suatu hari saat hujan deras yang membasahi tubuhnya, Jisung yang sedang berjalan tanpa melindungi tubuhnya hingga basah kuyup terkena air hujan.
kepalanya menunduk sedih karena akhir-akhir ini, ia terkena bully lagi oleh teman sekelasnya.
memang sejak pertama kali masuk ke sekolahnya, ia selalu menerima keadaan pahit baginya.
Ia selalu disakiti, diejek baik mental maupun fisik. Bahkan ia pernah hampir mati karena disiksa oleh temannya.
walaupun begitu, ia tidak pernah membalas dengan pukulan atau dendam, tetapi hanya tersenyum saat keadaannya mulai benar-benar parah.
"aah sakit" rintihnya.
luka memar diwajahnya cukup parah saat terkena air hujan, walaupun begitu ia tetap terlihat sabar dan diam saat dibully.
"aku harus cepat pulang, ibu pasti marah jika aku basah kuyup seperti ini"
saat diperjalanan ia tak sengaja menabrak lelaki ber-cardigan hitam dengan payung kuning yang menutupi tubuhnya.
"jalan pake mata dong!"
"m-maaf gak sengaja kak"
dengan muka tegangnya ia langsung membungkukan badannya 90 derajat dan meninggalkan lelaki itu.
ー
"ah sial, kenapa gw harus nurutin papa?"
lelaki cardigan hitam itu menggurutu kesal ditengah hujan deras di jalan sepi.
sebulan lalu, ia baru saja pindah dari Busan untuk mengikuti papanya bertugas di Namsan.
Ia tinggal sendiri bersama papanya, ia dari kecil sudah ditinggal pergi oleh ibunya.
kini ia tidak merasakan kebahagiaan seumur hidupnya, ia selalu dikekang dengan tahta keluarga dan pergaulan oleh anak-anak konglomerat seperti dirinya. Namun ia tetap saja tidak bisa merasakan kebebasan yang ia inginkan.
"papa udah gak ngertiin perasaanku! sekarang aku pengen hidup bebas kek gini"
ia selalu mengomel di dalam mobil saat sang sopir mengantarkannya pulang.
"kamu yang sabar ya dek, bukannya papamu itu gak ngertiin perasaanmu cuman papa pengen kamu hidup yang lebih baik buat keturunan papa kamu"
"papamu sampai khawatir sama dek Minho gegara adek belum pulang daritadi" lanjutnya.
Minho tak merespon perkataan sang sopir, ia hanya diam sambil memegang dadanya yang sakit menahan tangisannya.
"dek, kalo nangis keluarin aja daripada asma dek Minho kambuh lagi" kata sang sopir.
"enggak pak, Minho gak nangis" katanya sambil mengusap air mata di pipinya.
"oke sekarang dek Minho mandi, bibi udah masak sup buat adek" sang sopir langsung membuka pintu mobil dan mengiring Minho ke ruang dapur.
"pak, dek Minho tadi kenapa?" tanya bibi dapurnya.
"biasa, lagi meratapi nasibnya. Kasian liat dek Minho nangis di mobil tadi" kata sopir sambil membawa secangkir kopinya ke teras rumah.
"seandainya tuan Bangchan tak membunuh nyonya Mina saat dek Minho lahir, pasti nasibnya tak seburuk ini"
"makanya, aku jadi kasian sama dek Minho"
saat itu, Bangchan tidak mau dinikahkan oleh Mina karena orang tua memaksanya demi pertahanan warisan turun temurun.
saat Mina melahirkan Minho dalam keadaan kritis, Bangchan tega meracuninya dengan suntikan racun di infusnya yang membuat ia meninggal.
semua hak asuh dan kebutuhan Minho sekarang Bangchan sendiri yang mengurusnya.
karena itu ia membesarkan dan menyekolahkan Minho di sekolah elite di Namsan.
tetapi selera Minho tidak sesuai dengannya, ia hanya ingin sekolah sederhana dengan teman yang baik daripada sekolah elite tapi tak ada seorangpun yang mau berteman dengan Minho.
berbeda dengan Jisung, ia ingin diperlakukan adil untuknya.
mendapatkan pergaulan yang layak dan punya banyak teman itu yang ingin dia rasakan.
seumur hidupnya, ia selalu menjadi target pembully dan korban imbas oleh orang tuanya.
Tidak segan orang tua hanya memikirkan harta hingga anak sendiri pun tidak diurus sama sekali.
untung Jisung anak yang nurut dan mandiri sejak kecil, jadi mereka tidak repot mengurusinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EYE TO EYE || 「MINSUNG」
FanfictionHan Jisung yang tak sengaja menabrak seorang lelaki bernama Lee Minho ini menjadi padangan pertama saat bertemu. 🔞CHILDREN GO AWAY!🔞 homophobic? jauh jauh ae lu minsung shipper only bxb non baku #2 - 스트레이키즈 (31.03.2023) started: 06-11-22