『 04 』

127 15 2
                                    

keesokan harinya, Jisung melihat bangku Minho yang tampak kosong dan hanya tasnya yang tertinggal. Dimana Minho?

rupanya Minho sedang ada di perpustakaan dengan membaca komik favoritenya.

"gila keren banget!"

Minho suka asik sendiri hingga para gadis yang berdiri disamping rak buku terlihat berkesan.

"ih ganteng banget sih, anak baru ya? fiks ini jodoh gw"

tak sedikit para gadis memotret Minho diam-diam, baru masuk sekolah Minho sudah sepopuler itu.

"MINHO!"

Jisung sepanik itu hingga teriakkannya terdengar sampai ke ruang perpustakaan.

seketika Minho berhenti membacanya karena kaget dengan teriakkan Jisung tadi.

"Jisung?..."

Minho langsung meletakkan buku komiknya dan berlari mencari Jisung.

"APA?!"

"enggak hehe, cuman panik aja kamu gak ada di kelas"

"kalo manggil yang sopan dong! jangan kek neriakin maling"

"iya iya hehe, tadi Minho ngapain?"

"gapapa cuman baca buku di perpustakaan"

"kenapa gak ngajak Jisung?! Jisung suka baca buku"

"mana saya tau, saya kan Minho"

Minho terkekeh merespon Jisung dengan muka datarnya, sekarang Jisung sama sekali tidak takut dengan wajah sang dominan.

"ih Minho gitu, males ah"

"jangan cengeng, di perpustakaan gak aman buat kamu. Tunggu sini aku aja yang ambil bukunya, kamu mau buku apa?" Minho mengusak surai coklat lembut Jisung karena gemas dengan ekspresi nya.

"buku sastra Jepang"

dengan cepat Minho pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku yang Jisung inginkan dan langsung pergi meninggalkan perpustakaan.

"nih" sambil menyodorkan buku tebalnya ke Jisung.

"cepet banget, tapi makasih ya"

"...Jisung?"

"hmm?"

"pulang sekolah aku mau ngomong sebentar boleh?"

"boleh? mau ngomong apa?"

"nanti aja aku kasih tau"

"oh baiklah"

sepertinya Minho ingin tau lebih dalam tentang Jisung, dari sejak menguntit Jisung dari belakang hingga memberanikan diri bertanya langsung kepadanya.

jam menunjukkan pukul 4 tepat, para murid berhamburan keluar meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah masing-masing. Kecuali Jisung yang duduk di tangga depan sekolah, memang ia sudah berjanji kepada Minho menunggunya untuk berbicara dengan Jisung.

"hari ini cuacanya cukup cerah ya" Minho yang terlebih dahulu datang dan berdiri disamping Jisung.

"Minho? mengapa kau membawaku kemari?"

"tak apa, aku hanya ingin berbincang denganmu sebentar saja"

"masalah apa?"

Minho langsung mengeluarkan liontin berkilau di saku celananya.

"ini punyamu?"

"hah? bagaimana bisa liotinku ada ditanganmu?"

"saat kau menabrakku pas hujan hari itu, aku menemukan liotin ini, kupikir ini milikmu"

"jadi kau pria yang bercardigan hitam dengan payung kuning itu?"

"iya, dan kau juga yang berlarian hingga bajumu basah kuyup kan?

"benar!"

"hah sudah kuduga"

mereka tertawa bersama, seperti mengingat masa lalunya saat pertama kali bertemu. Minho masih mengingatnya, Jisung yang basah kuyup dengan wajah memar di pipinya dan Cardigan Minho yang sedikit basah akibat tabrakan Jisung.

"oh iya, apa kau punya keluarga?"

"hah?"

"aku males ngulangin lagi"

"oh iya punya, bukan keluarga kandung"

"maksudnya? kau tak punya ayah dan ibu?"

"mari aku tunjukkan"

Jisung mengajak Minho pergi ke tempat yang ia sering kunjungi.

"wah tempat apa ini?" batinnya.

"selamat datang, Jisung kau pulang ternyata"

"eh pria itu..."

EYE TO EYE || 「MINSUNG」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang