❁Daisy 00.02 ❁

38.7K 4.1K 117
                                    

Udah Follow akun amo? Kalo belum follow dulu yaaa (ㅅ˙³˙)♡

(Yang di Mulmed itu Aster♡)

H a p p y R e a d i n g



Daisy Pov.

Aku berkutat dengan pena dan buku didepanku saat ini, beruntung aku segera pergi setelah mengeloni bayi besar itu.

"Yang harus kulakukan sekarang adalah memperbaiki sikap Daisy terhadap Aster, setelah itu memutuskan hubungan dengan Aaron dan memilih hidup bahagia bersama Aster hingga aku bisa kembali ke dunia asliku."

Aku mengetuk-ngetuk pena didaguku sambil membaca deretan kata yang telah kususun untuk memperbaiki semuanya selama disini.

"Oke saatnya tidur dan menikmati keberuntungan ini! Kau harus semangat Daysi Efalina! Yo kau pasti bisa!" tawaku terhenti saat menatap pantulan wajah Daisy dicermin lemari yang besar. "Kau cantik sekali, tapi sayang hatimu sangat busuk."

Kutatap wajah cantiknya itu, sedetik kemudian kusipitkan mataku saat melihat bayangan Daisy dicermin tengah menatap kearahku kosong, ini benar-benar menatapku lurus!

Ku kucek mataku berkali-kali saat Daisy membuka mulutnya seperti tengah mengeja sebuah kata yang tak bisa kupahami.
"Heh, berhentilah berhalusinasi Daisy!"

Tiba-tiba saja bulu kuduk ku berdiri, ini mengerikan syalan, apalagi dikamar ini hanya ada aku sendiri.

Dengan cepat aku melompat keatas kasur lalu membuntel seluruh tubuhku dengan selimut.

Jangan dipikirkan Daysi, anggap itu hanyalah halusinasi mu saja...

Aster Pov.

Perlahan kubuka kelopak mataku, rasanya ini adalah tidur ternyenyak yang pernah kurasakan.

Tanganku meraba ke sisi kasur dan tidak mendapati gadis itu lagi disini, aku hanya tersenyum miris.

"Ternyata hanya mimpi, memangnya apa yang kuharapkan darinya? Perhatian? Cinta? Tidak mungkin! Bahkan pernah kudengar dia menyesal menikahi laki-laki cacat sepertiku."

Meski sering mendengar makian itu aku tidak akan menyerah sebelum dia sendiri yang mengatakannya langsung, jadi yang kulakukan hanya diam dan berharap Daisy akan membalas semua perasaanku atau setidaknya sedikit saja.

Daripada terus merenung lebih baik aku pergi untuk mencuci muka terlebih dahulu.

Ku ambil kursi roda yang entah kapan sudah berada disisi ranjang dan bergegas mendorongnya menuju kamar mandi.

ketika melihat pantulan diriku didepan cermin aku sedikit tertegun saat melihat balutan kapas yang ditimpa plaster disebelah dahiku yang berdarah.

"A-apa ini sungguhan?" senyumku mengembang saat membayangkan kemungkinan-kemungkinan itu namun sedetik kemudian senyum itu luntur. "Tidak mungkin."

Setelah menuntaskan semuanya aku segera beranjak keluar dari dalam kamar hendak menuju meja makan.

"Selamat pagi Tuan, mari saya antar," ucap salah satu Maid dengan ramah, aku hanya mengangguk pelan.

Dia mendorong kursi roda yang ku duduki menuju lift, ketika sampai dibawah ku lihat meja makan sudah penuh dengan beraneka ragam masakan.

DAISY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang