Bulan Gosong 🌚

772 11 2
                                    

Irene melepaskan ciumannya dan menetralkan nafasnya sebelum berucap pada Dahyun.

"Kamu harus saya beri hukuman Yoo Dahyun." Irene menatap mata Dahyun tajam membuat Dahyun bergidik ngeri.

"Maaf tapi salah saya apa ya Bu? Bukannya jika seorang murid sedang berada di luar lingkungan sekolah maka murid itu bebas mau ngapain aja. Tapi kenapa Bu Irene hendak menghukum saya?" Tanya Dahyun.

"Maka dari itu. Kamu melakukan kesalahan dan saya harus menghukum kamu. Dan tadi kamu bilang kalau di luar lingkungan sekolah, semua murid bebas ngapain aja kan?" Tanya Irene balik.

Dahyun mengangguk dan Irene menunjukkan smirknya pada Dahyun. Dahyun mengerutkan keningnya tak paham dengan maksud smirk gurunya itu.

"Saya akan menghukum kamu dengan pelajaran IPA di dalam mobil ini. Mobil ini akan menjadi saksi cinta antara guru dan muridnya sendiri. Dan menjadi saksi seberapa kuat kamu dalam bermain dan belajar IPA di atas ranjang." Ucap Irene yang semakin lama memajukan wajahnya mendekati wajah Dahyun.

Irene menarik tengkuk Dahyun agar lebih dekat dengannya,

CUP!

Satu kecupan singkat Irene berikan untuk memulai sesi pelajaran IPA yang dia maksud. Irene menempelkan bibirnya lagi lebih lama dan memberikan lumatan - lumatan kecil dibibir Dahyun. Dahyun membalas lumatan gurunya dan tangan kanannya menarik pinggang Irene agar lebih dalam ciuman mereka.

Irene bergerak mendekati Dahyun dan kini posisinya telah berada di atas pangkuan Dahyun dengan ciuman yang tidak lepas dari bibir Dahyun. Ciuman semakin lama semakin ganas dan dirasa itu bukan lagi lumatan biasa, melainkan lumatan penuh gairah antara guru dan murid itu.

Tangan kiri Dahyun dan tangan kanan Irene menurunkan sandaran kursi mobil secara bersamaan sehingga posisi Dahyun menjadi terlentang dan posisi Irene masih tetap berada diatas tubuh Dahyun.

Irene menggerak - gerakkan pinggulnya maju mundur berniat menggoda Dahyun. Irene sedikit tersentak saat merasakan ada sesuatu yang menonjol dan mengeras dibawah sana. Dahyun mendorong tubuh Irene untuk menghentikan ciuman mereka. Mereka berdua tidak menyia - nyiakan waktu itu dan mereka berusaha mengambil nafas sebanyak - banyaknya.

"Bu... Ah ibu mah bikin adek saya bangun." Dahyun sedikit merajuk karena adiknya telah terbangun dari tidurnya akibat ulah gurunya sendiri.

"Hehe maaf. Tadi niatnya saya mau memulai sesi pembelajaran tapi gak taunya adek kamu baperan, jadi deh sekarang bangun." Ucap Irene dengan cengiran tanpa dosanya.

"Sekarang Bu Irene turun dulu." Pinta Dahyun pada Irene.

"Loh? Kenapa?" Tanya Irene heran.

"Ya saya mau tidurin adek saya dulu lah Bu. Saya mau tenangin adek saya dulu sebelum kita kembali ke sekolah. Gak enak kalau orang - orang lihat adik saya bangun bersamaan dengan kita yang habis pergi bersama. Nanti orang - orang berpikiran yang enggak - enggak tentang kita." Jelas Dahyun.

"Gak usah main sediri Dahyun."

"Maksud ibu?" Tanya Dahyun setelah mendengan penuturan gurunya.

"Main sama saya. Karena saya yang bikin adik kamu bangun, jadi saya harus tanggung jawab untuk menenangkan adik kamu itu." Irene terus menggerakkan pinggulnya dan mengelus rahang Dahyun lembut.

Dahyun melotot mendengar penuturan gurunya padanya. Dia gak salah dengarkan?

Irene akan menenangkan adiknya?

Irene menundukkan wajahnya dan mendorong dada Dahyun untuk kembali berbaring di kursi pengemudi itu. Irene menyatukan bibirnya dengan Dahyun dan kembali melumat bibir tipis muridnya dengan penuh nafsu.

Dahyun memegang pinggang Irene agar Irene tidak menggerak - gerakkan pinggulnya dan menggesek juniornya dibawah sana.

Tangan kiri Irene mengambil tangan kanan Dahyun dan mengarahkan tangan itu ke dadanya. Irene meremas payudaranya dengan tangan Dahyun sebagai lemeknya.

Irene melepaskan lumatannya.

"Ahhh... Yes boy. Bagus gerakkan tanganmu diatas dua gundukan empuk ini Dahyun." Pinta Irene dengan desahan kenikmatannya.

Dahyun hanya bisa mengikuti permintaan gurunya dengan pasrah dan hati yang senang tanpa penolakan. Dahyun mengarahkan tangan satunya ke payudara gurunya dan meremasnya dengan kedua tangannya.

Irene menatap langit - langit atap mobil menikmati remasan tangan Dahyun pada dadanya. Tak lupa Irene mendesah membuat Dahyun semakin horny. Irene membuka 2 kancing kemejanya dan terlihat 2 gundukan empuk menonjol di dadanya.

Dahyun membantu Irene melepaskan kemeja yang dikenakan gurunya dengan gerakan cepat. Setelah kemeja yang dikenakan Irene terbuka dan dilemparkan Dahyun ke kursi belakang. Irene membuka kaitan bra-nya dan melempsrnya juga ke kursi belakang.

Kini Irene setengah telanjang dan Dahyun yang melihat 2 gundukan gurunya lantas menelan ludahnya kasar dan Dahyun merasa sedikit sesak nafas melihatnya.

"Kok kamu gak adil sih Dahyun." Rengek Irene.

"Gak adil gimana Bu?" Tanya Dahyun yang matanya masih fokus pada 2 gundukan yang tergantung didepan matanya.

"Ya itu masa saya udah buka baju terus kamu belum sama sekali." Irene mengerucutkan bibirnya yang membuat Dahyun gemas dan langsung mencium bibirnya singkat.

"Iya saya akan buka baju saya. Tapi tolong bantu saya yah." Dahyun menaik turunkan alisnya dan Irene langsung mengangguk semangat.

"Yes. Saya akan bantu kamu buka seragam sekolah mu ini." Irene langsung membuka satu persatu kancing seragam yang dipakai Dahyun tanpa menunggu perintah dari sang empu.

Dahyun membuka seragam sekolahnya dan melemparnya ke kursi belakang agar tidak mengganggu mereka saat main nanti.

Setelah dirasa mereka sama - sama setengah telanjang. Irene langsung membuka resleting celana Dahyun dan menurunkan celana dalam yang dipakai muridnya. Irene mengambil junior Dahyun dan mengeluarkannya dari sangkarnya.

Irene turun dari atas tubuh Dahyun agar bisa melihat junior Dahyun dengan puas. Irene langsung memasukkan junior itu kedalam mulutnya.

"Oh shit! Kenapa mulut Bu Irene panas sekali." Dahyun memejamkan matanya menikmati permainan lidah Irene di juniornya.

"Tolong kalau kita lagi diluar lingkungan sekolah tolong panggil saya nama saja, jangan pakai embel - embel ibu." Ucap Irene dengan tangan kanan yang masih memegang junior Dahyun.

"Hehe maaf sayang."  Dahyun menunjukkan deretan giginya dan mengelus rambut Irene penuh kasih sayang.

"Aku jadi malu kamu panggil sayang." Wajah Irene memerah karena panggilan Dahyun padanya tadi.

"Gak usah malu sayang, kamu aja pegang dan mainin junior aku aja gak ada malu - malunya kok." Dahyun menaik turunkan kedua alisnya menggoda Irene.


















Udah tak suruh run malah gak mau sekarang masuk kedalam permainan gurumu kan.

Kandani ngeyel sih.








[24-Nov-2022]

IG: salsabilafahrunnisa1













BERSAMBUNG . . .





My Teacher My First Love || DahreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang