BUG!
PLAK!!
Begitu sadar apa yang baru saja dilakukan Marven padanya, Aslan langsung mendorong dan menampar Marven keras.
"BRENGSEK! APA YANG KAU LAKUKAN HAH?!"
Marven hanya mendecih, sambil tersenyum miring. Tamparan Aslan benar-benar membuat sudut bibirnya terluka.
"BERANI SEKALI KAU MENCIUMKU BAJING*N!" lagi, Aslan sudah siap melayangkan tinjunya sampai Marven dengan sigap memerangkap tangan Aslan dan menggenggamnya erat.
"You kissed me back Aslan,"
Mendengar jawaban tanpa rasa bersalah Marven, Aslan semakin murka dan siap menendang tulang kering Marven. Namun seolah sudah hapal dengan setiap hal yang akan Aslan lakukan, kali ini Marven juga berhasil menghindar sampai Aslan jadi kesal sendiri.
"Lepas!" Sadar kalau tangannya masih digenggam erat oleh Marven, Aslan langsung menghempaskan tangan Marven agar tidak berani menyentuhnya.
"Kau dengar aku Marven, kalau kau berani menyentuhku seperti tadi aku pastikan hari ini adalah hari terakhir kau melihat dunia!"
Bukannya takut, Marven justru menatap Alasan santai dengan tangan yang dia masukan dalam saku celananya. "So now, not Arven anymore?" Tanya Marven mengingatkan panggilan kesayangan Aslan untuknya.
Dalam hati Aslan mengumpati Marven yang seolah tidak punya dosa atas apa yang dia lakukan di masa lalu. Dan maaf saja Aslan sudah hilang minat dengan lelaki di depannya ini. Trauma dan kekecewaan dari hubungannya di masa lalu dengan Marven membuat Aslan begitu benci pada sosok di depannya ini.
Ya, Marven dan Aslan pernah menjadi kekasih yang hampir menikah beberapa tahun yang lalu. Saat itu persiapan pernikahan mereka bahkan sudah lebih dari 50%, namun Marven— lelaki itu secara sadar dan mendadak membatalkan keinginannya menikahi Aslan.
Hal ini membuat Aslan membenci Marven dan tidak pernah ingin lagi bersinggungan dengan sang mantan kekasih. Namun karena circle pertemanan mereka, maka mau tidak mau Aslan masih sering bertemu dengan Marven, walau hanya beberapa kali setelah Marven memutuskan mengurus perusahaan keluarganya di luar negri.
Dan sekarang, Aslan tidak habis pikir. Apa yang terjadi sampai dia tidak tahu kalau adiknya akan menikahi mantannya ini? Kenapa dia bisa tidak tahu menahu masalah ini.
"Dan batalkan pernikahan konyol itu dengan adikku. Adikku tidak pantas bersama lelaki sepertimu! Dia bisa mendapatkan lelaki seratus kali lebih baik darimu!"
Marven menaikkan satu alisnya menatap Aslan lurus, "Memang dimana kau bisa mendapat lelaki yang lebih baik dariku Aslan? Kau tau aku adalah standard itu sendiri?" tukas Marven angkuh.
Mendengar hal itu, Aslan memiringkan kepalanya dan telapaknya maju menyentuh kening Marven sesaat. "Ternyata selain brengsek, kau juga menjijikan. Aku harap kelak siapapun yang menjadi istri atau suamimu tidak akan menyesal menikah denganmu!"
"Tentu saja Arthur tidak akan menyesal. Aku jaminannya." sekali lagi, Marven tidak mengenal apa itu rendah diri. Dia adalah kesombongan yang selalu membuat Aslan naik pitam.
Tangan Aslan mengepal, saat ini dia berusaha keras menahan emosinya yang tidak pernah stabil setiap berbicara dengan Marven. "Katakan apa yang kau inginkan Marven? Aku tau menikahi Arthur bukan hal yang kau inginkan. Kau hanya manusia tanpa hati yang hanya peduli dengan ambisi-ambisimu. Jadi katakan, apa yang kau dapat dengan menikahi Arthur?!"
"Tidak ada hal lain Aslan. Kau tau aku tidak pernah tertarik untuk menikah."
Ucapan Marven walau ditujukan untuk Arthur, nyatanya yang merasa jantungnya ditusuk belati dan tercabik adalah Aslan. Dan Marven bukan tidak sadar kalau perkataannya jelas membuat Aslan semakin membencinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED MY BASTARD EX
Romance"The more you want to run, the more I won't let you go..." Marven Holloway Aston- The Devil Aslan Ex-Boyfriend yang hampir menikah dengannya. Anak kedua dari Aston Family, salah satu keluarga paling berpengaruh di dunia. Dia tidak adalah iblis dalam...