24. Change?

59 8 0
                                    

Beberapa hari kemudian.
Sifat [Name] memang benar-benar berubah total.

Seperti orang baru untuk Inumaki.
Sifat [Name] yang dulu ia kenal kembali lagi.

Atau ini hanya kamuflase saja?.

"Toge, aku akan pulang terlambat hari ini"
"Kau dirumah saja yah, ku usahakan pulang secepatnya"
"Ingat, jangan pergi kemana-mana"
Setelah itu pintu pun tertutup rapat.

Inumaki yang melihat itu hanya terdiam termangu duduk di kursi ruang tamu.

Pikiran nya saat ini hanya tertuju ke arah sifat [Name] yang berubah 180°.

Apakah ini semua keajaiban, atau ini semua hanya sesaat sebelum [Name] benar-benar menghabisi nya.

[Name] kan memang begitu, dibawa nya mangsanya terhanyut dalam kelembutan dan dijatuhkan se keras-kerasnya.

Licik?, memang.

Tapi begitulah yang dipikiran Inumaki, pola pikir [Name] pasti begitu.
Mana mungkin juga kan modelan kayak [Name] berubah secepat itu.

Psikopat banget sifatnya!.

"Aku akan mati dengan cara apa yah ditangan dia?"
"Atau aku..."
"Kenapa aku bisa terjebak seperti ini coba!..."
Pada saat itu juga air mata Inumaki lolos begitu saja.

Menangis.
Ya, itulah yang Inumaki lakukan.

Keadaan nya saat ini campur aduk.
Inumaki sangat dipermainkan oleh psikopat itu a.k.a [Name].

Kenapa Inumaki bisa luluh dengan [Name], kenapa dulu [Name] selembut itu?.

Kenapa dia mengincar Inumaki?.
Apa yang Inumaki perbuat di masa lalu nya hingga mendapatkan nasib sial seperti ini.

Segala macam pikiran negatif berkecamuk di batin Inumaki.
Pikiran Inumaki tidak bisa berpikiran positif lagi, dia sudah lelah berpikir positif terhadap [Name].

Dia hanya berharap bisa merasakan kasih sayang orang satu kali saja, selain orang tua nya.

Eh?, malah jadi begini.
Kesialan yang sungguh luar biasa menimpa nya ini membuat nya lelah.

Setelah lama menangis Inumaki pun tertidur pulas di atas kursi tamu itu.

Mata sembab menghiasi wajah tampannya.
Kedua pipinya juga masih basah akibat air mata yang mengalir deras tadi.

Gimana nggak sembab!?, dia saja hampir menangis selama setengah jam lebih!.

Tak lama pintu pun terbuka memperlihatkan [Name] yang keadaan nya bisa dibilang tak baik-baik saja.

Kondisi [Name] saat ini adalah kedua tangan nya berlumuran darah, ditambah kepalanya terlihat berdarah.

Untuk kali ini baju [Name] aman dari darah, paling yang terkena di ujung pergelangan tangan nya saja.

"Toge, tolong ambilkan--"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, [Name] terdiam melihat Inumaki yang tertidur pulas di kursi ruang tamu sana.

Melihat itu sontak [Name] menghampiri Inumaki, dan mengangkat nya ala bridal style.

Alhasil baju Inumaki terkena darah dari tangan [Name] yang belum membersihkan darah tersebut.

Tapi mau bagaimana lagi, sudah terlanjur.
Alhasil [Name] membawa Inumaki masuk ke dalam kamar mereka.

"Mata nya sembab?"
Tanya [Name] melihat kedua mata Inumaki sembab.

"Pasti karena aku. Ya, karena siapa lagi coba, kan?"
"Hahaha, [Name] bodoh.."
Jawab [Name] sendiri, sambil diselingi tawa dari dirinya sendiri.

"Seharusnya aku tidak membawa nya kedalam masalah seperti ini"
"ARRGGH!!, sialan!"
Kesal [Name] dan melampiaskan kekesalannya kepada tembok kamar tersebut.

Yang membuat retakan kecil disana.
Malang sekali tembok apartemen ini, kena terus pukulan dari [Name].

"Padahal hari ini seharusnya si bajingan itu udah mati!, tapi dia malah kabur"
"Hahaha, pengecut sialan!"
Lagi-lagi [Name] memukul tembok kamar apartemen ditempat yang sama tadi itu sampai terlihat jelas retakan nya.

"Lihat saja, bajingan itu akan habis di tangan ini"
"Sebelum itu aku membersihkan ini semua"
[Name] pun keluar dari kamar, dan menuju ke kamar mandi.

Untung nya kali ini Inumaki benar-benar tidur.
Bahkan pukulan keras dari [Name] tak mempan membangunkan nya.

Faktor dari menangis mungkin membuat tubuh nya lebih relaks daripada sebelum-sebelumnya mungkin.

TBC.
Hello gess🤸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love or; Inumaki TogeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang