Jujur atau Kelar

359 5 0
                                    

Kini Dahyun bingung apa yang harus dia lakukan. Apa dia akan mengungkapkan perasaan sukanya terhadap gurunya atau tidak.

Dahyun diam sejenak untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia mengecup lembut kepala gurunya.

Irene sedikit terkejut atas perlakuan hangat muridnya padanya. Irene mendongak menatap mata Dahyun tetapi dia tidak melepaskan pelukannya pada muridnya.

Dahyun yang baru sadar dengan perlakuan yang dia berikan pada gurunya lantas melepaskan pelukannya pada Irene.

Dahyun berjalan mundur memberi jarak antara dia dengan gurunya. Dia menunduk tak berani menatap mata gurunya.

"Maaf. Saya tidak bermaksud melakukan hal itu."

Irene melangkah mendekati Dahyun. "It's okay boy. Kamu enggak salah. Ya udah kalau gitu saya pergi dulu. Kamu jangan pulang larut malam. Besok kamu masih sekolah dan jangan berangkat terlambat boy." Irene mengelus pundak Dahyun dan meninggalkan Dahyun sendirian di depan pintu toilet. Dahyun masih tidak mengerti dengan gurunya.

Kenapa dia tidak marah saat dahyun mencium kepalanya?

•>•>•>

"Sayang... Kita pulang sekarang yuk." Ajak Irene pada suaminya dengan menarik pergelangan tangan suaminya.

"Bentar dulu napa. Ini makanannya juga belum selesai bunny." Suaminya menarik tangan Irene agar kembali duduk. Tetapi Irene justru mengabaikan suaminya dan meninggalkannya begitu saja.

Saat suaminya mau mengejarnya, tiba - tiba terhenti karena namanya dipanggil seseorang.

"Seul!"

Ya pria yang dimaksud Dahyun adalah seulgi, suami Irene atau gurunya sendiri.

Seulgi menghadap ke sumber suara dan disana ada seorang wanita yang melambaikan tangannya.

"Sunmi?" Seulgi memastikan apakah wanita itu Sunmi atau bukan.

"Ya. Gue Sunmi. Apa kabar sayang? Udah lama kita gak ketemu dan membuatku semakin rindu pada mu Seul." Sunmi duduk di samping Seulgi dan mengelus paha Seulgi.

"Maaf Sunmi gue gak bisa lama - lama berduaan sama lu. Ada hati yang harus ku jaga. Cintaku padamu sekarang tidak seperti cintaku padamu saat dulu." Ucap seulgi yang menyingkirkan tangan Sunmi dari atas pahanya.

"Jika dulu gue cinta tulus sama lu tapi sekarang cintaku hanya untuk sebatas teman. Sorry. Gue pergi dulu." Seulgi bangkit dari duduknya meninggalkan Sunmi di sana seorang diri.

.
.

"Gue gak akan biarin lu bahagia sama Irene Seul. Lu ninggalin gue saat gue koma karena ulahmu sendiri. Lu tega mengkhianati cintaku demi wanita yang bahkan gak cinta sama sekali pada lu Seul." Sunmi bergumam saat Seulgi semakin menjauh dari pandangannya.

"BAJINGAN LU SEUL!!!" Sunmi menggebrak meja meluapkan semua kekesalannya pada Seulgi.

Setelah itu,Sunmi menghubungi salah satu orang suruhannya.

"Halo. Bisa gak jemput saya di restoran biasa?"

"Bisa Bu. Tunggu sebentar saya akan segera sampai dalam waktu 5 menit saja." Jawab orang ditelepon.

"Bagus." Ucap Sunmi dengan smirknya. Dan mengakhiri sambungan teleponnya.

Tak menunggu waktu lama, orang suruhan Sunmi sudah tiba di parkiran restoran sesuai dengan janjinya tadi.

"Apa kamu sudah mencari informasi tentang Seulgi seperti apa yang saya minta?" Tanya Sunmi saat memasuki mobil dan duduk disamping kemudi.

"Sudah Bu. Ini semua informasi Seulgi yang ibu minta. Ada beberapa kelemahan Seulgi dalam flashdisk itu." Orang suruhan Sunmi memberikan flashdisk nya pada bosnya.

"Good boy. Sekarang kamu antarkan saya pulang ke apartemen dan tolong kamu bikin papan reklame agar Irene tau sifat busuk suaminya." Suruh Sunmi pada orang suruhannya.

"Baik Bu. Saya akan melakukan apapun yang ibu minta."

Sepanjang perjalanan menuju apartemen nya, Sunmi terus menunjukkan senyum devilnya.

•>•>•>

Dahyun termenung di dalam kamarnya. Dia tidak habis pikir dengan perlakuannya pada Irene tadi. Dahyun terus berdoa agar gurunya itu tidak memarahinya dan membencinya karena sikap kurang ajarnya.

"Ya Tuhan. Kenapa gue tadi cium kening Bu Irene sih? Gue berharap kalau Bu Irene gak akan benci gue sih." Dahyun menendang - nendang angin dan berguling - guling diatas kasurnya dengan sesekali mengacak - acak rambutnya.

"Wait. Gue kan dikasih black card dari Dady. Jadi gue bisa beli sekolahan dan bisa seenaknya gue atur mereka." Dahyun bangkit dari kasur dan menuju sofa kamarnya untuk mengambil black card didalam dompetnya.

Dahyun mengambil hpnya dan menghubungi seseorang.

"Halo ada apa tuan muda?" Tanya seseorang dari balik sambungan teleponnya.

"Saya mau kasih kerjaan kamu."

"Maaf kerjaan apa ya tuan."

"Sekarang juga kamu ke sekolahan saya dan temui pemilik sekolahan tersebut." Pinta Dahyun pada orang di seberang.

"Untuk apa tuan?"

"Udah gak usah banyak tanya! Sekarang turuti keinginan saya atau kamu akan saya laporkan Dady saya." Dahyun sedikit menaikkan nada bicaranya karena merasa kesal.

"Baik tuan."

Dahyun langsung mematikan sambungannya teleponnya secara sepihak. Dan melempar hpnya ke arah kasur.

"Gue gak cuman menjadi donatur di sekolah gue. Tapi gue juga akan menjadi pemilik sekolah itu."







[7-11-2022]

IG: salsabilafahrunnisa1







BERSAMBUNG . . .




My Teacher My First Love || DahreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang