Sore harinya, setelah Sehun datang menjemput Lian Hua kemudian berpamitan pulang, Soo-Yeon juga pamit pergi untuk membeli bahan makanan di supermarket. Tidak lama, paling tidak hanya satu sampai dua jam saja karena ia juga tak bisa meninggalkan Yitian terlalu lama. Memang, ada Selene yang menemani dan menjaga, dan putrinya sudah lebih dari sekadar bisa untuk diandalkan. Tapi adakalanya Soo-Yeon tetap merasa cemas.
Di sore hari seperti ini, biasanya Selene akan membasuh wajah, tangan serta kaki Yitian menggunakan air hangat, dan ia selalu melakukannya hampir tiap hari sambil mengajak sang kakek mengobrol.
"S-Selene,"
"Iya, Kakek, ada apa?"
"Sejak... S-sejak kapan k-kau berada di s-sini?"
"Sejak tadi siang aku menemani Kakek, tapi tadi aku keluar sebentar untuk mengambil air dan handuk," Selene tersenyum, sudah sangat maklum jika Yitian mendadak lupa. "Boleh aku basuh sekarang? Aku akan berhati-hati agar tak membuat luka memar Kakek semakin sakit,"
"K-kenapa... Kenapa kau mau m-merawatku?"
"Sederhana. Kakek menyayangiku, dan aku juga menyayangimu. Meski Kakek bukanlah kakek kandungku, tapi Kakek sangat menyayangiku dan memperhatikanku sedari kecil, selalu memberiku hadiah-hadiah natal yang istimewa, juga selalu mengajakku pergi ke tempat-tempat yang menakjubkan. Chanlie, Shixun, aku, kami semua sangat bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk menemani Kakek sampai sekarang, dan kami juga bersyukur karena Kakek masih bisa melihat kami tumbuh dewasa,"
Dibandingkan hari itu, keadaan Yitian kini jelas sudah jauh lebih baik, meski penglihatannya tak bisa kembali hingga seratus persen, meski ia masih kesulitan untuk berbicara dan mengingat sesuatu, tapi tidak apa. Semua memang butuh waktu, kan?
"A-aku akan s-selalu menunggu hari itu tiba,"
"Hari apa?"
"Kau menikah,"
"Ah, aku juga,"
"Pria itu... P-pria itu tak b-boleh s-sampai menyakitimu, dia harus bisa membahagiakanmu. K-kau harus hidup bahagia, Nak, kau tak boleh menangis lagi, dan a-aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu,"
Jujur, Selene masih saja terharu mendengar kata-kata itu meski ini bukanlah kali pertama ia mendengarnya.
"S-Selene,"
"Iya?"
"C-Chanlie, di mana d-dia?"
"Ia sedang berada di Guangzhou bersama Catherine, Kakek,"
"Guangzhou? Sejak kapan?"
"Sejak musim panas tahun lalu, tapi minggu depan mereka akan pulang ke Vancouver,"
"S-Shixun?"
"Ia baru saja pulang bersama Lian Hua. Kakek lupa, hm?"
"M-maaf,"
"Kakek tak perlu minta maaf, itu bukan apa-apa. Sekarang Kakek minum obat dulu, ya?"
—♥—
"Papa dan Mama sedang bertengkar?"
"Tidak."
"Tapi aku merasa sebaliknya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE 2 : "Flowers and Promises"
RandomKau berjanji untuk menjadi orang yang lebih kuat, kau berjanji untuk tetap bertahan sesulit apa pun keadaan yang kau hadapi, namun apakah janji itu sudah bisa kau tepati? Bisakah kau menepati janji itu dan mengabulkannya agar orang yang diam-diam se...