7. Perjodohan?

376 27 3
                                    

H A P P Y R E A D I N G

•••

"Iya halo, ada apa Indah?"

"Gimana Ra.. dinner nya?".

"Apanya yang gimana, nggak jadi gua dinner nya"ucap Fira kesal.

"Hahahaha...rasain Ra.. makanya jangan pelit kalau gua minta ngikut, nggak jadi kan dinner nya Hahahaha..."

"Nggak ngaruh anjirr! Lo ngikut atau enggak!"

"Jadi sekarang gimana?"tanya Indah.

"Apa yang gimana capek-capek gua udah Dandan malah nggak jadi'

"Gimana kalau Lo dinner bareng gua aja"ucap Indah.

"Hah maksud kita makan malam diluar gitu berdua"tanya Fira.

"Iya Fira, biar Lo nggak rugi Dandan, gimana Ra.."

sebelum menjawab Fira menhela nafasnya kasar.

"Sekarang?"

"Tahun depan Ra.., ya iya lah sekarang, gua jemput ya Fira"

"Oke gua tunggu, nggak pakek lama kalau lo lama gua tidur aja"

"Iya iya tunggu gua ya Ra.."

Akhirnya Fira mematikan telepon nya. Segera lah ia mengambil tas selempang nya dan keluar dari menuju teras rumah nya untuk menunggu Indah menjemput nya.

Namun saat ia ingin keluar dari rumah ia melihat Papa, Mama, dan kakaknya Fera berjalan kearah nya dengan pakaian yang formal.

"Pah, Mah...k-kak Fera kalian mau kemana?"tanya Fira pada ketiga orang tersebut yang sudah berada di depan, namun dari mereka bertiga belum ada yang menjawab pertanyaan Fira. Fira yang melihat itu tidak berharap lagi akan ada yang menjawab pertanyaan nya.

Fera yang melihat Fira selalu diabaikan oleh orang tua nya merasa kasihan kepada Fira, Akhirnya Fera memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan Fira.

"Papa sama Mama mau ke acara bisnis keluarga katanya"ucap Fera. Fira yang mendengar jawaban dari Fera sedikit tersentak karena setelah sekian lama baru ini dia berbicara lagi dengan kakaknya.

"Kamu keliatan nya rapi banget mau keluar juga ya?"tanya Fera, membuat Fira membelalakkan matanya.

"Iya mau keluar sebentar sama Indah"jawab Fira, Fera yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Bukan nya belajar yang bener, malah keluyuran nggak jelas"ucap Rika, Fira yang mendengar perkataan Mama nya merasa sakit hati.

"Ayo Fera"panggil Rika.

"Iya ma"saut Fera.

"Aku pergi dulu ya Ra.."ucap Fera sebelum pergi.

"Iya K-kak..."ucap Fira yang mendapat senyuman dari Fera, Fira pun juga membalas senyuman dari Fera.

Disaat begini ia merasa tidak ada terjadi apa-apa diantara dia dan kakak nya namun nyatanya karena perilaku kedua orang tua nya terhadapnya yang membuat Fira harus menjaga jarak dengan kakaknya Fera, Fira ingin sekali merasakan menjadi adik seperti pada umumnya yang akrab dengan kakaknya. Namun keadaan yang membuat mereka berdua menjadi asing.

Setelah Fera, Papa dan Mama pergi meninggalkan Fira tidak lama kemudian mobil Indah sudah berada di depan Gerbang rumah nya.

"Ayo Fira"ucap Indah.

"Lama banget Lo Dah"ucap Fira.

"Syukur aja Lo gua jemput Fira, daripada Lo nya yang nggak jadi dinner bareng Rey"ucap Indah.

"Iya Indah tayang kyuuu, yaudah cepat jalan"Indah yang mendengar Fira tertawa dan langsung melaju mobil nya.

•••

Rey yang sudah berada di restoran dimana tempat acara bisnis keluarga nya namun ia heran kenapa hanya mereka bertiga yang sudah berada di sana bagaimana dengan keluarga nya yang lain

"Bunda kok cuma kita bertiga doang?"bisik Rey kepada Oliv.

"Bunda juga nggak tau Rey, Bunda cuma tau kalau ini acara bisnis keluarga"ucap Oliv yang mendapat anggukan kepala dari anaknya.

Tidak berselang lama tiba-tiba ada tiga orang yang berjalan kearah mereka dari kejauhan, segera Jayden bangun dari meja nya untuk memberikan tanpa hormat nya ke Orang yang sedang berjalan kearah mereka. Namun disaat jarak mereka mulai menipis Rey tersentak menyadari dan mengenal orang tersebut begitu pun juga dengan Fera.

"Rey itu Fira"ucap Oliv.

"Bukan Bunda dia bukan Fira"jawab Rey.

"Maksud kamu?"tanya Oliv tapi Rey memilih untuk diam Oliv yang melihat Rey diam pun tidak menanyakan lagi.

Jayden ayah nya Rey segera menjabat tangan nya dengan Papa Fera Hendra.

"Silakan pak Hendra"ucap Jayden menyuruh Hendra dan keluarga nya untuk duduk.

"Terimakasih pak Jayden"ucap Hendra.

Setelah beberapa saat tidak ada ke aneh-anehan yang terjadi hanya obrolan bisnis seperti biasa.

"Sebelum nya saya ingin memperkenalkan anak saya kepada anak Anda mungkin ada ke cocokkan antara mereka berdua"ucap Jayden. Rey dan Bundanya yang mendengar hal tersebut sedikit tersentak apa yang dimaksud oleh Jayden.

"Silakan nak perkenalkan dirimu"ucap Hendra kepada Rey. Dengan pasrah pun Rey memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama Saya Rey Om, Tante dan....."ucapan nya terhenti saat melihat kearah Fera. Segera Fera memperkenalkan dirinya kepada Rey untuk kedua kalinya.

"Perkenalkan nama saya Fera om, Tante"ucap Pita.

"Gimana apa sekarang bisa memulai perbicaraan yang terpenting"ucap Rika Tidak sabaran sambil tersenyum kepada Oliv, Oliv pun membalas dengan senyuman dan bingung, pasalnya ia tidak tau apa yang dimaksud oleh wanita didepan nya.

"Jadi begini di sini kami sengaja membuat acara ini untuk mempertemukan kalian berdua, dan juga untuk membicarakan hal serius tentang kalian berdua"ucap Hendra yang membuat Rey, Oliv dan Fera menatap heran dan bingung.

"Kami sudah merencanakan untuk menjodohkan kalian berdua"sambung Jayden. Membuat Rey sangat sangat dan sangat terkejut dengan perkataan Ayahnya begitu dengan Oliv dan Fera.

Fera tidak mengetahui bahwa acara ini adalah untuk menjodohkan ia dan Rey. Ia sedikit merasa senang namun ia juga menyadari bahwa ini salah ia tidak ingin terlalu jauh untuk dekat dengan Rey, pada dasar ia mengetahui bahwa yang dicintai Rey hanya lah Adik nya sendiri Fira. Namun dalam hati nya ia ingin sekali Rey menjadi milik nya, ia ingin sedikit egois dengan dirinya.

"Bagaimana Rey apakah kau menerima perjodohan ini?"tanya Hendra.

Rey yang mendengar itu masih terdiam ia tidak tahu harus menjawab apa, ia melirik sekilas kepada Ayahnya dimana ayah terus menatap diri se akan memaksa dirinya untuk menerima perjodohan ini.

"Maaf om seperti saya tidak bisa menerima perjodohan ini"jawabnya dengan sopan.

"Kalau begitu saya pamit duluan Om, Tante"ucap Rey dan langsung berjalan meninggalkan meja tersebut. Fera yang mendengar penolakan ada perasaan sedih dan kecewa yang tiba-tiba menyelimuti dirinya.

Jayden yang mendengar dan melihat akan penolakan Rey sangat terkejut dan marah.

"Maaf pak Hendra atas sikap anak saya"ucap Jayden.

Hendra melirik sekilas kepada anak nya ia dapat melihat ada ada raut kekecewaan dari wajah Rey.

"Tidak apa Pak Jayden, anak seumuran Rey memang masih labil dalam menentukan hal yang seperti ini"ucap Hendra.

SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang