『 09 』

74 8 0
                                    

.
.
.
.
.

"Good girl...yaudah see you nanti mama beliin kamu makan malam"

TAP-

"Nay, lo tadi dipanggil ama bos pas lu telponan" Kata Jeonghyeon teman kantor satu meja dengan Nayeon.

"Hah? Ngapain?"

"Gak tau, keknya suruh lo ke ruangan deh"

CKLEK-

"Sini" kata Bangchan yang sedang menatapi monitor di mejanya.

"Ada apa tuan?" Kata Nayeon sambil duduk tepat di depan Bangchan.

"Saya dapat info dari kantor cabang, ini ada berkas yang belum di cek sebagian. Nanti kamu tolong liat ya, saya keluar sebentar ada urusan"

"Kalo ada tamu atau kepentingan lainnya, tolong hubungi saya" lanjutnya.

"B-baik pak"

Tanpa lama Nayeon keluar dengan tangan gemetar sembari memegang harddisk berisikan berkas yang Bangchan berikan tadi.

"ANJIR YEON LU BARUSAN NGAPAIN..." batinnya.

"Tumben banget tegang gitu biasanya ceria abis ketemu bos, dapet surat peringatan? Wkwk" kata Jeongyeon.

"Enak aja kalo ngomong ye, udah hush sana jangan ganggu gw"

Jeongyeon membelakangi Nayeon dan langsung mengambil ponselnya.

"... harddisk?"

"Baiklah, terima kasih."

Jisung melamun menatapi langit di luar jendela kelas, sedangkan Minho seperti biasa bermain hp dengan kepala menunduk.

"Minho?"

"Hmm?"

"Aku keluar bentar ya"

"Hmm (iya)"

Kini hanya Minho sendiri dikelasnya, memang setelah jam pulang sekolah mereka masih ada di kelas dan baru pulang 2 jam setelah pagar.

Minho hanya duduk di bangkunya dengan hp yang masih melekat di tangan.

"Pulang yuk" kata Jisung sambil mengangkat ransel berisi buku pelajarannya.

"Hmm? Udah selesai?"

"Udah"

Sepanjang dijalan, mata Minho hanya menatap layar hp nya dengan tangan sebelah menggandeng Jisung. Tampaknya Minho sedang sibuk akhir-akhir ini.

"Awas liat jalan"

"..."

"MIN-"

TUNG

Suara renyah kepala Minho yang tidak menyadari ada tiang di depannya.

"Akhh aduhh" rintih Minho kesakitan sambil memegang kepalanya.

Jisung langsung mengusap kepala Minho perlahan dan mengompresnya dengan botol minum dingin yang ia beli di toko.

"Lagian udah dibilangin liat jalan, Untung gak benjol kepalanya haha" omel Jisung.

"Udah gausah aku gapapa, salahku sendiri gak mau dengerin kamu" kekeh Minho memegang tangan Jisung.

"Gapapa kalo ntar gegar otak gimana?"

"Jangan ngomong gitu wehh"

"KAN ITU FAKTA-" suara Jisung terendam dalam pelukan Minho.

Ia mengeratkan pelukannya hingga Jisung benar-benar terpendam di dadanya dan membuat kehabisan napas.

"Hush diem berisik tau, malu dilihatin orang"

"Lepasin woy!!" tangannya memukul agresif ke Minho dan melepaskan eratannya.

Melihat sang fajar mulai meredup, ia mempercepat jalannya sambil mendorong Jisung dari belakang hingga sampai depan pintu cafe.

"Cepet pulang keburu dicari kak Changbin loh" kata Minho.

"Iya, mau masuk dulu?" Tanya Jisung.

"Enggak gak usah, lagi ada urusan. Lain kali aja" kata Minho.

"Huh? Tumben sesibuk ini..."

PLUK-

Tangan Jisung mengakup pipi Minho dan menatapnya lembut "kamu lagi gak sakit kan?"

Telinganya memerah, ia merasa tak tahan dengan keimutan Jisung. Ia memasang muka tak peduli seakan tidak terjadi apa-apa.

"Udah aku gapapa, aku pulang dulu"

Dengan cepat ia langsung lari meninggalkan Jisung dengan seluruh wajah memerah dan handphone yang ada digenggamannya.

"Sial..." batinnya.

EYE TO EYE || 「MINSUNG」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang