Juna masih diam membeku, ia merasakan sakitnya penolakan apalagi itu dari orang yg sangat ia rindukan selama ini. "Surya, sepertinya kita sudah terlalu lama meninggalkan Kai sendirian.." Ucap juna bergetar.
"Seharusnya waktu itu kita menghentikan bunda untuk membawa adek, ya kak.. Seharusnya kita selalu menemani adek hingga ia tak perlu bertemu dengan ayah.." Saut surya pelan.
Rafi menghela nafas lelah. "Sudahlah kak.. Jangan disesali lagi.. Semuanya telah berlalu.. Sekarang kita hanya perlu memulainya dari awal.."
Surya meremas poninya lalu berdecak kesal. "Bagaimana cara memulainya jika dia tak nyaman dengan kita? Apa yg harus aku lakukan?"
Rafa segera berdiri, ia merasakan sesak di dadanya. "Kak, gua tidur dulu ya.." Pamit Rafa.
"Rafa!!" Panggil juna. Juna melihat gelagat aneh dari Rafa. Ia takut hal buruk terjadi pada Rafa.
Namun Rafa sama sekali tak menghiraukannya. Ia berjalan sempoyongan hingga sampai di kamar Kai.
Rafa mengetuk pintu kamar Kai. Karena nggak ada sahutan, rafa membuka kamar Kai. Ia melihat kai sedang keluar dari kamar mandi dan telah berganti baju dengan kaos hitamnya.
"Kak Rafa? Ada apa kak?" Tanya kai seolah tak terjadi apa apa.
Rafa mendekati kai. Ia langsung memeluk kai lagi. Kai membalas pelukan Rafa. "Kakak, are you okay?" Tanya Kai khawatir. Ia melihat wajah Rafa yg telah pucat lagi.
Rafa melepaskan pelukannya. Ia menggenggam tangan Kai dan membawa Kai keluar. Sedangkan Kai selalu kebingungan dengan semua tingkah kakaknya. Rafa membawa kai ke ruang tamu. Surya, juna dan Rafi pun juga ikut kebingungan.
"Kai, ini permintaan pertama dan terakhir kakak.. Kita tidur bersama ya.. Kakak mohon.." Ucap Rafa dengan suara yg bergetar.
Deg. Jantung kai berdetak kencang mendengar ucapan Rafa.
Kai menggenggam tangan Rafa dengan kedua tangannya. "Kakak nggak boleh ngomong gitu.. Kakak boleh kok minta apapun ke Kai asal yg nggak aneh aneh ya.." Saut Kai sembari menatap mata Rafa penuh keyakinan. "Baiklah kakak mau tidur berdua ama Kai, kan? Skuylah..."
Rafa menggelengkan kepalanya. "Berlima bukan berdua saja"
Kai memicing kan matanya. "Kak, bukannya Kai nggak mau ya.. Tapi kakak nggak memikirkan daya tahan kasurnya.
Seperti nya Kai dan kakak semua tingginya beda sedikit sedikit kan. Dan berat badan kita juga nggak jauh beda. Kalo dirata ratain mungkin tinggi 182 cm dengan berat badan 63 kilo.. Kakak bayangin aja 63 kilo kali lima adalah 315 kilo kak.. Apa mungkin kasur itu mampu menerima berat sebanyak itu?" Tanya Kai.Rafa masih sweatdrop mendengar penjelasan Kai yg seperti memberikan soal matematika ke dirinya.
"Kai, jangan khawatir.. Kak juna beli tempat tidur yg paling mahal dengan ketahanan yg sudah teruji.. Jadi bisa dipastikan walau 315kilo pun tempat tidur itu pun tidak akan rusak apalagi anjlok.." Jelas Rafi dengan serius.
Kai tampak berpikir. "Demi kerang ajaib itu tampak mustahil.."
Rafi berpikir sebentar"Baiklah, kalo adek nggak percaya.. Mari kita lihat terbuat dari apa tempat tidur yg dibeli kak juna..
" STOP..." teriak surya. "Kalau kalian berdua ingin mengobservasi ketahanan tempat tidur.. Silakan di waktu siang ya.. Sekarang kita tidur aja lagi.."
Juna pun mengangguk angguk. "Sekarang kakak percaya seratus persen kalo kamu murid dengan nilai rata rata 98.." Ucap juna sembari merangkul Kai.
Ia membawa Kai kekamar nya.Surya menyadarkan rafa yg masih terdiam. "Fa, lu aman kan?"
"Kak, gua beneran pusing mendengar penjelasan adek bontot lu kak" Ucap Rafa dengan wajah kuyunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISHLIST || Beomgyu ✔️
Fanfic"Bunda, Rafa sakit bunda... Bunda, boleh Rafa meminta sesuatu ke bunda untuk yg pertama dan terakhir?" Rintihan Rafa yg terdengar pilu oleh Reina. "Iya sayang, bunda ada disini.. Rafa,mau apa? Bilang aja ke bunda, hmm? " Ucap Reina menenangkan. "R...