❁Daisy 00.40❁

10.4K 716 35
                                    

Tekan bintang nya dulu ya
★★

H a p p y R e a d i n g


Dua mobil hitam berhenti didepan halaman Mension diikuti beberapa Bodyguard dan Maid yang berdatangan menyambut kedua pria yang ada di dalam mobil tersebut.

Sepatu berpentopel juga jas formal berwarna hitam benar-benar terlihat kotras ditubuh tegap kedua pria yang mulai membuka pintu mobilnya itu.

Seketika aura kepemimpinan diwajah tegas mereka membuat para Maid dan Bodyguard tertunduk dalam.

"Dimana istriku?" suara tegas dan dalam Aster menyoroti mereka dengan tajam.

"N-nona baru saja pulang dari rumah sakit Tu-"

Belum sempat Maid itu selesai berbicara mereka berdua sudah lari kedalam dengan wajah khawatir.

"Cinta Tuan Aster dan Aaron benar-benar besar pada Nona Daisy," takjub salah satu Maid dengan kepala menggeleng.

"Tentu saja karena Nona Daisy itu baik! Siapa yang tidak menyukainya bahkan jika aku kaya aku juga bisa menjadi yang ketiga untuknya," jawab satu bodyguard dengan wajah mencibir.

"Heh! Kau mau Tuan Aster dan Aaron dengar? Mereka bisa menghabisimu jika berucap seperti itu lagi!" hardik pria lain yang langsung membuat bodyguard itu menutup mulutnya dengan tangan.

Brak!

Pintu mewah berdaun dua itu didobrak secara paksa oleh keduanya.

"AISY!!! AISY KAU DIMANA SAYANG?!" panggil Aster kalut begitupun dengan Aaron.

"Cek dapur!" usul Aaron segera berlari menuju dapur dengan jas yang sudah ia lempar pada salah satu Maid hingga hanya menyisakan kemeja putih yang mencetak tubuh kekarnya saja.

Bukan apa-apa, mereka kini tau kebiasaan istrinya yang benar-benar gemar memasak, bahkan Daisy menyuruh para Maid untuk tidak ikut campur soal urusan kedua suaminya.

"DAI-"

Mereka menarik nafas lega begitu melihat wujud istrinya yang tengah menyeduh secangkir teh didekat kitchen.

Keduanya melangkah lebar mendekati perempuan yang masih tak menyadari kedatangan keduanya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keduanya melangkah lebar mendekati perempuan yang masih tak menyadari kedatangan keduanya saat ini.

"Astaga!" kaget Daisy begitu merasakan lilitan tangan diperut besarnya. "Aster, Aaron kalian mengagetkanku!"

Keduanya tak menjawab dan malah asik menumpukan dagu dikedua bahu Sang istri dengan tangan menelus perutnya.

Daisy tersenyum lembut.
"Apa kerjaan kalian selesai? Tumben pulang cepat hari ini? Ada gerangan apa?"

"Kami merindukanmu Honey... Tidak ada alasan lain lagi," Aaron mengendus leher wangi Daisy hingga membuat wanita itu kegelian.

"Kami tidak akan meninggalkanmu sendirian lagi," timpal Aster mengelus perut istrinya.

DAISY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang