"Kanker jantung tuan"
"Apa?"
"Maaf, tapi hasil testnya mengatakan adanya kanker jantung, dan harus ada-"
Bugh
Tanpa diduga Jungkook memberikan bogeman mentah begitu saja ke dokter didepannya.
"Katakan sekali lagi omong kosongmu itu!"
Jungkook menatap marah kearah dokter yang tengah jatuh sambil dibantu beberapa suster untuk berdiri.
"Lakukan pengecekan ulang" Ujar Jungkook
"Sebelumnya kami sudah beberapa kali mengulang sebelum memberitahukan ke anda-"
"Kau–"
"Jika anda terus memberi keributan, saya akan panggilkan satpam" Dokter Nicholas datang menengahi keduanya.
"Panggilkan satpam dan akan ku tutup rumah sakit ini" ujar Jungkook merapikan jasnya dan memilih untuk pulang dari rumah sakit tersebut.
.
Jungkook memijit ujung hidungnya.
"Kanker Jantung tuan"
Jadi Lisa selama ini berbohong?, dia bilang dulu hanya mengalami kecelakaan mobil, ternyata selama ini dia pergi untuk berobat.
Jungkook memijit pelipisnya kini.
Foto dimeja kerjanya menarik perhatiannya.
Foto dirinya Seokjin dan Jisoo Noona.
Foto dimana dia naik kelas, dan Seokjin juga Jisoolah yang datang diacara orang tua.
Jungkook mengusap foto itu.
Lagi-lagi dia merasa dirinya sendirian.
Tak ada siapapun disisinya.Kilasan ingatan kembali teringat, saat dirinya tengah panik berada ditengah-tengah Seokjin dan Jisoo yang berdarah.
Mereka berdua tengah dibawa ke ruang UGD, keduanya masih sadar.
"H-hyung.. titip Taehyung.. Jungkook. Dan..dan jangan salahkan dirimu atas hal ini.."
Jungkook menatap kesebelah kirinya, dan menggelengkan kepala ke Seokjin. "Jangan bicara seperti itu hyung, kau satu-satunya yang kupunya"
"J-jungkook.."
"Kakak ipar.." Jungkook menatap kesebelah kanannya, menatap Jisoo yang tersenyum diambang kesadarannya.
"Kau.. ash.. tidak sendiri. Kau ingat Lisa sepupuku.., dia mencintaimu Jungkook. Jaga dia.. untukku. Dia.. sangat mencintaimu" ujar Jisoo sambil menggegam tangan Jungkook.
"Bisakah kalian jangan mengatakan hal seolah akan meninggalkanku"
Jisoo dan Seokjin hanya tersenyum dan saling berpandangan.
"Kami menyanyangimu Jungkook"
"Aaargh!" Jungkook menjatuhkan barang-barang dimeja kerjanya. Mengusak rambutnya frustasi.
"Kenapa?, kenapa orang yang kusayangi akan slalu berakhir pergi" Jungkook menaruh kepalanya diatas lipatan tangan.
Jungkook memiringkan kepalanya dan termenung
"Apa benar seperti kata eomma, aku...
pembawa kesialan?"
.
"Membiarkan Nayeon bersama Jungkook, mungkin bukan hal yang benar-benar tepat" Ujar Daniel sambil menaruh coklat panas didekat Yiren dan Pacar Daniel, Wendy.