17. Flashback

117 20 0
                                    

Mari kita kilas balik sebentar, sebelum kedatangan [Name].

Saat ini Inumaki tengah mencoba untuk kabur untuk kesekian kalinya.

Memang nggak ada kapok nya anak yang satu ini.
Walau sudah dihukum oleh [Name] beberapa kali, tapi tekad Inumaki buat kabur tak pudar.

"Gimana pun juga aku harus kabur dari sini, sebelum [Name] datang"
Ucap nya sambil mencari jalan keluar untuk kabur.

Kalau kabur lewat pintu depan, pasti akan ketahuan.
Kenapa?, Karena Inumaki sudah pernah mencoba cara tersebut.

Kalau lewat jendela apartemen, nggak mungkin. Karena kamar apartemen [Name] berada dilantai 5, mana mungkin Inumaki turun lewat jendela.

Inumaki tidak segila itu untuk terjun dari lantai 5 sampai kelantai dasar, ia tidak mau mati dulu, masih ada beberapa hal yang ia ingin kan yang belum pernah ia coba.

Sambil terus berpikir, dan...
Tidak ada ide satupun yang terlintas di otak nya.

"Ahh, bagaimana ini!"
"Gimana cara nya kabur dari sini coba!"
Dari tadi Inumaki hanya mondar mandir sambil memikirkan ide untuk kabur.

Sampai setengah jam pun berlalu tapi tak ada satupun ide yang terlintas di otak nya.

"Pupus sudah harapan ku"
Ucap nya lirih.
Sambil terduduk lemas dilantai.

Tapi secara tiba-tiba, ada sebuah ide yang terlintas di otak nya.
"Aku harus menelpon polisi!"
Inumaki pun segera beranjak dari duduknya dan langsung mencari ponselnya.

"Dimana yah?"
Sudut demi sudut, tapi ia tak juga melihat ponsel miliknya.

"Aduh, kemarin [Name] nyimpan nya dimana sih?"
"Apa kucari dikolong kasur aja, mungkin ada disitu?"
Inumaki pun langsung tiarap untuk melihat-lihat apa yang ada dibawah kolong kasur tersebut.

Dan yahh, Inumaki tidak melihat terlalu jelas, karena kolong kasur nya cukup gelap.

Karena tidak terlihat terlalu jelas, Inumaki pun memutuskan untuk masuk kedalam kolong kasur tersebut.

Tapi tanpa diduga, ia mendengar suara pintu apartemen yang dibuka.
'gawat!'

"Inumaki~~"
Terdengar suara panggilan yang memanggil nama Inumaki, dan itu membuat Inumaki panik tapi sebisa mungkin ia tak mencoba untuk panik.

"Inumaki?"
"Inumaki Toge?"
Panggil [Name], tapi tak dijawab oleh Inumaki, karena takut.

"Inumaki, kamu mencoba kabur lagi yah?"
Ucapan dari [Name] itu tepat sasaran, dan itu membuat Inumaki semakin panik dan takut.

"INUMAKI!"
Teriakan dari [Name] membuat Inumaki secara tanpa sengaja menutup mulutnya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah tempat Inumaki berada.

Inumaki pun langsung memejamkan matanya, pura-pura tertidur.

Supaya tak dicurigai oleh [Name].
Tapi sepertinya pasti akan dicurigai juga, apalagi orang itu [Name].

"Astaga, sayang!"
Inumaki merasa tubuhnya ditarik, lalu digendong ala bridal style.

'wo-w, [Na-me] kuat!'
Batin Inumaki kaget, karena [Name] yang mampu mengangkat tubuh nya.

"Kenapa bisa sampai kebawah ranjang coba?"
Tanya [Name] kepada dirinya sendiri sambil meletakan Inumaki ke kasur.

"Sayang"
Panggil [Name] sembari menepuk halus pipi Inumaki, tetapi cara tersebut tetap tidak membangunkan Inumaki yang pura-pura tertidur itu.

'tahan-tahan'

[Name] pun mencoba cara yang lain, seperti menyipratkan air ke wajah Inumaki, tapi gagal.

Memanggil nya tepat ditelinga Inumaki, tetap gagal.

'tahan sedikit lagi'

Lalu cara terakhirnya adalah, menampar p*ntat kekasihnya itu dengan sedikit kencang.

Plakk

Suara dari tamparan itu terdengar kencang, walau [Name] hanya menamparnya sedikit kencang.

"Akkh"
Jerit Inumaki sakit, yang akhirnya bangun dari 'tidur' nya.

Dan akhirnya cara ini berhasil.
"Aduh..."
Rintih Inumaki pelan sambil mengelus elus p*ntat nya yang baru saja dipukul oleh [Name].

'sakit'
Batin Inumaki kesakitan.
Jujur saja ini sakit sekali, walau [Name] pasti akan menganggap nya itu tak akan sakit, karena [Name] hanya menamparnya tidak terlalu kencang.

"A-da apa?"
Tanya Inumaki gugup, saat melihat [Name] yang sepertinya sudah siap mengintrogasi nya.

"Kenapa kamu tidur dibawah ranjang tadi?"
Nah, benarkan.

"Anu..."
"Aku tadi cari jepitan rambut yang kamu belikan kemarin"

'bodoh alasan macam apa itu!'

"Oh gitu, terus kenapa sampai ketiduran?"

"Kare-na disitu dingin ja-di aku ketiduran, hehe"
Ucap Inumaki sambil terkekeh kecil.

'semoga saja [Name] nggak curiga'

"Oh, gitu toh"
"Yaudah kalau gitu, lain kali jangan sampai ketiduran disitu lagi"
Peringat [Name] yang hanya dijawab anggukan oleh Inumaki.

'[Name] kok bisa tahu aku dikolong kasur'
Batin Inumaki bertanya-tanya.

'tapi bisa aja sih'
'eh sebentar...'
Batin Inumaki sambil melihat kearah pergelangan tangan nya.

"aku baru ingat, bodoh!"
"bahwa [Name] memasang pelacak pada ku"
Gumam nya, ia baru ingat bahwa [Name] memasang pelacak yang berbentuk seperti gelang kepada nya.

Dan gelang itu hanya bisa dilepas menggunakaan kunci, yang disimpan oleh [Name] entah dimana, hanya tuhan dan [Name] yang tahu.

'pupus sudah harapan ku buat kabur'





























































































































TBC.
Haloo👀

Love or; Inumaki TogeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang