22. Revealed?

72 15 0
                                    

Inumaki pun berjalan memasuki kamar apartemen milik [Name].

Ketika memasuki kamar apartemen milik [Name], Inumaki melihat dengan jelas raut frustasi milik [Name].

"Inumaki!"
Panggil [Name] sambil berjalan mendekati Inumaki yang baru saja memasuki kamar apartemen itu.

Dengan cepat [Name] membawa Inumaki kedalam pelukan nya, tubuh [Name] bergetar dan Isak tangis pun mulai terdengar.

"Kau tak apa apa kan?"
Tanya [Name] di sela Isak tangis nya.

Inumaki yang bingung akan situasi ini, ditambah pertanyaan dari [Name] itu maksudnya nya apa, jadi Inumaki hanya mengangguk an kepalanya saja untuk jawaban dari pertanyaan dari [Name].

"Syukurlah, aku sangat menghawatirkan mu kau tahu!"
Ucap [Name] sambil melepaskan pelukannya.

Sungguh ini sebenarnya ada apa.
Mungkin itulah pertanyaan dalam hati Inumaki.

"[Name], kau tidak apa-apa kan?"
Tanya Inumaki balik.

"Aku?, Aku gapapa kok"
"Kamu kemana saja, aku takut kau diculik"

Lah, kok.
Maksudnya, siapa yang mau culik Inumaki selain [Name].

"Kamu udah makan?, kita makan dulu yah"
Tanpa mendapatkan persetujuan dari Inumaki [Name] langsung saja menarik Inumaki untuk menuju ke meja makan.

"Kamu duduk disini, aku mau nyiapin makanan nya dulu"
[Name] langsung melenggang pergi untuk memasak.

Sedangkan Inumaki masih kebingungan, apa yang baru saja terjadi.

Perubahan sikap [Name] itu sangat janggal menurut Inumaki.

Tadi pagi [Name] bersikap sangat cuek bahkan bisa dibilang [Name] benar-benar diam seribu kata.
Sedangkan sekarang, dia terlihat lebih ceria tapi sikap ceria nya itu seperti dibuat-buat untuk menutupi sikap yang ada di dalam dirinya.

Awalnya Inumaki ragu untuk mengatakan ini, tapi ia harus tahu apa sebenarnya terjadi.

"[Name]"
Panggil Inumaki sambil mendekati [Name] yang sedang berkutat dengan alat dapur.

"Iya, kenapa?"
Sahut [Name] tanpa mengalihkan perhatian nya dari acara masak-memasak nya.

"Sebenarnya..."
"Kamu ada masalah apa?"
Pertanyaan dari Inumaki itu langsung menghentikan aktivitas [Name] yang sedari tadi sedang memotong sayuran.

"Ga ada masalah apa-apa kok"
Jawab [Name] yang langsung melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, yaitu memotong sayuran.

"[Name], ku mohon"
"Kau ada apa dengan Gojo--"
Belum selesai mengucapkan ucapannya, [Name] terlebih dahulu memotong ucapannya sambil menodongkan pisau yang digunakan nya untuk memotong sayuran ke wajah Inumaki.

Inumaki yang mendapatkan perlakuan tersebut langsung membeku, ia sama sekali tak bisa menggerakkan anggota tubuh nya atau sekedar membuka mulutnya saja.

Hawa di ruangan tersebut langsung berubah drastis menjadi dingin dan mengintimidasi.

"Sekali lagi kau menyebut nama orang itu, kau akan ku bunuh sekarang juga"
Ucap [Name] penuh tekanan di setiap katanya.

Inumaki yang mendengar ucapan itu hanya bisa menganggukkan kaku kepalanya, ini benar-benar mengerikan.

"Kalau gitu kamu duduk kembali disana yah, sayang"
Inumaki pun langsung saja menuruti perintah [Name] itu, ia tak mau dihukum oleh [Name] yang sedang berada dalam mood seperti itu.

Inumaki tak akan mengatakan sepatah kata pun kalau misalnya [Name] belum berbicara terlebih dahulu.

20 menit pun berlalu, akhirnya [Name] sudah selesai dengan acara memasak masaknya, dan kini ia sedang menghidangkan nya di meja makan.

"Tadaa!"
"Inumaki kau makan dulu saja yah aku mau ke kamar mandi sebentar"
Ucap [Name] pergi meninggalkan Inumaki yang masih tetap seribu kata.

Tiba-tiba saja, terdengar suara dering di ponsel [Name] yang terletak di atas meja makan.

Entah kenapa itu ponsel selalu dibawa oleh [Name], mau ia berada di kamar mandi sekali pun.

Tapi ini?.
[Name] malah meninggalkan nya begitu saja.

Karena memang sifat penasaran dari Inumaki besar, jadi ia melirik dari tempat duduknya ke arah ponsel yang terus-menerus berbunyi itu.

Jarak antar ponsel itu, dan Inumaki duduk tak terlalu jauh, jadi Inumaki masih bisa melihat nya, walau tak terlalu jelas.

Dan tanpa di duga ponsel yang terus-menerus berdering itu dikarenakan chat dari...

Gojo.

Inumaki tidak terlalu melihat dengan jelas chat dari Gojo itu tetapi...

"Kau tahukan apa yang akan terjadi kalau orang itu terus terusan bersama mu"
"Kau akan mati"
Hanya isi chat itulah yang terlihat jelas di pandangan Inumaki.

Maksud dari isi chat itu apa-apaan coba.
Terlebih lagi ada kata Mati.

Itu sungguh mengerikan, ini membuat Inumaki semakin bingung saja.

"Kau sudah mengetahuinya yah, sayang"
Bisik seseorang dari arah belakang Inumaki.

Inumaki yang sadar itu siapa hanya bisa meneguk saliva nya kasar.

'oh tuhan, sepertinya aku akan mati hari ini juga'

TBC
Bentar lagi book ini akan end, mungkin sekitar 5 chapter/lebih.

Terimakasih yang sudah membaca sampai book ini sampai chapter ke-22 nya.

Love or; Inumaki TogeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang