mature🚫
Dia seperti iblis. Tidak memiliki hati atau pun perasaan. Ego-nya serta harga dirinya lebih tinggi dari siapapun. Semua orang harus menunduk padanya. Menjinakkan semua wanita adalah salah satu keahlihannya dari banyaknya.
Wanita itu terus m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Jungkook masuk ke dalam ruangan kerja kakeknya diikuti oleh Jihyo dan kedua temannya. Di ruangan kakeknya sudah ada Taehyung yang duduk dengan kakeknya di sofa yang berada di ruang tengah.
"Kakek..." Panggil Jungkook yang membuat kakek Jeon dan Taehyung mengangkat kepalanya menatap Jungkook.
"Oh, kau sudah pulang? Bagaimana hasilnya?"
"Hasilnya, tetap tidak memuaskanku. Jepang biasa saja."
"Kau ini! Kau merepotkanku dan Jihyo, tahu?"
"Tidak. Dan kakek, berhentilah memperkerjakan Jihyo. Dia calon istriku sekarang."
"Tuan?"
"Calon istri?" tanya orang-orang yang baru mendengar ucapan Jungkook. Mereka memelototi Jungkook.
"Kau!" Kakek Jeon langsung melompat dari sofa dan menerjang Jungkook dan mencengkram kerah kemejanya.
Jungkook menghempaskan tangan kakek Jeon di kerah kemejanya dan mendelik kesal. "Bukan. Dia yang melamarku dan aku menjawab, ya!"
Kakek Jeon mencengkram kerah kemeja Jungkook kembali. "Kau berani berbohong? Mana mungkin cucu-mantuku mau denganmu."
"Memangnya kenapa? Dia yang terpesona denganku dan kekayaanku, bukannya itu suatu kewajaran? Kakek, cucumu ini sangat tampan dan tak ada yang bisa mengalahkan ketampanannya."
"Kakek Jeon, cucumu tidak serius dengan ucapannya." Ujar Jihyo pada kakek Jeon.
Jungkook menatap Jihyo kesal. "Aku serius! Kenapa kau menyangkalnya? Kau tidak menyangka jika aku menerima lamaranmu? Kau menyangka ini mimpi?"
Jihyo menarik nafas panjang dan menegapkan berdirinya untuk menghadap Jungkook. "Tuan, ucapanku tadi hanyalah sebuah pengalihan dan larangan secara tidak langsung agar kau tidak menyentuhku sembarangan."
"Meyentuhmu sembarangan?" tanya kakek Jeon pada Jihyo.
"Kau tidak melarangku. Kau berkata aku harus menikahimu jika ingin menidurimu. Dan aku melakukan yang kau minta." Balas Jungkook.
"Meniduri??" pekik semua orang di sana kecuali Jihyo.
Jihyo menelan ludahnya dengan susah payah. Pipinya merona malu. Yasudahlah. Sudah tertangkap basah dan Jihyo tak dapat menyembunyikannya lagi. Dia menatap Jungkook setelah mengatur nafasnya yang menderu gugup. "Ya, aku memang berkata begitu. Namun aku tidak melamarmu. Aku tidak ingin menikah dengan orang semacammu." ujar Jihyo tegas.
Semua orang memukau atas keberanian Jihyo.
"Kau tidak memegang ucapanmu!"
"Ucapan memang tidak dapat dipegang, Tuan. Ucapan tidak memiliki wujud."