My Baby

344 74 74
                                    


 
 
 
“Jelaskan padaku..!”. Irene menuntut jawaban dengan amarahnya yang sudah tersulut.
 

Benar kata Chanyeol, bahwa Irene akan membayangi Sehun pada urusan apapun yang dilakukan lelaki tersebut. Dan hingga kini Sehun belum memiliki cara untuk menyelesaikan segala yang tersisa dengan mantan isterinya.
 

Memejamkan mata sebentar, memijat dahinya lalu bangkit untuk menghampiri Irene yang masih berada di daun pintu. Ingin mengajak Irene berbincang jauh dari Luhan.
 

“Kita bicara di luar..”.
 

Irene menepis tangan Sehun yang nyaris menuntunnya menjauh dari Luhan. “Tidak..! Jelaskan disini..”. Sorot tajamnya menyisir pada pandangan Sehun. “Aku salah dengar, kan..?”.
 

Memandang Irene dalam diam, menggerakkan lehernya untuk merilekskan otot-ototnya yang mengencang. Urusan dengan Luhan belum selesai, ditambahi dengan Irene yang mengetahui ajakan pernikahannya pada Luhan.
 

Sedangkan Luhan yang memperhatikan bahasa tubuh Sehun langsung mengerti bahwa lelaki itu sebenarnya belum usai dengan mantan isterinya, meski status mereka di mata hukum sudah benar-benar berpisah.
 

“Kau tidak salah dengar..!”. Luhan mengambil alih, bangkit berdiri untuk menghampiri pasangan yang pernah menjadi suami isteri tersebut. Sejujurnya, di tengah emosinya yang tidak stabil akibat kehamilannya, Luhan merasa sangat jengah melihat interaksi mereka.
 

“Lu..”. Biar aku__”. Sehun hendak menghalangi Luhan, namun lagi-lagi tepisan yang ia dapat.
 

Atensi Irene berpindah pada Luhan. Dari awal Irene memang sudah tidak suka dengan kehadiran Luhan di rumah Sehun. Meski Sehun mengatakan bahwa wanita desa itu hanya bekerja padanya, namun sikap Sehun menunjukkan hal berbeda. Dan itu menyiagakan peringatan berbahaya pada diri Irene.
 

“Dia memang mengajakku menikah. Tapi aku menolaknya..”. Menyambung dari kalimatnya. “Kau takut bukan jika Sehun menikahi wanita desa sepertiku..?”.
 

“Luhan, jangan memperumit masalah. Aku sudah memutuskan tadi..”. Sehun menyela marah. Padahal ia pikir Luhan sudah melunak ketika ia menjelaskan panjang lebar tadi.
 

Dengusan remeh Irene menyingsing, dan itu sangat mengganggu di pendengaran Luhan. “Kau hamil..? Anak Sehun atau anak lelaki lain yang kau akui anak Sehun, hah..? Aku sudah banyak menemui jenis jalang sepertimu untuk mengelabui mantan suamiku..”.
 

Dan kata jalang telak menggores harga diri Luhan. Meski di dalam dirinya mengakui bahwa malam itu ia sedikit bersikap jalang dengan membiarkan dirinya terhanyut oleh eforia seks akibat pengaruh alkohol.
 

“Irene jaga ucapanmu..! Luhan memang mengandung anakku..”. Sehun menengahi untuk membela darahnya yang bersemayam dalam tubuh Luhan. Ia tidak bisa mendengar penghinaan yang ditujukan untuk darah dagingnya sendiri.
 

Tawa Irene menguar, dan jelas menyuarakan kesakitan serta ketidak-percayaan atas apa yang telah ia dengar.
 

“Anakmu..? Sehun, aku masih sangat mengingat bagaimana kerasnya kepalamu menolak untuk memiliki anak, bahkan denganku. Lalu saat ini, dari mulutmu sendiri kau mengatakan bahwa anak yang dikandung wanita kampung itu adalah darahmu..? Kau memintaku percaya..?”.
 

Sehun mengangguk pelan, tubuhnya ia geser untuk membentengi pandangan Luhan yang lurus menatap Irene. “Kau benar, aku sangat keras kepala menolak untuk memiliki anak. Tapi kenyataannya hari ini aku memang memiliki anak, Irene. Dan itu yang ada di dalam kandungan Luhan..”.
 

“Bagaimana bisa..?”. Suara Irene bertanya putus asa. “Kalian kecelakaan..? Tidak mungkin kau lupa menggunakan pengaman jika wanita kampung itu merayu dengan melebarkan pahanya untukmu..”.
 

Addicting Lies (HunHan KaiLu GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang