SPA.12

147 7 1
                                        

"malam memang begitu tenang, tapi tidak dengan pikiran"
.
.
.
.
.

"Sayang, aku mau bilang sesuatu" ujar Mey kepada Daren.

"Bilang apa" ujar Daren.

"Aku ingin pergi ke rumah kamu" ujar Mey, yang membuat Daren terkejut.

"Tapi Mey, kamu tau kan kalo aku udah punya istri. Tolong ngertiin dong" ujar Daren, membujuk Mey.

"Oh jadi sekarang kamu lebih memilih istri kamu dari pada aku, ok kalo kamu gak bawa aku ke rumah kamu kita putus" kata Mey, yang membuat Daren terkejut.

"Ok...ok... Aku bawa kamu kerumah aku" final Daren.

Mereka pun pergi ke rumah yang di tempat kan oleh Kira dan Daren.

Sempai nya di rumah itu, Daren dan Mey berjalan ke arah pintu. Daren membuka pintu nya dan pergi ke ruang tamu, yang di ikuti Mey.

Saat mereka sampai di ruang tamu, terlihat seorang gadis yang menggunakan penutup muka. Yang lebih jelas nya cadar, berwarna hitam setara dengan baju gamis nya.

Ya, itu kira.

Saat kira menoleh melihat Daren dan seorang perempuan, begitu sesak hati melihat Daren yang membawa seorang perempuan ke rumah. Apa Daren tidak tahu bagaimana rasanya melihat seorang suami berjalan dengan wanita lain.

"Oh ini istri kamu, pakaian kuno sekali" ucap Mey dengan nada angkuh nya.

"Heh.. aku pikir istri Daren akan lebih cantik dari ku ternyata, sangat ketinggalan zaman" ucap sambil melihat sinis ke arah kira.

Sedangkan kira hanya diam, apa wanita itu tidak berkaca. Lihat dirinya dengan pakaian terbuka.

Sungguh zaman sekarang.

Pakaian yang menutupi aurat di katakan ketinggalan zaman, jika pakaian seks* di puja puji. Sungguh akhir zaman.

"Udah Mey sekarang kamu duduk" ujar Daren kepada Mey.

Sedangkan Mey yang mendengar perkataan dari Daren, iya langsung duduk di sofa itu.

Sedangkan kira sudah pergi ke kamar, ia tidak ingin melihat keromantisan mereka. Yang membuat hati nya sakit.

"Ya Allah kuatkan lah, hamba mu ini" batinnya.

"Jika ini cobaan dari mu, hamba ikhlas ya Allah" lanjut nya.

Daren mengguyur kan rambutnya frustasi."Mey aku mohon jaga sikap kamu, di sini" ujar Daren.

"Apaan sih ren, wajar aku ngomong gitu. Coba kamu gak di jodohkan sama dia pasti hubungan baik, gak kayak sekarang. Aku kan udah pernah bilang nikahin aku biar hubungan kita aman" ujar Mey panjang kali lebar.

"Tapi, dengan kamu ngomong kayak tadi dia bisa laporin ke momy aku Mey. Ngerti dong sedikit" kini Daren benar benar frustasi.

"Terserah kamu, sekarang aku tanya kamu milih dia atau aku" kini Mey memberikan sebuah pertanyaan.

Daren terdiam, ia tak tahu harus memilih yang mana. Jika ia memilih Mey tapi mereka masih berstatus pacaran. Sedangkan Kira udah menjadi istri nya di mata hukum dan agama.

Ia tak mungkin menceraikan istrinya karena itu permintaan ibunya terakhir kali, ahhhh.. sekarang Daren merasa dirinya sudah gila.

"Terserah kamu" ujar Mey lalu pergi dari rumah itu.

"Mey" teriak Daren dari jauh, tapi tidak di hiraukan oleh Mey.

"Aarggghh" frustasi dan gila, itu yang sekarang ia rasakan.

Sedangkan Kira dari tadi sudah memperhatikan interaksi mereka, ia bersyukur suami nya tidak mengejar kekasih nya.

"Ya Allah bukakanlah hati nya untuk ku" batin kira Sambil memperhatikan Daren, yang frustasi.

/Bantu vote dong teman teman.
Dan follow ya jika kalian suka sama karya aku.

SUAMI PILIHAN ABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang