaan yang tepat, aku akan menjawabnya"

"Kamu dan Sasuke sama gilanya"

"Kami bersaudara"

"Jadi, kamu juga mengenalku?"

"Hanya pernah bertemu"

"Kenapa aku tidak ingat apa - apa?"

"Karena kamu yang memintanya"

"Apa?"

Itachi hanya tersenyum menatap wajah bingung di hadapannya. Sekali lagi dia berkata pada Sakura untuk menanyakan pertanyaan yang tepat jika menginginkan jawaban.

"Aduh, kepalaku jadi sakit"

Sakura mencoba mengingat cerita Sasuke dan mimpi - mimpinya. Cerita Sasuke berfokus pada dendamnya pada Itachi. Mimpinya berfokus pada perasaan Sakura yang itu yang tidak terbalas.

"Sakura yang itu benar - benar bodoh, masa mengejar pria yang jelas - jelas tidak menyukainya"

"Menurutmu kalian berbeda?"

"Menurutmu kami sama?"

"Itu pertanyaan?"

"Iya"

"Kalian tidak berbeda"

Sakura menatap Itachi tidak percaya. Kepalanya berpikir keras dan sampai pada satu kesimpulan, keluarga Uchiha semuanya gila. Sepertinya kegilaan mengalir deras di darah Uchiha.

"Hah, kamu membuatku pusing Tuan Uchiha, aku akan pesan yang paling mahal"

Mendengar itu Itachi tertawa pelan. Keduanya sedang duduk berhadap - hadapan di sebuah restoran pasta yang terkenal, warna biru dan putih menghiasi restoran itu. Sakura membolak - balikkan menu mencari angka paling tinggi untuk membalas teka - teki Itachi. Jari telunjuknya bergerak ke menu termahal yang bahkan dia tidak tahu cara membacanya. 

"Baik, aku pesankan"

Sakura menatap wajah Itachi yang sedang berbicara dengan pelayan. Matanya turun kearah leher Itachi yang terbuka memperlihatkan dua kalung yang saling bertumpuk. Salah satunya kalung dengan tali hitam dan tiga buah cincin berbahan metal. Kalung lainnya terlihat lebih panjang, tali berwarna hitam dengan hanya satu bandul. Sakura memajukan badannya untuk melihat lebih jelas bandul yang tertutup itu. 

"Tertarik dengan ini?"

Itachi melepas kalung itu dengan menariknya melewati kepalanya. Sakura bisa melihat dengan jelas bandul kalung itu, mutiara yang pecah. Perasaan asing merambat memenuhi dadanya membuatnya merasa takut dan mual. 

"Sepertinya itu milikku, benar kan?"

"Benar, tapi bukan di kehidupan yang ini"

"Apa? kalau begitu siapa pemiliknya sekarang?"

"Adikku, Uchiha Sasuke, pemiliknya"

Bersamaan dengan datangnya pesanan mereka, Itachi menghentikan pembicaraan tentang kalung itu. Sakura juga sudah kehilangan minat untuk bertanya lebih jauh karena rasa takut kembali menguasai dirinya. 

Sakura mengaduk - aduk pasta yang disajikan di hadapannya. Pasta dengan saus berwarna putih dan lobster yang terlalu besar. Jauh di lubuk hatinya, Sakura ingin bertanya keadaan Sasuke saat ini. Mimpi - mimpinya bercampur antara bayangan masa lalu yang dia tidak kenali dan waktu singkat yang dia habiskan bersama Sasuke beberapa bulan lalu. Sepertinya benar, Sakura itu dan Sakura yang ini  tidak berbeda. Sakura sedikit menyadari bahwa dalam waktu singkat itu dia sudah menyukai Uchiha Sasuke, dan dia merasa bodoh karenanya. 

"Sasuke, bagaimana keadaannya?" 

"Baik - baik saja, sedikit gila karena ingin bertemu denganmu"

"Aku takut bertemu dengannya, aku terus mendapat mimpi buruk, Sasuke tidak menyukaiku, tidak bukan hanya sekadar tidak suka tapi dia membenciku"

Sakura mulai menceritakan mimpinya pada Itachi. Pada satu mimpi dia melihat dirinya mati tenggelam dalam pasir yang meremukkan tubuhnya, di mimpi lainnya dia melihat Sasuke yang terlihat lebih tua menatapnya dengan lembut. Mimpi terakhir, Sakura melihat Sasuke mati, tubuhnya nyaris terbelah menjadi dua. Sesungguhnya bukan kematian dirinya sendiri yang membuat Sakura takut untuk tidur tapi melihat Sasuke yang mati terasa lebih menyakitkan dibanding tubuhnya yang remuk. 

"Aku bisa merasakan rasa sakit dari setiap mimpi itu, aku seperti mati berkali - kali" Sakura menarik turun kerah baju menunjukkan bekas kebiruan di lehernya."

Itachi menatap ngeri pada memar yang menyelimuti leher Sakura "Aku akan menemui Sasuke, dia harus segera menyelesaikan semuanya atau kamu bisa mati sia - sia" Itachi menambahkan pernyataan yang membuat Sakura terkejut. Menurut Itachi untuk mencegah mimpi buruk itu, Sakura harus kembali ke kediaman Uchiha. 

"Aku pergi bukan karena aku tidak menyukai Sasuke, aku pergi karena takut Sasuke yang di mimpiku akan muncul, Sasuke yang menatapku dingin"




Lingkaran - Sasusaku FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang