Darren adalah anak yang dewasa. Hal itulah yang Jae-Hyung temukan setelah berminggu-minggu ia mencoba berbagai cara untuk mendekati Darren. Anak laki-laki itu didewasakan oleh keadaan, dan Jae-Hyung bisa melihatnya dari bagaimana ia berbicara, singkat namun penuh makna di dalamnya. Ia bisa menyampaikan dan menceritakan segala hal dengan baik dan jelas, termasuk tentang perasaannya atas apa yang terjadi beberapa tahun terakhir.
Akhir-akhir ini hubungan mereka memang semakin dekat. Meskipun Darren masih membangun tembok pembatas diantara mereka, namun Darren sudah tak lagi menutup diri tiap kali Jae-Hyung datang, justru ia selalu menyambut kedatangan Jae-Hyung dengan hangat, mulai bertanya kabar atau bertanya apa yang akan Jae-Hyung ceritakan hari ini kepadanya.
"Apa yang akan Paman Jae tunjukkan kepadaku hari ini?"
"Sebuah foto,"
"Foto apa?"
"Foto calon keluarga barumu,"
Ya, semua dokumen Darren di sini mulai dari akte kelahiran hingga paspor sudah aman dan lengkap. Jadi sekarang mereka hanya tinggal menunggu kapan Yizhou akan datang untuk menjemput Darren pulang bersamanya. Namun sebelum itu Jae-Hyung merasa perlu menjelaskan mengenai gambaran Keluarga Zhou pada Darren agar anak itu familiar dengan keluarga barunya.
"Apakah dia seusia denganku?"
"Dia lebih muda darimu,"
"Siapa namanya?"
"Yishan, Zhou Yishan,"
Darren mengangguk-angguk. Ia yang selama ini jarang sekali berinteraksi dengan dunia luar dan baru mendapatkan teman ketika berada di panti asuhan tentu saja tertarik pada gadis kecil bernama Zhou Yishan yang ia kira sepantaran dengannya. Biar bagaimanapun ia masih seorang anak-anak yang butuh teman bermain.
"Bagaimana dengan bayi ini? Apakah ini adiknya?"
"Tepat sekali. Namanya adalah Zhou Yinxue. Namun sekarang ia sudah bukan bayi lagi, usianya sudah satu tahun," jelas Jae-Hyung. Tolong maafkan dirinya yang tak memperlihatkan foto terkini dan justru membawa foto keluarga besar sang teman pada hari pernikahannya. "Lalu pria yang sedang menggendong Yishan ini adalah ayahnya, namanya Zhou Shixun, sama seperti kakekmu ia juga seorang dokter. Sedangkan wanita di sampingnya yang sedang menggendong Yinxue adalah istrinya, namanya Lian Hua,"
"Paman Shixun, Bibi Lian Hua. Ok, aku ingat,"
"Nah, sekarang kita bergeser kemari, ke mereka yang duduk di depan Paman Shixun dan Bibi Lian Hua. Mereka yang memakai busana pengantin ini adalah teman Paman, namanya Zhou Chanlie dan Catherine Park, lalu yang duduk di sebelah Paman Chanlie adalah ayahnya, Zhou Yizhou, dan yang duduk di sebelah Bibi Catherine adalah ibunya, Kim Jiyeon. Sampai sini, adakah yang ingin kau tanyakan?"
"Kenapa tidak ada foto Paman Jae di sini?"
"Eh?"
"Kenapa begitu?"
"Karena Paman Jae bukan bagian dari keluarga ini, Darren,"
"Oh, kukira Paman Jae adalah pasangan dari bibi cantik ini,"
"Kenapa kau bisa berkata begitu?"
"Karena semua orang di foto ini memiliki pasangan. Paman Shixun dengan Bibi Lian Hua, Paman Chanlie dengan Bibi Catherine, Kakek Yizhou dan Nenek Jiyeon, terus mereka, bahkan Yishan dan Yinxue juga bisa dikatakan sebagai pasangan. Tapi, hanya bibi ini saja yang tidak punya, terus sangat tidak mungkin bukan kalau kakek ini adalah pasangannya?"
"Hei, sembarangan. Kakek itu adalah kakek dari Paman Shixun dan Chanlie, bahkan juga kakek dari bibi yang kau maksud, namanya Zhou Yitian," Jae-Hyung buru-buru meluruskan. "Paman Jae tidak memiliki hubungan apa pun dengan bibi ini, kami hanya berteman, tidak lebih, tidak kurang. Lagipula kau tahu apa tentang hubungan orang dewasa, hm? Kau kan masih anak-anak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE 2 : "Flowers and Promises"
RandomKau berjanji untuk menjadi orang yang lebih kuat, kau berjanji untuk tetap bertahan sesulit apa pun keadaan yang kau hadapi, namun apakah janji itu sudah bisa kau tepati? Bisakah kau menepati janji itu dan mengabulkannya agar orang yang diam-diam se...