Broken

319 68 58
                                    


 
 
Mereka sudah berada di dalam kamar hotel yang sama. Sebenarnya di perjalanan Luhan tidak sepenuhnya berbohong bahwa tubuhnya butuh dibersihkan, terbukti ketika Sehun sudah membuka pintu kamar yang dipesan Luhan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
 

Sudah selesai dengan urusan pembersihan tubuh, pakaiannya juga sudah berganti dengan yang dibawakan oleh Sehun.
 

Luhan melangkah ragu untuk melangkah menjauh dari daun pintu kamar mandi setelah melihat Sehun yang duduk di sofa yang terletak di dekat jendela balkon.
 

“Kemari, kita harus mengisi perut kita..”.
 

Kemudian Luhan melirik pada meja yang sudah penuh dengan berbagai varian makanan. Cukup berlebihan menurutnya jika Sehun memesan layanan hotel berupa makanan sebanyak itu.
 

Menghampiri lalu duduk di sofa dengan jarak agak jauh dari Sehun, karena di dalam kamar tersebut hanya tersedia satu sofa panjang.
 

Melihat hal tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi Sehun. Untuk melerai kecanggungan yang dirasakan Luhan, Sehun menjadi yang pertama memakan makanan agar Luhan juga segera menirunya.
 

Benar saja, suasana alami tercipta begitu saja meski tidak terurai dengan banyak kata. Sehun mengajukan pertanyaan, sedangkan Luhan menjawab sekenanya.
 

Keduanya telah selesai dengan urusan makan. Sehun tahu gerak tubuh Luhan kentara gelisah meski tampaknya duduknya terlihat tenang.
 

“Luhan, kita harus membahas apa yang terjadi__..”.
 

“Pertama..”. Luhan menyela cepat. “Apa kau akan tidur di kamar ini..?”.
 

Sehun menyisirkan senyum dengan tatap pandang yang tetap berkemah di wajah cantik Luhan. “Tidak. Aku sudah memesan kamar lain. Aku akan keluar kamar ini setelah kita selesai dengan pembicaraan..”.
 

Mencoba menaikkan kelopak untuk membalas pandangan Sehun. Luhan juga berniat menyelesaikan kecelakaan tadi malam dengan segera.
 

“Usulku masih sama seperti tadi pagi. Kita tidak boleh membahasnya lagi, itu terjadi karena kita berada dalam kondisi kesadaran yang setengah..”. Luhan memulai dengan pemutusan akhir yang seolah enggan memberi Sehun kesempatan untuk berpendapat.
 

“Aku tidak bisa melakukannya..”. Sehun pandai menjaga emosi sehingga tidak terbaca dalam raut wajah ketika mendengar Luhan bersikeras memintanya melupakan seks yang mereka lakukan.
 

“Apa yang membuatmu tidak bisa..? Sehun, tadi malam itu anggap saja kecelakaan. Jika saja tadi malam kau sedang minum bersama wanita lain, kau pasti akan melakukannya dengan wanita teman minummu..”.
 

“Kau menganggapku semurah itu..?”.
 

Oke, sepertinya Luhan salah memilih kata ketika wanita tersebut menyadari raut wajah Sehun yang berubah seketika. Rasa tersinggung mulai menyingsing di wajah lelaki tampan tersebut.
 

“Bukan maksudku demikian, kau pernah bilang bahwa kau berkali-kali tidur dengan banyak wanita. Dari sana aku__”.
 

“Bukan artinya aku tidur sembarangan dengan teman minumku, Luhan..!”. Sehun menekan nadanya, menunjukkan bahwa ia tidak suka dengan penghakiman yang diberikan oleh Luhan.
 

Luhan memperbaiki posisi duduknya, menelan ludah, lalu menghembuskan nafas gugupnya diam-diam. “Oke, maaf aku salah. Begini__ kau pernah mengatakan bahwa kau sudah banyak tidur dengan berbagai wanita. Setelah itu apa yang kau lakukan..?”.
 

Sehun mengernyit cukup lama sebelum menjawab. “Tidak ada, aku tidak mengulanginya lagi dengan wanita yang sama..”.

“Itu berarti kau tidak menyinggung atau mengungkit kejadiannya dengan wanita yang kau tiduri, bukan..?”.
 

Addicting Lies (HunHan KaiLu GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang