Pagi hari telah tiba matahari menampakkan uraian uraian cahaya hangat dan itu mengenai dua anak kecil yang masih damai dengan mimpinya.
"Hmm mama~ hiks mama" lirih anak perempuan tersebut terbangun dan mulai menangis karena tidak mendapatkan sang mama di sampingnya.
Anak laki laki yang berada di sampingnya mulai terganggu dengan isakan tangis seseorang, dan akhirnya dia terbangun.
Ketika dia melihat ke samping otomatis dirinya merasa terkejut dan cemas. Bagaimana tidak Sia nya sudah menangis dan air matanya sudah mengalir di pipi tembemnya.
"Sia kenapa nangis, sstt Luzel disini" Tenang Luzel agar Sia nya tidak menangis lagi.
Luzel pun memeluk Sia agar dia merasa tenang. Ketika dia merasa orang di dekapannya sudah tenang, dia pun bertanya "Kenapa menangis hmm? Sia tidak kangen Luzel?".
"Ucel?"
"..."
"INI UCEL?! CIA UDAH CAMPE LUMAH? INI NGGAK MIMPI CIA KAN?"
Luzel hanya bisa melihat gemas keterkejutan Sia nya. "Tidak, ini tidak mimpi ini nyata"
"Awwshh" Luzel meringis ketika Sia mencubit pipinya.
"Heheh ini nyata telnyata. Ciaa cangen Ucel!" Peluk erat Sia.
"Luzel juga kangen Sia, sanggatt! Sia jangan pergi lagi oke!" Luzel pun membalas pelukan Sia.
Tok
Tok
"Permisi tuan dan nona muda waktunya untuk serapan" sahut sang maid di luar kamar.
"Ayo Ucel kita selapan"
"Cuci muka dulu"
Setelah mereka membereskan diri masing masing mereka pun keluar untuk serapan.
Ceklek
" Pagii Bi Yan" sapa Sia dengan semangat.
"Pagi juga non" Bi Yan membalas sapaan nona mudanya dengan senyuman hangat yang dia miliki.
Sia pun di gendong Bi Yan dan mereka bertiga berjalan menuju lift untuk turun ke bawah.
"Bi, Mommy Daddy dimana?" Tanya Luzel.
"Tuan dan Ny mereka berkumpul di halaman belakang, tuan" jawab Bi Yan.
"Ciaa mauu celapan di cana aja bi"
"Hmm aku juga"
"Baik tuan dan nona muda, biar saya siapkan dulu serapan anda berdua"
**Halaman belakang mansion**
Ketika Sia dan Luzel sampai di halaman belakang, mereka melihat para wanita sedang serapan di gazebo, dan para pria sedang bermain basket.
"MAMA!" teriak Sia kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner
Teen FictionSesulit apa pun kehidupan mu, kau bisa melaluinya dengan kesabaran, cinta, dan dukungan. Karena semua yang ditakdirkan padamu, sejatinya adalah segala hal yang terbaik. Meski terkadang kesedihan datang menghampiri mu, namun seperti mentari akan munc...