13. Punishment

202 27 0
                                    

15+

Sudah seminggu sejak kejadian Inumaki diculik oleh [Name] di apartemen nya.

Apakah Inumaki stress?
Tentu saja jawabannya iya.

Apa [Name] bersikap yang tidak-tidak dan membuat Inumaki stress?.
Bukan itu alasannya tetapi karena Inumaki bukan tipikal orang yang suka berlama lama di satu tempat.

Dia juga pengen kesana kesini, tapi [Name] selalu menyuruh nya duduk manis saja atau tidak, rebahan.

Awalnya sih enak-enak aja, tapi kalau udah seminggu yah nggak juga.

"[Name], bisa-kah aku keluar se-bentar saja"
Pinta Inumaki dengan nada memelas, ia sungguh ingin keluar dari apartemen ini sekarang juga, rasa nya udah nggak betah.

"Nggak sayang, kamu nggak boleh keluar"
Walau nada bicara [Name] terkesan lembut, tapi dalam hati nya emosi nya udah berkecamuk.

karena Inumaki sudah memohon dengan pernyataan yang sama sampai berpuluh puluh kali dan itu membuat [Name] emosi nya terpancing sedikit demi sedikit, tapi [Name] masih bisa menahannya dengan sebisa mungkin.

"Aku bosan di apartemen terus, sesekali keluar gitu!"
Inumaki sedikit memberanikan diri untuk menaikan nada suara nya.

Yang membuat...

"Aku udah sabar loh!"
"Kalau kamu mau kasar, ayo sini ikut aku!"
Dengan kasar [Name] menarik tangan Inumaki, mereka langsung menuju ke kamar.

Sesampainya di kamar, Inumaki didorong kasar oleh [Name] sampai terbaring kasar di kasur.

[Name] langsung mengambil sesuatu dari laci, sesuatu tersebut ialah lilin yang sudah dinyalakan oleh [Name] sebelumnya.

Inumaki yang melihat itu hanya bisa meneguk ludahnya kasar, ia tahu apa yang akan dilakukan oleh [Name] itu.

"Berbalik"
Perintah [Name], dijawab dengan gelengan kasar oleh Inumaki.

"Berbalik!"
Karena nada ucapan [Name] naik, Inumaki pun tengkurap sesuai dengan perintah [Name].

[Name] pun langsung melancarkan aksi nya.
"Aghh..."
D*sahan kecil dari Inumaki pun terdengar saat [Name] mulai meneteskan lilin yang cair ke punggung Inumaki.

"Kamu tadi minta apa sama aku"
Ucap [Name] dibarengi dengan tetesan lilin yang terjatuh ke punggung Inumaki.

"A-ku ma-u kelu-ar, akhh.."
Sungguh rasanya sangat sakit, panas dari lilin itu melepuh kan kulit Inumaki.

"Aku jawab nya apa tadi"

"Eng-gak bo-leh"
Saat Inumaki mengucap kata itu, [Name] pun menghentikan aksi nya tadi.

"Berbalik lah"
Inumaki pun berbalik, terlihat wajah nya sudah sangat memerah seperti ingin menangis, ia memang mau menangis sih.

"Kalau mau sesuatu jangan kayak gitu lagi yah"

"I-ya"

"Good boy"
Ucap [Name] sambil mengusap dan mencium sekilas bibir Inumaki.









































































TBC.

Love or; Inumaki TogeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang