Happy reading
Love you.•••
Fira berjalan memasuki rumah nya, Namun saat kaki nya yang hendak melangkah menuju ke kamar, langkah nya terhenti karena melihat di arah ada dua orang yang sedang berpelukan.
Brukk!!
Kedua orang Yang sedang berpelukan itu salah satu nya segera melepaskan pelukan tersebut dan menoleh ke sumber suara itu
"Ra..."
Fira yang mendengar nama nya disebut langsung tersadar dari lamunan nya.
"Ah maaf ganggu"
Fira langsung mengambil novel nya di lantai dan berjalan menuju ke kamar nya.
•••
"Fira tu si Rey nunggu lo di depan"ucap salah satu temannya Fira.
"Yaudah Indah gue pergi dulu ya nanti kita lanjut lagi"
"Beda mah kalau yang udah punya ayang"ucap Indah dengan mata bombastic side eye nya.
"Iri lo, makanya punya ayang"ucap Fira dan meninggalkan Indah dengan wajah nya yang cemberut.
Fira langsung keluar dari kelas dan mendapati Rey yang sedang menunggu nya, Rey yang menyadari keberadaan Fira langsung tersenyum hangat kearah Fira, Fira pun juga ikut tersenyum.
"Ayo ke kantin"ajak Rey, Fira menganggukkan kepalanya, Rey langsung menggenggam tangan Fira dan membawa nya pergi.
Sekarang mereka sedang memakan makanan yang mereka pesan.
"Gimana ujiannya, ada peningkatan?"tanya Rey yang sudah menyelesaikan makannya.
Fira henti memakan makanan nya.
"Banget"ucap Fira senang sambil memperlihatkan 10 jari nya didepan wajah Rey.
"Dari peringkat 25 jadi peringkat 10, sumpah ga kebayang bisa masuk 10 besar".
"Good girl"ucap Rey tersenyum bangga sambil mengusap kepala Fira.
"Ini juga berkat kamu udah susah payah ngajarin aku"
"Jadi aku dapat hadiah ga karena udah ajarin kamu"ujar Rey.
Fira tampak sedang memikirkan sesuatu dengan disusul dengan senyuman nya.
"Oke hadiah nanti, pokoknya tungguin aja".
"Tapi pengen sekarang".
"Jadi kamu pengen apa"tanya Fira.
Rey langsung menunjukkan pipinya sambil tersenyum ke arah Fira, Fira yang melihat itu langsung mendorong bahu Rey paham akan maksudnya.
"Apasi"ucap Fira salting dengan tingkah Rey.
"Yang normal-normal aja kalau minta"Rey terkekeh mendengar itu.
"Bercanda Ra.."Rey sedikit menunduk untuk melihat wajah Fira.
"Itu mukanya kenapa merah banget, kepedasan ya"ujar Rey.
"Ga!!"Rey kembali terkekeh mendengar jawaban Fira sedikit ngegas, Fira yang dari tadi menahan untuk tidak salting malah digoda Rey.
Diposisi lain ada tatapan cemburu melihat interaksi kebersamaan Rey dan Fira.
•••
Dia terus menatap foto lelaki yang dia tangkap tanpa izin orang tersebut, "karena terlalu fokus kepada hp ia tidak menyadari ada orang lain juga sedang menatap handphone nya.
"itu siapa Fera"mendengar itu Fera langsung menyembunyikan handphone nya dari mamanya.
"Mama ngagetin aja"ucap Fera sambil mengusap dada sangking kagetnya, untung nya lagi penyakit tidak kambuh.
Mamanya langsung merebut handphone yang dia sembunyikan membuat nya kembali terkejut.
"Aduh ganteng banget, pacar kamu ya".
"Bukan"
"Terus kenapa diliatin terus dari tadi"goda mamanya.
"Mama balikin hp Fera"
"Jawab dulu ini siapa"Fera berusaha meraih handphone nya namun tidak bisa, tiba-tiba ada masuk ke kamar nya.
"Ada apa ini?"yang ternyata papanya, mamanya langsung menghampiri suaminya dan menunjukkan foto tersebut.
"Pah liat pacar Fera"
"Pacar darimana pita kenal aja enggak"mamanya yang mendengar itu hanya mengangguk paham.
"Kamu kenal anak ini"ujar papanya.
"Ga cuma satu sekolah"
"Mau papa kenalin ga, soalnya ini anak temen bisnis papa"Fera terkejut mendengar perkataan papa.
"Beneran pa?"
"Iya, nanti kalau ada waktu papa atur deh pertemuan nya"
"Makasih papa"ucap Fera memeluk ayahnya.
"Gimana ujiannya"tanya ayah, Fera langsung memberi kertas hasil ujian nya.
"peringkat satu Papa ".Hendra yg mendengar itu langsung mengusap kepalanya anaknya.
"Hebat banget anak papa"Fera yang mendengar hal tersebut tersenyum senang.
•••
Fira berjalan memasuki rumah, Fira melihat papa dan mamanya baru saja keluar dari kamar Fera kakaknya, Ia melihat kertas yang berada ditangan kakaknya, mungkin punya kakak pikir nya. Fira langsung menghampiri kedua orang tua nya.
"Apa"
Fira langsung mengangkat tangan nya untuk bersalaman dengan papanya, namun Hendra tidak menerima tangan Fira membuat Fira langsung menurunkan tangan nya.
Fira masih berusaha untuk tersenyum dan kemudian menyerahkan lembar kertas hasil ujian nya kepada Hendra, Fira masih menunggu reaksi papanya namun apa yang dia lihat.
"Apa-apaan ini"ucap Hendra yang langsung merobek kertas tersebut dan lempar nya ke wajah Fira.
"Cuma ini yang kamu BISA!!, Capek-capek saya sekolahin kamu dari TK sampai sekarang cuma ini yang bisa kamu dapetin, emang enggak ada yang bisa diharapkan dari kamu"
"Tapi Fira udah usaha supaya bisa masuk 10 besar"ucap Fira.
"Usaha apa nya!!, Kamu liat kakak kamu baru tahun ini dia masuk sekolah aja udah dapat peringkat 1, seharusnya kamu contoh kakak kamu bukan nya malah ngurusin hobi kamu yang nggak berguna itu, mau jadi apa kamu dimasa depan"ucap mamanya. Mendengar hal tersebut membuat Fira mengepalkan tangannya.
"Emang kenapa HAH!!, selalu kakak, kakak dan kakak yang kalian banggain Fira juga pengen kayak kakak tapi ini Fira! bukan Fera!, Fira nggak bisa paksain buat jadi Fera pah, mah, setidaknya hargain sedikit aja usaha Fira".
"BERANI YA KAMU, DASAR ANAK NGGAK BERGUNA!!"ucap Hendra langsung menarik kerah baju dan membandingkannya ke lantai, membuat kepala Fira terbentur dengan sisi meja. Fira langsung memegang kepala yang merasa kesakitan.
Hendra langung pergi meninggalkan Fira tanpa menghiraukan nya, setega itu dia kepada anak nya.
"Mama"panggil Fira yang ingin menangis namun ia menahan air mata nya untuk tidak keluar, namun Rika malah pergi meninggalkan nya sendiri membuat Fira tidak bisa lagi menahan air mata nya.
Tuhan apa salah Fira, sampai sebegitu nya mereka benci sama Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singkat
Teen FictionTitik pertemuan yang membuat kisah Mereka menjadi lebih singkat. ••• "Kau pergi bagai Luka yang meninggalkan Bekasnya" ••• Kita ini manis namun kenyataan nya yang pahit. ••• SELAMAT MEMBACA.