Setelah menikah dengan Yibo, Zhan meyakini satu hal di dalam hidupnya. Bagaimanapun romantisnya sepasang kekasih di luar sana, namun tidak ada ikatan yang lebih kuat dari pernikahan. Karena pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan dalam satu rumah, tapi pernikahan menyatukan dua cinta dan dua jiwa yang berbeda dalam ikatan suci.
Menikah dengan Yibo adalah kebahagiaan dan kebanggaan dalam hidupnya. Zhan tidak akan ragu menyuarakan dengan lantang kalau Yibo adalah suami terbaik untuknya.
Zhan pernah diberi nasehat oleh ibunya. Pernikahan bukanlah perjalanan pariwisata. Pernikahan adalah perjalanan melewati lika-liku kehidupan bersama. Di usianya yang masih muda, Zhan tahu permasalahan dalam rumah tangga sudah pasti ada.
Namun hari ini adalah kejadian terburuk dalam hidupnya. Ujian pernikahan yang disebut sebagai proses pendewasaan hubungan, justru seperti mimpi terburuk dalam hidup Zhan.
Di atas ranjang itu, Yibo terbaring dan menutup mata. Selang infus terhubung ke tangan suami tampannya. Suaminya yang biasanya selalu mengenakan pakaian rapi, kini terbalut baju pasien dan lemah tak berdaya.
"Ge ...." Zhan menangis. Duduk di tepi ranjang dan menggenggam tangan Yibo. Terus memanggil agar suaminya terjaga dan membuka mata.
"Dokter, bagaimana ini? Kenapa suamiku belum bangun juga?"
"Tuan Yibo mengalami benturan di kepalanya. Jadi masih membutuhkan waktu agar Tuan Yibo bangun dari komanya. Nona Charlotte tenang saja, suami anda akan baik-baik saja."
"Huh!" Zhan langsung membulat horor. Terkejut saat seorang wanita berambut pirang menangis dan berbicara dengan dokter.
"Aku baru tahu wanita bule jago berbahasa China. Eh tunggu! Bukan itu masalahnya. Memangnya ada berapa Yibo?" Zhan mengedarkan kepalanya ke sekeliling ruangan dan hanya menemukan satu pasien di dalamnya.
"Kalau begitu hanya ada satu Yibo. Tapi yang ini suamiku." Zhan langsung berdiri dari duduknya. Mendekati dokter dan wanita bule bernama Charlotte.
"Maaf, Anda siapa?" tanya Zhan.
"Aku istri pasien," jawab Charlotte sembari menyeka air matanya.
"I-Istri?" Zhan membeo.
"Apa kau teman sekolah anakku?" Dan kali ini Zhan mengedipkan matanya bingung.
"Terima kasih sudah mengunjungi suamiku yang koma karena jatuh dari pohon rumah tetangga."
"Hah?" Mata Zhan kembali membulat dengan bibir terbuka. Terkejut saat tahu fakta Yibo terjatuh dari pohon.
"Suamiku dosen, kenapa memanjat pohon? Dan kenapa sampai jauh ke pohon tetangga?" batin Zhan.
Belum sembuh dari rasa terkejutnya, ia kembali dikejutkan saat Charlotte menangis dan berlari ke ranjang. Ia bisa melihat Yibo sudah membuka matanya.
"Suamiku akhirnya kau siuman."
Zhan membeku di tempatnya. Zhan tidak pernah mengingat Yibo meminta izin untuk poligami. Apalagi seorang wanita bule.
"Daddy ...." Pintu ruang inap untuk dibuka kasar. Dua pemuda dan dua wanita berlari menghampiri Yibo. Tampak menangis tersedu dan memeluk suaminya.
"Daddy jangan mati." Kali ini muncul dua bocah laki-laki. Ikut menangis dan bergantian memeluk Yibo.
"Jagoan Daddy sudah pulang sekolah rupanya," ucap Yibo.
Zhan langsung tersedak salivanya sendiri.
"Bagaimana kuliahmu, Nak?" tanya Yibo pada seorang wanita yang tampaknya lebih tua dari yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Professor My Husband
FanfictionProfesor muda dan tampan itu menarik banyak perhatian mahasiswa. Semua berebut ingin menjadi dekat dan mencari perhatian. Tapi Xiao Zhan justru terlihat tidak tertarik sama sekali. Bahkan sahabatnya heran dengan sikap Zhan yang tampak tidak peduli d...