❁Daisy 00.17❁

18.7K 2.1K 80
                                    

Tekan bintang nya dulu☆☆☆

(Yang di Mulmed itu Athar.)

(Typo bertebaran!)

H a p p y R e a d i n g




"Lo gak pernah kotor dan lo bukan cewe kotor seperti kata lo itu."

Deg...

Daisy refleks mendonggak melihat seorang pria asing yang tersenyum lembut sambil memegang payung untuk mencegah air hujan membasahi tubuh perempuan itu.

Ia berdiri dengan cepat.
"K-kau siapa?" lirih gadis itu dengan tatapan waspada.

"Aku? Entahlah akupun tidak tau diriku siapa," jawabnya sambil mengedikan bahu acuh. "Begini saja, daripada kau terus menangis seperti gelandangan disisi jalan seperti ini lebih baik ikut denganku memasuki Lestoran itu, bagaimana?"

Daisy meringsut mundur saat pria itu hendak menarik lengannya, entahlah tapi rasa takut mulai menyelimuti tubuhnya saat ini begitu melihat wajah yang terlihat baik itu.

"A-aku tidak bisa, aku tidak membawa uang sepeserpun jadi tinggalkan saja aku seperti mereka," pria tersebut menatap kepala yang tertunduk itu dengan lekat.

Daisy tersentak saat sebuah jaket hangat melingkar ditubuhnya, Ia hendak melepaskan kembali jaket pria itu namun tangannya berhenti diudara saat pria itu melarangnya.

"Jangan melepaskannya, kau bisa kedinginan disini jadi ikutlah. Aku akan mentraktir mu."

Wajah sembab itu mendonggak untuk menatap wajah pria tersebut namun tiba-tiba pandangannya perlahan memburam dengan rasa pusing yang mulai menyelimuti kepalanya.

Tubuh Daisy tiba-tiba limbung, untung saja pria tersebut dengan cepat menahan tubuhnya, payung yang ia pakai juga sudah terlempar kesamping hingga tubuh keduanya sama-sama terguyur hujan.

Pria dengan ciri khas wajah Asean itu menepuk-nepuk pipi Daisy.

"H-hei, bangunlah apa kau pingsan? Ck, perempuan benar-benar menyusahkan," decaknya kemudian mengangkat tubuh Daisy dan membawanya masuk kedalam mobil yang sengaja ia tapikan didekat lestoran sisi jalan.

✧༺❁❁❁༻✧

"Sshhh..."

Aster meringis pelan begitu rasa sakit menghujam kepalanya, matanya mengerjap meneliti langit-langit kamar, tapi... Ini bukan kamarnya bersama Daisy.

Ia dengan cepat merubah posisinya menjadi terduduk diatas kasur.

"Aisy, Aisy kau dimana?!" panggil Aster namun tak ada sautan apapun disekitarnya. "Aisy kau-Akhh!"

Aster meremat rambutnya begitu bayang-bayang tadi malam berputar dipikiran pria itu.

"Asal kau tau, wanita yang kau sebut kotor ini begitu tulus mencintaimu Aster. Karena aku bukanlah perempuan tempramental itu lagi saat pertama kali tubuhku memelukmu."

Setelah sadar pria itu langsung mematung dengan manik mata bergetar, jiwanya terasa hilang separuh setelah menyadari apa yang ia lakukan pada istrinya.

"G-gak... Gak mungkin, ini gak mungkin! AKU TIDAK MUNGKIN MENGUSIRNYA!!! DAISY TIDAK AKAN MENINGGALKAN KU!!!" Aster menggeleng ribut sambil melempar bantal dan guling disekitarnya. "Daisy masih disini, iya. dia tidak mungkin pergi, dia pasti sedang memasak di dapur seperti biasa."

Pria itu berusaha bangkit dari atas kasurnya menuju pintu kamar, ia memaksa kakinya untuk terus berdiri walaupun rasa pusing akibat alkohol terus menghantam kepalanya.

DAISY (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang