Cruel World

320 78 72
                                    


 
 
Segala tahap proses perceraian Luhan dan Jongin berjalan sangat mudah dan cepat berkat bantuan dari Sehun. Luhan tidak menghadiri sidang, seakan memberi tahu bahwa pengampunan tidak sedikitpun ia haturkan untuk lelaki yang saat ini sudah menjadi mantan suaminya.
 

Perpisahan yang sudah sah di mata hukum membuat Luhan harus angkat kaki dari rumah yang mereka tinggali sebelumnya, karena rumah tersebut dibeli dari uang Jongin.
 

Sejujurnya Jongin sudah menyuruh Luhan untuk tetap tinggal dan mengatakan bahwa dirinyalah yang akan pindah. Namun Luhan menolak karena egonya masih mejinjing tinggi di atas kepala. Luhan tidak ingin lagi menerima apapun dari lelaki yang sudah mengkhianatinya.
 

Untuk sementara Luhan terpaksa mendiami rumah Sehun, tentunya dengan bujuk rayu dan paksaan dari Sehun pula. Beralibi bahwa akan sulit menemukan rumah dalam waktu yang singkat. Di satu sisi Luhan juga memikirkan kesehatan dirinya jika ia luntang lantung di jalanan, kesehatan dirinya juga akan berdampak pada kesehatan janin yang hidup satu tubuh dengannya.
 

Seolah semesta enggan membiarkan Luhan tenang, masalah baru datang. Kerabat Luhan yang kerap membawa Nana pergi liburan, menginap lama, membelikan Nana banyak hal sebenarnya adalah orang tua kandung Nana.
 

Nana berakhir diasuh Luhan karena ketika Nana bayi kerabatnya memohon untuk mengasuh Nana dengan alasan ekonomi yang terlalu buruk tengah dihadapi kerabatnya kala itu. Bahkan untuk membelikan susu untuk Nana yang masih bayi, kerabatnya tidak mampu. Mereka kembali menyambangi Nana setelah ekonomi terbilang cukup mapan.
 

Tepat setelah perceraian selesai, kerabatnya datang untuk memohon pada Luhan bahwa mereka ingin mengasuh Nana kembali. Mereka bersimpuh, dan tentu membuat Luhan dilanda dilema.
 

Saat itu Luhan menghampiri dan menatap Nana, bertanya apakah Nana bahagia tinggal bersama kerabatnya.
 

Jawaban polos Nana membuat Luhan meraung dalam hati saat itu juga ketika Nana mengatakan sangat bahagia tinggal bersama orang-orang yang sebenarnya adalah keluarga kandung.
 

Luhan tidak memiliki pilihan selain melepas anak lelaki kecilnya. Karna baginya kebahagiaan Nana adalah yang utama. Alasan lain bahwa saat ini ia juga tidak memiliki rumah untuk tempat berpulang Nana. Sehingga satu-satunya jalan adalah membiarkan keluarga kandung Nana untuk membawanya.
 

Ketukan pintu pada salah satu kamar yang ditempatinya membuat tangannya terburu mengusap air mata. Luhan menoleh dan mendapati Sehun sudah berdiri di depan pintu yang dibuka dengan nampan yang berisi satu gelas susu.
 

Di rumah ini privasinya sedikit dikuliti oleh Sehun. Lelaki itu bahkan tidak menunggu izinnya untuk membuka pintu.
 

Sehun melungsur ikut duduk di ranjang, sembari menyerahkan satu gelas susu kepada Luhan.
 

“Susu..? Untuk apa..?”. Wajar Luhan bingung karena ini kali pertama Sehun memberinya susu.
 

“Ini susu kehamilan rekomendasi dokter. Aku melakukan konsultasi tadi siang, dan ini susu yang paling bagus untuk Ibu hamil..”.
 

Gelas yang berisi susu nyaris saja tergelincir dari tangan Luhan ketika Sehun dengan entengnya mengucapkan hal tersebut. “M-maksudmu..?”. Karena ia sangat yakin tidak pernah memberitahu apalagi memperlihatkan hasil terstpacknya kepada Sehun.
 

“Mau sampai kapan berpura-pura, hm..? Anakku tumbuh di dalam perutmu. Aku tidak sengaja melihat testpack di selipan tumpukan baju..”.
 

Genggaman tangan Luhan mengerat pada gelas susu. Wajahnya kentara mengabarkan gelisah, bingung harus menghadapi Sehun bagaimana. “Y-yaa i-ini anakku__ anakku..”. Luhan mengulang satu kata disana.
 

Addicting Lies (HunHan KaiLu GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang