Sudah seminggu Reina usai melakukan test lab. Ia selalu berdoa semoga ia cocok dan menjadi pendonor untuk anaknya.
Reina sekarang lagi menuju ke ruangan dr. Raysa. Ia memantapkan hatinya lalu mengetuk pintu ruangan dr. Raysa."Tok.. Tok.."
"Masuk.." Suara raysa dari dalam.
Reina membuka pintu itu perlahan. Ia masuk dengan hati yg tak tenang. Namun Reina tetap memaksakan senyum diwajahnya. "dr.Raysa.."
Raysa langsung berdiri dan tersenyum teduh ke arah orang tua pasiennya.
"Mari duduk bundanya Rafa.." Ajak raysa.Reina dengan langkah berat mendekati meja tempat raysa bertugas. Ia menarik pelan kursi dan mendudukkan dirinya disana.
Setelah Reina duduk dengan nyaman barulah raysa kembali duduk. "Baik, bundanya Rafa.. Hasil test labnya sudah keluar tadi pagi..." Ucap raysa terpotong karena melihat tangan Reina gemetaran tanpa orangnya mengetahui.
"Ada apa, dokter raysa? Kenapa anda berhenti.." Sergah Reina dengan suara yg gemetar.
Raysa menggenggam tangan Reina yg gemetaran. "Buk Reina, Anda gemetaran.."
"Aah? Iya.. Saya gugup sekali... Tolong sampaikan kepada saya,dokter.. Saya sangat berharap bahwa saya akan cocok dengan anak saya.."
Raysa tersenyum teduh. Ia mengenggam tangan Reina dengan erat. "Syukurlah, buk Reina.. Hasil nya positif dan anda bisa jadi pendonor untuk Rafa."
Reina tersenyum namun air matanya juga menetes. "Ouh ya Tuhan, terimakasih telah mengabulkan do'a saya.. Dan terimakasih juga dokter raysa.. Saya sangat berterimakasih.. Dengan ini anak saya bisa kembali sehat lagi.." Ucap Reina dengan tulus.
Raysa mengangguk mengiyakan. Ia masih saja menampakkan senyuman teduhnya. "Buk Reina, sebelum kita melakukan operasi transplantasi sumsum tulang.. Kita harus melakukan proses penyesuaian dengan menjalani kemoterapi atau radioterapi selama 5-10 hari tergantung kondisi rafa.. Dan selama menjalani tahap ini, Rafa dapat mengalami efek samping seperti rambut rontok, diare, mual atau muntah.. Tapi tenang aja buk reina, saya akan memberikan obat untuk meredakan efek samping tersebut... Setelah itu, Rafa akan diberi waktu istirahat beberapa hari dan barulah keluar jadwal operasi nya ya buk Reina.." Jelas raysa dengan detail.
Reina mengangguk mengerti. "Baiklah buk dokter.. Saya mohon sembuhkan anak saya.. Saya akan menemani anak saya kedepannya.."
Raysa yg masih menggenggam tangan Reina yg tak gemetaran lagi. "Baiklah buk Reina.. Selalu berikan Rafa dukungan ya buk.."
Reina mengangguk dengan pasti lalu tersenyum tulus. "Terimakasih, dokter raysa.." Ucapnya lagi.
Raysa mengangguk.
✨
Cahaya senja menyinari langit jakarta. Rafa memandangi langit yg berwarna merah dan pink yg menyilaukan. Ia tersenyum penuh arti. Sekarang Rafa tidak lagi memakai selang infus dan nassal canul. Ia bisa bebas berjalan kemana saja. Dan sekarang Rafa hendak keluar mencari bundanya yg sedari tadi belum kembali lagi. Rafa membuka pintu dan baru saja ia melangkah keluar.
Rafa bisa melihat dengan jelas kakak dan adek nya. Rafa berhenti dan tersenyum kearah mereka. Lalu berlarilah Kai yg menghampiri nya.
"Kak rafa!?" Panggil Kai.
Rafa malah membentangkan tangannya dan kai memeluk Rafa yg lebih pendek darinya. "Kak Rafa, ngapain keluar?" Tanya Kai.
"Kakak bosan sendiri didalam.." Ucap Rafa yg masih memeluk Kai.
Kai mengelus punggung Rafa yg bertambah kurus. Setelah itu Kai melepaskan pelukannya dan membawa Rafa masuk kedalam lagi. Rafa hanya mengikuti saja begitu juga dengan yg lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISHLIST || Beomgyu ✔️
Fanfic"Bunda, Rafa sakit bunda... Bunda, boleh Rafa meminta sesuatu ke bunda untuk yg pertama dan terakhir?" Rintihan Rafa yg terdengar pilu oleh Reina. "Iya sayang, bunda ada disini.. Rafa,mau apa? Bilang aja ke bunda, hmm? " Ucap Reina menenangkan. "R...