12 - Tak Lebih dari Sekadar Masa Lalu

11 1 0
                                    

"Yinxue! Jangan lari, Nak! Ayo pakai celana dulu!"

Lagi dan lagi, suara keributan di pagi hari selalu menjadi santapan bagi seluruh penghuni rumah tanpa terkecuali. Suara keributan yang kali ini berasal dari lantai dua itu bersumber dari ayah dan anak yang sedang bermain kejar-kejaran. Yinxue, anak laki-laki itu menolak memakai celana setelah mandi, Lian Hua yang lelah mengejar kemudian meminta Sehun menggantikannya, dan sekarang gantilah Sehun yang lelah mengejar anak itu.

"Yinxue!"

"Cini, tangkap Yinxue, Ppaa!"

Sehun menarik napas panjang, sambil mengatur napas dan jantungnya yang berdetak tak karuan karena sepagi ini ia sudah dibuat berolahraga, ia berpikir sejenak. Ia tidak bisa terus menerus mengejar Yinxue seperti ini. Alih-alih menurut dan berhenti berlari, Yinxue justru akan kesenangan karena menganggapnya sedang mengajaknya bermain, ia harus memikirkan cara lain, cara yang tidak akan menguras energinya dan cara yang dapat membuat anak itu berhenti mengulangi kebiasaan buruknya.

"Kau kelelahan?"

"Diam kau, Hyung," desis Sehun.

"Hei, jangan marah, aku hanya bertanya tanpa bermaksud mengejekmu. Santai sedikit, adikku," Chanyeol yang mendapat tatapan tajam nan membunuh dari sang adik langsung menenangkannya. Pertanyaannya tak bermaksud mengejek, nada bicaranya juga biasa saja, memang adiknya saja yang tak bisa diajak santai. "Yinxue seperti duplikatmu ketika kecil, jadi kau juga harus menjadi duplikat Papa sekarang, Hun," ia memberi ide.

"Apa yang akan Papa lakukan saat aku tak mau menurut?"

"Menamparmu,"

"Chan Hyung,"

"Aku tak begitu ingat apa yang akan Papa lakukan saat kau tak mau menurut karena Mama lebih banyak mengambil alih, lagipula aku juga masih kecil saat kau baru seusia Yinxue saat ini, tapi yang pasti Papa tidak akan sudi mengejar-ngejar dirimu seperti itu. Tapi sebentar, kenapa sekarang Papa mau mengejar Yinxue?"

"Ah, Ya Tuhan! Zhou Yinxue!"

Apa itu cara halus dalam mendisiplinkan anak? Sekalipun ia sudah berpengalaman dalam mengurus Yishan ketika gadis itu seusia Yinxue, sekalipun ia sangat jarang marah di depan anaknya, bukan berarti ia tak bisa marah. Yinxue memang mudah mengerti bila diberitahu mana yang boleh dan tidak, tapi jiwa anak-anaknya yang masih ingin bebas tanpa diatur terkadang mengalahkan semua kedisiplinan yang sudah Sehun dan Lian Hua ajarkan. Energinya seolah tak pernah ada habisnya, di saat ia kelelahan, di saat Yizhou juga ikut kelelahan, Yinxue justru masih bisa tertawa riang.

"Yinxue, diam di sana!"

"Cini, Ppaa!"

"Sudah cukup, Zhou Yinxue!"

Sebelum Yinxue berhasil kabur lagi, Sehun buru-buru menggendongnya dan mendudukkannya di atas pahanya. 

"Sekarang pakai celana dulu, anak manis,"

"Tidak mau, Ppaa,"

"Kenapa tidak mau pakai celana?"

"Panas, Ppaa,"

"Bagaimana tidak panas, hm? Dari tadi Yinxue lari-lari terus,"

"Tidak mau pakai,"

"Memangnya Yinxue tidak malu tidak pakai celana?"

"Tidak!" Yinxue menggeleng.

Sehun kembali menghela napas panjang. Ternyata begini rasanya memiliki anak yang secara sifat mirip sekali dengannya. Mendadak, ia jadi membayangkan seperti apa dulu ia membuat sang ayah dan sang ibu kewalahan karena tingkahnya.

MIRACLE 2 : "Flowers and Promises"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang