"Berhenti mengetuk pintuku Marven gila!" Aslan berteriak keras karena sejak tadi Marven terus mengetuk pintu kamarnya tanpa henti.
Semenjak Aslan pulang dari perjalanan bisnisnya, dia kembali ke penthousenya sendiri tidak peduli pada Marven dan seribu ancaman yang terlontar dari mulut lelaki itu. Dan tentu saja, Marven bisa dengan mengetahui kode sandi Penthousenya jadi disinilah lelaki itu, setiap hari, sepanjang waktu meneror Aslan dan memintanya untuk pulang ke Penthouse mereka.
"Dan bisakah kau berhenti membuat keributan Aslan? Kau tau Mom begitu sedih ketika dia tidak menemukan jejakmu saat berkunjung ke Penthouse kemarin?"
Aslan tau soal itu, karena ibu Marven langsung menghubunginya begitu tau mereka kembali pisah rumah. Begitupun Daddy Aslan yang mengirimkan banyak sekali pesan karena telepon darinya selalu Aslan abaikan.
"Katakan padaku apa yang kau inginkan, aku akan mengabulkannya asal kau mau pulang."
Aslan yang mendengar itu hanya mencibir dalam kamarnya. Marven mengatakannya seolah Aslan tidak mengenal betapa liciknya lelaki itu.
"Aslan, kau mendengarku?"
Marven mendecak sembari berkacak pinggang. Membujuk Aslan sama dengan membujuk seorang balita. Sulit dan menyebalkan, membuat Marven kehilangan banyak waktu berharganya karena dia tetap harus berhasil membuat Aslan kembali penthouse mereka atau Quenna sang Mommy akan terus menghardiknya di telepon atau saat mereka bertemu.
Dan lagi, pernikahan keduanya kurang dari dua minggu akan dilaksanakan, dan Marven tidak bisa membiarkan Aslan mengacau lalu mereka kembali menjadi headline laman portal berita gosip seperti saat Aslan mengguncang media dan menyebar rumor pernikahan mereka.
"Kalau kau masih keras kepala aku akan mendatangi kekasih bodohmu itu dan membuat perhitungan dengannya." Ancam Marven sekali lagi.
"Baiklah, aku aku pergi menemuinya sekarang." Saat Marven baru membalik tubuhnya dan siap berjalan menjauh, suara pintu terbuka membuat senyuman miringnya terbit. Namun tentu saja Marven tidak akan langsung berbalik, dia memilih menunggu Aslan menghentikannya dan gotcha…
Aslan menyerukan namanya cukup nyaring, nyaris seperti pekikan keras.
"Kau… kau memang sudah gila!" Hardik Aslan yang berjalan cepat, berdiri di depan Marven sekarang. "Kalau kau berani menemui Matt, aku benar-benar akan kabur dari pernikahan,"
"Lakukan kalau kau berniat membuat Arthur kembali menjadi bride-ku," sahut Marven tak mau kalah.
"Kau…" Aslan menggeram rendah mendengar nama Arthur terlontar dari mulut Marven. Tidak bisakah Marven tidak membuat darah tingginya kambuh?
"Teruslah memasang wajah kaku seperti itu, maka kau akan cepat mengalami skin aging." Ejek Marven karena Aslan terus memasang ekspresi ingin membunuhnya.
"Ahh… terserah. Sekarang katakan padaku, kau tidak benar-benar akan mendatangi Matthew bukan? Karena kalau kau berani melakukannya, aku bersumpah kau akan menemui Lucifer setelahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED MY BASTARD EX
Romance"The more you want to run, the more I won't let you go..." Marven Holloway Aston- The Devil Aslan Ex-Boyfriend yang hampir menikah dengannya. Anak kedua dari Aston Family, salah satu keluarga paling berpengaruh di dunia. Dia tidak adalah iblis dalam...