『 08 』

86 11 0
                                    

Hari minggu dimana Jisung dan Minho berjalan kaki dari distrik dekat rumahnya.

Mereka akan menghabiskan waktu bersama untuk menikmati alam yang belum pernah ia rasakan.

"Kita mau kemana?" Tanya Minho.

"Ke taman, disana ada pagar gembok dan kita bakalan bikin wish disitu" jawab Jisung dengan nada bersemangat.

"heran padahal kemarin dia kena bully, besoknya ceria" batin Minho saat menatap Jisung dengan headphone ditelinganya.

(Now playing: Hello - Joy🎵)

Mereka langsung membuat 2 gembok berwarna biru, jangan lupa tulisan mungil yang merupakan wish mereka untuk masa depan yang akan datang.

Wish punya Jisung:

Kuharap aku akan tumbuh dewasa dan bisa melawan masa sulitku saat ini, dan aku ingin persahabatan kita bisa awet dengan Minho hehe~

Wish punya Minho:

Kuhanya ingin dia ada disisiku sampai kita lulus dan bisa menjalani kehidupan selanjutnya, dan kumohon jangan ada lagi seseorang yang ingin menyakiti orang aku sayangi setelah Ibuku dan Jisung...

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore dan mereka masih ingin melihat pemandangan yang belum pernah mereka rasakan seumur hidupnya.

"Minho sini! Ada sunset bagus loh" kata Jisung sembari menunjukkan matahari yang mulai pudar itu.

Mereka menikmati sunset yang begitu indah sambil bertagar di pagar besi. Mata jisung berbinar terkena cahaya sinar matahari dan tersenyum manis merekah di bibirnya.

Minho membalik arah ke Jisung seperti ingin memberikan isyarat untuk mengatakan sesuatu.

"Hmm?" Ia sadar saat ditatap lama oleh Minho dan mulai menatap balik.

"Thank you"

"For what?"

"Makasih udah ada didunia ini. Kalo gak ada kamu, aku udah kesepian disini"

"Ah justru aku yang makasih ke kamu, karena udah nemenin dan ngelindungin aku"

Jisung langsung menyambar badan Minho dan memeluknya erat. Menimbulkan rasa canggung dan nyaman, ia belum pernah memeluk siapapun seumur hidupnya.

"I love you"

DEG-

Apa yang barusan ia katakan? Jisung mengatakan itu untuk pertama kalinya.

"S-sung.. apa ini?"

"Bukankah itu yang dikatakan untuk menyukai seseorang? Aku dapat info itu di buku yang aku baca... apa aku salah mengatakannya?"

Minho terkekeh mendengarnya, ternyata ia sepolos itu. Namun ia masih bisa memakluminya.

"I love you too" Mengusap rahangnya dan mendongak kedepan mengecup sekilas di bibir Jisung, membuat telinganya memerah karena rasa canggung yang menjadi-jadi.

Sedangkan yang dibalas malah diam seribu kata, ia kebingungan dengan apa yang dilakukan Minho itu.

"Haha kau tak perlu canggung seperti itu, kita akan terbiasa seperti ini sampai kita lulus nanti" kata Minho sambil mengusak rambut cokalat hazelnya yang basah karena gugup.

"Umm makasih, kata-katamu seperti pangeran yang ada di novel romantis hehe"

"Jadi mulai sekarang kita bakalan sahabat selamanya! Aku bakalan jaga Minho sama seperti kamu jaga aku" lanjutnya.

Minho tersenyum dengan kata polosnya, membuat kadar lucunya meningkat lebih dan ia tidak akan melepaskan eratan tangannya.

"Kamu juga kalo kena bully jangan diem doang, cerita dong ke aku atau ke kak Changbin. Jangan gampang terpengaruh sama orang lain"

"Haha iya iya, aku cuman bakalan nurut sama kamu dan kak Changbin deh"

Gemas, Minho tak berhenti menatapi lelaki mirip tupai itu. Tak lupa pelukan hangat kembali menyatu dengan mantel yang mereka pakai.

Langit semakin gelap, mereka masih berada di tempat sama dengan hal baru yang belum mereka rasakan sebelumnya. Dinginnya angin di malam hari membuat sel bahagia mereka meningkat.

TBC.

EYE TO EYE || 「MINSUNG」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang