Ex-

385 70 50
                                    


 
 
 
Luhan melerai cekalan tangan Sehun berniat segera membuka pintu untuk sang tamu. Namun yang ada tubuhnya terdorong ke belakang dan terpenjara antara dinding kamar dan tubuh Sehun.
 

“Kau mencoba kabur..?”.
 

Berusaha melepas tekanan lengan Sehun pada area dada dan lehernya, tidak keras namun cukup membuat pergerakannya terkunci. Memaklumi karena tenaganya sebagai seorang wanita bukanlah tandingan tenaga lelaki seperti Sehun yang memiliki postur tubuh kuat.
 

Luhan mencoba membalas tatapan Sehun yang entah kenapa memancarkan kemarahan, Luhan tidak mengerti alasan dari netra kemarahan tersebut.
 

Jika masalah yang dibahas tadi, kenapa Sehun harus merasa marah? Bukankah posisi seorang lelaki harusnya cukup menyetujui saja ketika diminta melupakan kegiatan panas dimana hubungan mereka bukanlah pasangan resmi?
 

“Kau tidak mendengar tamu yang memencet bel sudah menyebut namamu tiga kali..? Tidak sopan membiarkannya menunggu..”. Mencoba tenang menghadapi sikap Sehun yang jauh dari biasanya.
 

Beberapa bulan semenjak pertama kenal hingga tadi malam, Luhan mengenal Sehun sebagai lelaki yang santai, yang tidak menyikapi segala sesuatu dengan sudut pandang yang rumit, namun kali ini berbeda.
 

Sehun bersikap layaknya Luhan telah mencuri dan mengambil sesuatu tanpa izinnya, sehingga tatapan lelaki itu tampak mengintimdasi entah untuk alasan yang Luhan tidak ketahui.
 

Melepas perlahan karena alasan yang digunakan Luhan sangat masuk akal. Sehun menyadari langkah Luhan saat terlepas darinya nyaris terbirit, seolah-olah wanita itu ingin segera hengkang dari hadapannya.
 

Lagi-lagi hal tersebut membuatnya marah. Kenapa Luhan harus menunjukkan sikap jijik terhadapnya?
 

Mereka hanya melakukan seks sepanjang malam? Apa Luhan merasa jijik hanya karena hal demikian?
 

Memang apa yang salah dengan dirinya? Tubuhnya atletis, tidak ada cacat sedikit pun pada kulitnya, pundaknya gagah, dan yang pasti Sehun tidak memiliki perut buncit seperti perut yang dimiliki suami Luhan.
 

Jika dari sisi fisik, Sehun lebih menang dari berbagai sisi dari Kim Jongin yang ia yakini telah berselingkuh itu.
 

Sialan! Kenapa ia harus membandingkan dirinya dengan Jongin?
 

Di tengah isi kepalanya yang mengolah berbagai kemungkinan atas sikap Luhan, namun langkahnya tetap pasti membuntuti wanita tersebut di belakang. Hingga wanita yang tadi malam bercinta dengannya tersebut membukakan pintu untuk tamu.
 

Ketika pintu terbuka, Sehun setengah terkejut namun tidak begitu karena ia bisa memprediksi hal ini akan terjadi. Tangan kanannya mengangkat untuk memijat pelipisnya.
 

“Kenapa lama sekali membukanya..?”. Tuntut sang tamu dengan nada yang tidak ramah karena ia dibiarkan menunggu sedangkan tuan rumah sangat jelas ada di dalam mengingat mobil Sehun yang terpakir di pekarangan.
 

“Dan dia siapa..?”. Wanita tersebut langsung menunjuk Luhan yang reflek memundurkan langkah.
 

Luhan yang tengah menjadi objek sasaran pertanyaan dari wanita yang dikenalnya merasa aneh dengan sikap sang tamu yang tiba-tiba datang dengan sikap tidak ramah.
 

Seorang tamu wanita sangat cantik, kulitnya sangat bersih, berpakaian sangat bagus, bentuk tubuh yang sangat terjaga, sesuatu yang menempel di tubuhnya sangat terlihat bukan produk yang biasa Luhan lihat di pasaran, serta kulit wajah yang sangat kentara melakukan perawatan mahal.
 

“Aku bekerja disini..”. Jawab Luhan tanggap mendahului Sehun yang juga siap membuka mulut untuk menjawab.
 

“Benar, Sehun..?”.
 

Addicting Lies (HunHan KaiLu GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang