ANNYEONG!!
-
-
-
-
-
-
-Wendy sudah sampai dengan nafas memburu dan di ikuti lisa di belakang nya.
"CEPAT SIAPKAN ALAT PERNAFASAN NYA BODOH." ucap wendy dengan panik.
Para perawat kalang kabut akibat suara wendy yang berteriak.
"Rosé heii dengar unnie, jangan pernah tutup mata mu eoh." ucap wendy dengan bergetar.
Sedangkan kim bersaudara termenung, mereka tidak tahu apa yang terjadi.
"Apa yang telah kalian lakukan pada rosé?, aku mohon jika kalian tidak suka dengan nya biarkan aku yang merawat dan mengurus nya dengan kasih sayang yang berlimpah." ucap wendy dengan mata berkaca-kaca.
"Sungguh dia tak tahu apapun dengan keadaan nya sekarang, tapi dengan tega nya kalian hampir menghilangkan nyawa nya." akhirnya air mata wendy jatuh juga.
"U-unnie kami tidak melakukan apapun sungguh." ucap jennie yang menangis.
"Apa kalian mengejutkan nya?." ucap wendy dengan serius.
"N-ne unnie, kami tidak sengaja membuka pintu dengan sedikit kasar tadi." kali ini lisa yang bersuara.
Jisoo sedari tadi hanya diam, dia menatap ke arah ranjang yang terdapat adik nya sedang terlelap akibat lelah.
'Jangan buat unnie takut lagi sayang.' ucap jisoo dalam hati.
Jisoo diam, dia sungguh merasa bersalah hampir saja dia kehilangan si bungsu akibat kecerobohan nya dan kedua adik nya yang lain.
"Jika kalian tidak bisa menjaga dan menyayangi nya lagi, maka aku dan para saudara ku yang lain akan me...." ucapan wendy terpotong oleh jisoo.
"Jangan.pernah.unnie.membawanya." ucap jisoo penuh penekanan, bukan nya jisoo tidak menghormati sang unnie, tapi dia hanya takut sang adik di bawa oleh im bersaudara.
"Apapun yang terjadi chaeng tetap lah adik ku." ucap lisa dengan dingin.
Akhirnya lisa bersuara setelah hanya diam sedari tadi.
"Jika kalian tidak berubah aku berjanji akan membawanya, dan aku tak pernah main-main dengan ucapan ku ini kim." ucap wendy datar.
Kim bersaudara membeku, mereka tahu darah keluarga im tidak pernah asal ucap, jika darah kim keras kepala maka darah im tidak pernah asal bicara.
Kim bersaudara tahu, karena mereka juga memiliki darah im, mereka perpaduan yang sangat kuat.
"Huh." helaan nafas jennie terdengar, refleks yang ada di ruangan itu melihat ke arah jennie.
"Unnie tenang saja, aku akan selalu ada di sisi princess ku apapun yang terjadi." ucap jennie dengan lirih.
"Sungguh unnie princess adalah nyawa ku, dia hidup ku jika kau membawa nya, aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan ku." lanjut jennie dengan sedikit terisak.
Jisoo dan lisa hanya diam sambil memandangi sang adik yang terlelap, terpaksa alat yang baru di lepas itu harus di pasang lagi akibat kecerobohan mereka.
'Kau memang bodoh jisoo, kau hampir membunuh adik mu sendiri, kau hampir menjadi pembunuh.' batin jisoo dengan lirih.
'Andwe sayang, sungguh unnie sangat sayang dengan mu, unnie mohon jangan menutup mata mu terlalu lama.' lirih lisa.
"Ingat baik-baik perkataan ku." ucap wendy dengan datar.
Setelah mengatakan itu wendy langsung pergi dari ruangan rosé, sungguh wendy sangat muak dengan kim bersaudara.
ANNYEONG GUYS AKU KEMBALI, SEMOGA KALIAN MASIH MENUNGGU CERITA KU INI YAAA🎉
-200 VOTE KITA LANJUT GUYS
SEE U DI NEXT CHAPTER 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhé Unnié
Ficción histórica"Sungguh aku sangat muak dengan semua drama yang kau buat ini, bisakah kau musnah dari hadapan ku? atau lebih baik lagi jika kau musnah dari dunia ini."- Jisoo "Apakah kalian tidak ingin memberikan nya kesempatan?, bagaimana pun dia juga saudara kit...