You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁Izana itu galak di luar
Aku berangkat ke rumah sakit bersama izana. Dia malah ngotot ingin mengantarkan aku kesana padahal aku tidak sakit apapun hanya sekedar check up biasa. Aku sering melakukan hal ini saat di manila dulu.
Tiba di rumah sakit yang sudah direkomendasikan oleh salah satu anak buahku. Aku masuk bersama izana yang memegang bagian belakang kemeja yang kupakai. Aku sampai tidak percaya izana itu pemimpin tenjiku yang terkenal tirani. Dia bersamaku malah seperti anak kecil yang tidak mau jauh dariku sama sekali.
"Niichan nanti disuntik dong?" Tanya Izana.
"Iya untuk diambil sampel darahnya." Ucapku.
"Iza tutup mata ya saat niichan disuntik." Ucap Izana.
Aku mengelus surai rambut izana. Aku akan menarik tangan izana untuk berada di sampingku tapi izana tidak mau. Aku membiarkan izana memegang bagian belakang kemejaku.
Aku dan izana menunggu sebentar di ruangan tunggu. Tak lama namaku dipanggil oleh dokter. Dokter tersenyum padaku, dan dibalas senyuman olehku berbeda dengan izana yang menampilkan wajah datar.
"Kita bisa lakukan berbagai macam tes dulu izuna-san."
Aku mengganggukkan kepalaku dan mulai mengikuti setiap prosedur untuk check up. Izana melihat saja dan aku membisikkan kepada dokter untuk mengecek kondisi izana juga.
"Iza diperiksa juga ya." Ucapku.
"Tidak." Tolak Izana.
"Niichan belikan burger ekstra daging ditambah apapun keinginanmu niichan kabulkan. Asal iza mau check up." Bisikku ke telinga izana.
Izana mengganggukkan kepalanya. Pemeriksaan kami berdua membutuhkan waktu sedikit lama akhirnya keluar juga hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada gangguan sama sekali dari kesehatan kami berdua.
Aku mengendarai motor milik izana. Izana sepertinya marah karena suntikan itu sangat sakit sekali. Aku hanya diam saja tidak mau membuat mood izana semakin memburuk.
Tiba di apartemen ada kakucho menunggu disana. Izana turun lalu berlari masuk untuk berganti baju dan izana pamit untuk ke markas bersama kakucho. Aku hanya mengelus surai rambut izana membiarkan dia pergi.
Aku melihat mereka cukup jauh jadi aku mengikuti mereka. Di markas kudengar banyak keributan bahkan izana membentak semua bawahan dia.
"Ck kalian bodoh!" Kesal Izana.
"Aku hanya menyuruh kalian melakukan hal sepele tidak berhasil!" Kesal Izana.
"Benar-benar tidak berguna kalian!" Kesal Izana.
Aku hanya menyaksikan izana menghajar habis-habisan anak buahnya yang gagal dalam melaksanakan perintah dia. Aku memutuskan pulang saja menunggu kepulangan izana ke apartemen.
Sekitar jam sembilan malam aku mendengar suara pintu diketuk ternyata itu izana. Ternyata haitani bersaudara yang mengantar izana pulang ke rumah.
"Terimakasih sudah mengantarkan adikku." Ucapku.
"Sama-sama." Ucap Ran.
"Oi ran ayo kita pulang!" Ajak Rindou.
"Ya." Ucap Ran.
Mereka pergi dan aku masuk ke dalam kamar. Izana belum mengganti bajunya sama sekali. Aku mengelus rambut izana membuat dia melihatku.
"Niichan sakit!" Rengek Izana.
"Sakit yang mana hm?" Tanyaku.
"Itu tangan iza yang ditusuk jarum!" Rengek Izana.
"Ganti baju ya. Niichan kompres agar membaik." Ucapku.
"Hm." Ucap Izana.
Adikku imut sekali. Aku sampai harus menahan diriku untuk tidak merantai dia. Dia kembaranku tapi wajah dia tidak menunjukkan kedewasaan walaupun saat bersama bawahannya terlihat jiwa pemimpinnya.
Aku mengambil kompres dan melihat izana belum mengganti bajunya sama sekali. Izana merenggut lucu dan aku membuka seragam tenjiku izana lalu kaos hitam yang dia pakai juga. Aku mengompres tangan izana yang disuntik tadi siang membiarkan izana tiduran di pahaku. Aku mendengar suara dengkuran halus ternyata izana tertidur.
"Di luar seperti singa di depan kakakmu seperti kucing manja." Ucapku.
Aku menggendong izana lalu mengambil baju milik izana. Aku memeriksa tubuh izana ternyata ada beberapa luka goresan. Aku menurunkan tubuh izana ke kasur tapi izana malah memeluk tubuhku sangat erat.
"Niichan hanya mengambil plester saja." Ucapku.
"Tidak boleh." Gumam Izana.
Aku menurut dan hanya memakaikan baju untuk izana. Nanti aku akan mengobati izana kalau dia sudah terlelap tidur.
Izana sudah terlelap tidur dan aku melepaskan pelukan izana secara perlahan-lahan. Aku mengambil kotak P3K untuk mengobati goresan di tubuh izana.
Aku mengobati goresan di beberapa tubuh izana. Aku memakai plester bergambar lucu menutup goresan yang ku obati barusan. Pasti nanti izana akan marah padaku saat melihat plester tersebut.
Aku kembali melanjutkan tidur. Aku tidur di kamarku karena kebetulan apartemen izana terdiri dari tiga kamar.
Pagi harinya aku merasakan nafasku tertahan ternyata itu ulah izana yang menahan hidungku. Izana marah padaku dan aku hanya terkekeh geli.
"Niichan aku ini pemimpin tenjiku yang terkenal sadis dan kejam. Masa pakai plester imut sih!" Protes Izana.
"Itu hanya untuk menutup bekas goresan lukamu saja." Ucapku.
"Ini cuma karena pertarungan saja kok. Aku terbiasa membiarkan itu sembuh sendiri tanpa diobati!" Pekik Izana.
"Iza dengar mulai saat ini apabila kamu terluka katakan pada niichan. Apabila ada yang menyakitimu maka niichan akan membalasnya lebih parah." Ucapku.
"Serius?" Tanya Izana.
(butuh karung)
"Iza kamu imut deh. Jangan ke markas ya hari ini." Ucapku.
"Iza itu kejam bukan imut!" Protes Izana.
"Hehehe iya." Tawaku.
Izana cemberut akan hal tersebut dan dia pergi dari kamarku bahkan membantingkan pintu kamarku sangat keras.
🍁Dan seperti kucing di depan izuna
Hanafuda Twins
~ 23 Februari 2023 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Kurokawa Izana Twins (oc male reader)
ContoTIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA My story doesn't exist on wattpad's other websites Ceritaku hanya ada...