Luhan meletakkan ponselnya kembali setelah menerima panggilan dari salah satu sanak keluarganya.
“Siapa..?”. Tanya Sehun.
“Salah satu sanak keluargaku..”.
“Kau tadi menyebut Nana. Memang ada apa dengan anak lelaki manismu itu..?”.
Jujur saja, Luhan sangat suka apabila Sehun menyelipkan pujian pada putera kecilnya yang memang sangat manis dan menggemaskan. Berbeda dengan Jongin yang kerap menyerukan kata nakal pada Nana.
Luhan menghela diam-diam. Lagi-lagi entah kenapa kepalanya selalu membandingkan antara sikap Jongin dan Sehun.
“Hari ini mereka mengatakan ingin menjemput Nana, mengajaknya bermain serta meminta izin agar Nana bisa menginap di rumah mereka..”.
Kemudi dibelokkan ke arah kanan dimana akan menuju pusat kota kecil itu. “Dan kau menyetujui begitu saja..?”.
Luhan mengangguk. Keadaannya cukup membaik setelah menempuh perjalanan sedikit jauh. Memang benar kata Sehun melihat hijau-hijauan serta jalanan dari balik jendela mobil cukup ampuh meredakan sesegukan.
“Nana sangat akrab dengan sanak keluargaku. Dia selalu senang tiap kali mereka menjemputnya..”.
“Kenapa begitu..?”.
“Karena Nana diajak bermain di wahana permainan seharian, diajak belanja, makan makanan enak dan ketika pulang kedua tangan mungilnya bahkan tidak akan mampu untuk membawa mainan yang dibeli..”.
“Hm.. pantas saja. Lain kali aku juga akan melakukannya dengan Nana..”.
“Eh..? Apa maksudmu..?”.
Sehun menoleh dan terkekeh melihat raut wajah bertanya Luhan yang nampak menggemaskan di matanya. “Aku ingin mengajak Nana jalan-jalan, bermain seharian, membelikanya mainan dan makanan enak dan sebagainya. Kalau perlu lebih dari yang dilakukan oleh sanak keluargamu..”.
“T-tidak perlu begitu..”. Tolaknya halus karena ia sungkan.
“Kenapa niat baikku malah kau larang..?”.
Luhan melipat bibirnya lalu membasahinya kemudian sembari kepalanya sibuk merangkai kata untuk memberikan penjelasan agar Sehun tidak tersinggung.
“Kau sudah terlalu baik padaku, jika kau melakukan niat baikmu yang sudah terencana pada Nana, hutang budiku akan semakin bertambah..”.
Kendaraan yang mereka gunakan masih membelah jalanan, sembari fokus mengemudikan mobilnya dengan baik, Sehun juga membagi netranya untuk menatap wanita cantik di sampingnya. “Kau merasa semua yang ku lakukan sebagai hutang budi..?”.
“Emm.. begini. Aku memang bekerja untukmu, tapi kau memberi upah yang sangat berbeda dari upah yang biasanya aku terima sebagai pembantu di rumahmu. Gaji yang aku dapatkan darimu benar-benar sangat membantu memenuhi kebutuhan rumah tanggaku, bahkan bisa untuk menutupi cicilan yang tiap bulannya selalu membuatku sakit kepala karena kebingungan harus mencarinya dimana..”.
“Aku tidak pernah tahu bahwa kau memiliki hutang..”.
Luhan tersenyum malu. “Itu hal memalukan jika diceritakan, Sehun..”.
“Lupakan semua hutang-hutangmu saat ini. Aku akan mengajakmu bersenang-senang..”. Ucapnya lalu menambahkan kecepatan pada laju kendaraan agar mereka cepat sampai. “Lagipula kau hanya perlu terus bekerja padaku untuk menghasilkan banyak uang..”.
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicting Lies (HunHan KaiLu GS)
Ficción GeneralDiantara semua kebohongan yang aku punya, kau dan dia adalah yang paling aku suka Main Cast : Xi Luhan (GS) Oh Sehun Kim Jongin