✿Peony_Bunny✿Zhan menggeliat dari tidurnya. Perlahan mata beningnya terbuka. Kepalanya menoleh ke samping, tidak ada Yibo di sampingnya. Bahkan di kamar itu pun tidak tampak.
Saat Zhan mencoba bangkit, ia langsung meringis. Bagian bawahnya benar-benar terasa ngilu. Lain kali ia tidak akan mengatakan Yibo lemah lagi. Cukup kali ini saja seluruh tubuhnya dibuat sakit. Bahkan untuk menghitungnya saja Zhan merasa merinding.
Jam di dinding sudah menunjukkan jam tiga siang. Zhan langsung memilih ke kamar mandi. Membersihkan tubuhnya dari bekas yang masih menempel. Di lantai sudah tidak ada pakaian yang tercecer. Sepertinya Yibo langsung merapikannya.
Ia menghela nafas saat mengingat sudah dua kali ia mandi. Benar-benar merepotkan. Tapi memang kesalahannya. Ia yakin tidak ada laki-laki yang mau dikatakan lemah. Dengan rambut yang masih basah, Zhan mencari keberadaan Yibo.
Pemuda tampan itu sedang membaca koran di sofa. Lagi-lagi Zhan berdecak. Terkadang Zhan berpikir Yibo seperti pria tua. Di saat bisa ditemukan hanya dengan ponsel, tapi Yibo tetap membeli koran setiap harinya. Tapi Zhan tidak melarangnya. Hanya memilih tiduran beralaskan paha Yibo.
Yibo mengangkat sedikit tangannya saat Zhan tiduran di pahanya. Memberi ruang untuk Zhan merebahkan kepalanya.
"Gege, sudah lama bangunnya?" tanya Zhan.
"Dua jam yang lalu," jawab Yibo tanpa melepas pandangannya.
Zhan meraih sebelah tangan Yibo. Memainkan jarinya dan meletakkan di pipinya sendiri. Dengan iseng, Zhan mengarahkan jari Yibo ke mulutnya. Namun langsung ditarik oleh pemiliknya. Takut digigit lagi seperti beberapa hari yang lalu. Zhan hanya tertawa melihatnya. Ternyata Yibo masih mengingatnya.
"Ge ...."
"Hem." Yibo berdehem.
"Ge ...."
Yibo menurunkan pandangannya dari koran. Namun Zhan tidak meneruskan kalimatnya. Yibo menunduk dan mengecup dahi Zhan penuh sayang. Membuat Zhan tersenyum senang karena sejak awal ia memang ingin kecupan.
"Mau kemana Zhan?" tanya Yibo saat Zhan bangun dari tidurnya.
"Membuat makanan Ge! Sepertinya masih ada persediaan di kulkas!"
Tidak yakin dengan pekerjaan Zhan di dapur, Yibo meletakkan korannya. Mengikuti pemuda manis itu sampai ke dapur.
Seperti dugaannya, Zhan hanya mematung memandangi kulkas. Zhan sangat buruk dalam memasak. Selama menikah, Zhan hanya bisa memasakkan mi instan dan menggoreng telur.
"Ada daging, sosis dan telur tapi bagaimana memasaknya Ge?"
Yibo tersenyum maklum. Ia menyentuh ke dua bahu Zhan. Menyuruhnya duduk dan cukup memerhatikannya saja. Tidak perlu turun tangan. Karena justru membuat daging dan bahan lainnya yang ada terbuang percuma.
Zhan memilih untuk menurut. Ia duduk dengan menopang dagunya. Memperhatikan suaminya yang berkutat dengan peralatan dapur.
Zhan tersenyum memperhatikan wajah tampan itu. Dalam keadaan apa saja, Yibo tetap terlihat tampan. Apalagi saat beberapa jam yang lalu. Tatapan Yibo benar-benar sexy. Mengingatnya saja membuat wajah Zhan memerah.
Teman-temannya tidak salah kalau menyebut ia sangat beruntung bisa memiliki Yibo. Bahkan tidak jarang Zhan membanggakan diri sendiri yang bisa memenangkan hati Yibo. Karena dulu ia hanyalah bocah nakal yang tidak tahu cara mendapatkan Yibo yang menjadi incaran di mana-mana.
"Aku beruntung waktu itu memenangkan persaingan mendapatkan hati gege," Zhan tersenyum mengenang masa lalu.
Pemuda yang belum genap berusia dua puluh tahun itu beranjak dari tempatnya. Langsung meringis saat nyeri di pinggangnya kembali terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Professor My Husband
FanfictionProfesor muda dan tampan itu menarik banyak perhatian mahasiswa. Semua berebut ingin menjadi dekat dan mencari perhatian. Tapi Xiao Zhan justru terlihat tidak tertarik sama sekali. Bahkan sahabatnya heran dengan sikap Zhan yang tampak tidak peduli d...