Part 14

1.1K 115 66
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Jihyo menunggu hingga mie instan dalam cup mie yang dia beli terisi penuh dengan air hangat yang disediakan oleh supermarket di sana. Setelah terisi penuh, Jihyo pergi ke luar dan duduk di bangku yang disediakan oleh supermarket tersebut. Jalannya agak terpincang dan dengan plester di keningnya membuat Jihyo terlihat mengenaskan. Jihyo juga hanya menggunakan hotpans dan kaos yang dibaluti oleh sweater. Dan yang paling membuat Jihyo mengenaskan, dia sendirian di malam yang dingin itu.

"Kodok!"

"Eh kodoh kodok! Mana kodok?" Jihyo berteriak panik dan melompat lompat di tempat duduknya.

Suara tawa kerdengar menggema kemudian. Matanya yang melotot karena kaget luar biasa langsung melihat Yugyeom yang tertawa kencang setelah mengagetkannya.

Jihyo memelototi Yugyeom. "Sialan! Apa kalian empat semua memang tidak ada yang waras? Kenapa kalian semua gila saat ada di depanku?"

Yugyeom mengabaikan dan duduk tenang di depan Jihyo sambil masih tertawa. "Kau lucu sekali, Jihyo."

Jihyo mendelik. Dia kemudian beralih menaburkan bumbu pada mie cup instannya. "Kau makan mie instan di tempat kumuh ini? Apa Jungkook mencampakkanmu?"

"Haha... lucu sekali." Yugyeom kembali tertawa. "Maaf maaf. Aku hanya bercanda." Ujarnya. "Serius, sedang apa kau di sini malam malam begini? Tidak takut Jungkook mengamuk?"

"Kenapa dia harus mengamuk?" tanya Jihyo sambil mengaduk mienya.

"Ya karena dia marah."

"Dan kenapa dia harus marah?"

"Karena dia sedang dalam mood yang tidak baik."

"Kenapa mood-nya harus tidak baik?"

"Karena kami bertengkar kemarin? Ya, pokoknya begitulah. Kau cerewet sekali."

Jihyo mendengus dan mulai memakan mienya setelah sebelumnya meniup mienya terlebih dahulu. "Kalian bubar?"

Yugyeom menggeleng. "Tidak. Kami hanya kehilangan anggota saja. Mau bergabung dengan kami?"

"Kudoakan kalian bubar."

"Kau baik sekali mau mendoakan kami."

Jihyo tertawa kecil. "Dan apa tadi ucapanmu? Menjadi anggota kalian? Apa aku terlihat seperti iblis bagi kalian?"

"Tidak. Kau bidadari."

"Itu benar."

Yugyeom tertawa. "Makan mie-mu. Nanti mengembang."

Jihyo menganggukkan kepalanya dan kembali memasukkan mie ke dalam mulutnya. "Oh ya. Sedang apa kau di sini?"

"Menemuimu. Aku rindu padamu."

Jihyo mendelik jengah. Ia memperlihatkan tangannya yang tersemat cincin. "Tolong jangan merindukanku. Dan lihat cincin ini."

Yugyeom tertawa. Dia mengambil tangan Jihyo dan berpura-pura memperhatikan cincinnya. "Wow bagus sekali. Apa ini imitasi?" Ujarnya sambil tersenyum miring pada Jihyo.

Ma Boss Is A Devil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang