Part 15

1.2K 118 49
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Jungkook membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Hal yang pertama dilihat olehnya adalah dada besar Jihyo yang berada di hadapannya. Jungkook menyeringai senang. Ia meremas dada Jihyo dengan kencang.

"Aw..." desis Jihyo yang sudah terbangun dari tadi dan sedang memainkan ponselnya sambil menyandar di kepala ranjang.

"Jungkook, Jangan mesum sekarang! Kita masih berada di rumah sakit."

Jungkook mendongak dan tersenyum senang saat mendapati wajah Jihyo yang menatap kesal padanya. "Pagi, sayang." Sapanya.

Jihyo menghela nafas panjang dan mendelik. Dia kembali memainkan ponselnya. "Pagi juga, sayang."

Jantung Jungkook terasa meledak mendengar balasan dari Jihyo yang juga menggunakan embel-embel sama seperti Jungkook.

Jungkook segera menggeser tubuhnya ke atas dan memeluk Jihyo erat sambil mengecupi rambut Jihyo. "Siapa yang kau panggil sayang, huh? Aku atau ponselmu?"

"Ponselku." Jungkook cemberut seketika. "Dasar dingin."

"Terimakasih atas pujiannya." Balas Jihyo dingin.

Jungkook melumat bibir Jihyo sejenak. Jungkook merasakan rasa pasta gigi di mulutnya. Matanya berubah tajam pada Jihyo. "Jangan bilang jika kau pergi ke toilet sebelumnya."

Jihyo menatap takjub pada Jungkook. "Bagaimana kau tahu?"

Jungkook mengeraskan rahangnya. "Kau ini tolol atau apa hah? Dasar idiot! Sudah tahu sedang sakit tapi malah ke toilet tanpa bantuan!"

Jihyo kesal seketika. Dia mendorong tubuh Jungkook agar menjauhinya. "Kau yang tolol! Tiba-tiba marah di pagi hari padaku. Tahu darimana kalau aku ke sana tanpa bantuan? Ha? Dasar idiot!"

"Lalu? Siapa yang menyuruhmu ke toilet? Kau pergi ke sana dengan siapa? Sendiri? Berani-beraninya kau!"

"Aku ke sana dengan bantuan perawat, bodoh!"

"Perawat? Ya, kau benar! Perawat itu bodoh! Kenapa juga dia membiarkanmu ke toilet!"

"Kau yang bodoh!! Argh!! Diamlah! Pagi-pagi sudah mengajakku ribut. Menyebalkan!"

"Apa? Menyebalkan?"

Jihyo tidak membalas dan langsung memunggungi Jungkook dengan tidur menyamping. "Menikah denganmu tidak ada bahagia-bahagianya." Ucapan Jihyo sukses membuat Jungkook bungkam. Dia menelan ludahnya dengan susah payah saat merasakan hatinya berdetak menyakitkan. Jungkook merasa ucapan Jihyo ada benarnya. Sehari menikah dengannya saja Jihyo sudah masuk rumah sakit. Apalagi seminggu, sebulan, setahun, dua tahun, atau selamanya?

Namun apalah daya. Jungkook tetaplah Jungkook. Pria bergengsi tinggi yang tidak ingin melepaskan Jihyo begitu saja. Maka dari itu, Jungkook merendahkan dirinya sekali lagi. Ia memeluk Jihyo erat dan mengecup tengkuk Jihyo. "Aku tidak sengaja. Tadi itu refleks. Aku hanya tidak ingin kau makin merepotkanku dan membuatku harus membawamu ke rumah sakit lagi karena kau yang tidak memikirkan dirimu sendiri."

Ma Boss Is A Devil ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang