Perasaan bersalah

208 28 0
                                    

Juna, Rafi dan Kai telah datang kembali kerumah sakit. Untuk kali ini Kai merasakan hatinya berat. Ia tak lama lagi akan berangkat ke kuala lumpur melanjutkan sekolahnya. Kai tahu Rafa pasti berat melepaskan nya namun ia tak bisa berbuat apa apa. Kai menghela nafas. Ia membulatkan tekadnya. "Baiklah, Kai.. Mari kita habiskan hari ini dengan tawa dan senyuman.. Akan ku hibur kak Rafa biar kak Rafa nggak sedih lagi dan cepat sembuh.." Tekadnya dalam hati.

Juna membuka pintu ruangan rafa pelan, baru ia membuka pintu itu sudah terpampang pemandangan yg membuat hatinya luka. Juna berjalan bergegas begitu juga rafi. Juna melihat rafa yg tertidur dengan bertengger nasal canulla di hidungnya serta selang infus di tangan kanannya. Dan surya yg tertidur di sebelah Rafa.

Kai juga ikut masuk, ia hanya mematung. Lagi hatinya kembali berdenyut sakit.

Juna membangunkan surya yg sedang tidur. "Surya.." Panggil juna.

Sedangkan rafi mengelus tangan Rafa. "Rafa, lu sakit lagi fa.." Ucapnya sedih. Tak terasa satu tetes air mata jatuh.

Surya bangun dari tidurnya. Matanya berat karena semalaman begadang. "Kak juna.." Panggil surya.

Surya langsung memeluk juna. Juna pun membalas pelukan surya. Setelah cukup tenang, juna menjauhkan dirinya. "Surya, Rafa collaps lagi ya? Kenapa bisa?" Tanya juna.

Surya terdiam sebentar lalu ia melirik ke dekat pintu. Disana ia melihat Kai yg memandangi wajah Rafa sedih. Ia bahkan menggigit bibirnya. Lalu surya kembali menoleh lagi ke juna. "Kak juna.. Rafa baik baik aja.. Kemaren dia hanya kelelahan berat aja.." Jawabnya sembari berkedip.

Juna yg paham maksud surya hanya tersenyum kecut. Lalu juna melihat ke Rafi yg termenung memandang wajah kembarannya. "Kak, Rafa bakal sembuh kan kak?" Tanya Rafi sembari sesegukan.

Juna menyentuh bahu Rafi yg disampingnya. Lalu membawa Rafi kepelukan nya. Rafi menangis di dada kakaknya. " Kak, katakan pada gua kalo Rafa bakal sembuh kan?"

Juna mengusap rambut perak Rafi yg baru di cat. "Rafi, kita harus tetap berharap atas kesembuhan Rafa.. Kamu yg sabar aja dulu.. Jangan sedih apalagi menangis seperti ini.. Nanti Rafa juga ikut sedih, hmm.." Ucap juna lembut.

Rafi mengangguk angguk. Ia melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. "Iya kak, Rafa pasti akan sehat.."

"Udahan ya.. Nanti rafa kebangun.." Ucap juna lagi.

Rafi mengangguk. Lalu Rafi beranjak menjauh dari juna. Dilihatnya kedua kakaknya melamun sembari menatap wajah Rafa. Rafi menghela nafas lelah kemudian ia beralih ke Kai yg masih berdiri di dekat pintu. Ia masih mematung dengan tangannya yg mengelupaskan sudut jarinya. Kai tampak syock dan ia menggigit bibirnya.

Rafi berjalan menghampiri kai. Rafi mengambil tangan Kai dan menghentikan kebiasaan yg baru Rafi ketahui. "Kai.." Panggil Rafi pelan.

Kai tersadar dari lamunannya. Ia menoleh ke kakaknya yg lebih pendek darinya itu. Air matanya yg semula tergenang kini telah terjatuh dengan sendirinya. "Kak,? Kak Rafa gimana?" Tanya Kai dengan suara yg bergetar.

"Adek kalo ingin tahu kesana aja.. Yuk.." Ajak rafi sembari menggandeng tangan kanan kai. Sekarang rafi dan Kai telah berdiri di samping kanan rafa. Surya dan juna yg berdiri disamping kiri rafa menatap kedua anaknya itu.

Kai menyentuh tangan kanan rafa yg terpasang selang infus. Kai mengusap usap punggung tangan rafa. Ia mencoba untuk tersenyum walau hatinya perih. "Kak!!?" Panggil Kai ke rafa yg masih tak sadarkan diri.

"Kak rafa, Kai udah datang pagi pagi loh.. Kai bangunnya juga gampang tadi biar nggak telat tapi sekarang kakak masih tidur.. Kakak kan janji buat nunggu Kai.. Kakak nggak nepatin janji kakak ke kai.." Ucap kai merengut.

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang