Berkumpul

177 7 0
                                    

Dor

Dor

Bunyi tembakan yang di lepaskan dari pistol menargetkan manekin badan yang berada 20 meter di depan.

"Bagus"

Luzel sedang melatih tembakan Lucas di markas kelompok Mafianya yang berada di ruangan bawah tanah pada sebuah mansion yang cukup besar hampi mirip mansion utama. Bedanya mansion ini terletak di tengah hutan dan sangat di jaga ketat oleh para bawahan mafia Wagner. Luzel sudah memberitahu semuanya pada Lucas dan Lion mengenai dunia bawah kecuali mengenai orang tua si kembar. Lucas memulai latihannya dua tahun yang lalu sedangkan Lion satu tahun yang lalu. Maka dari itu Lucas sudah bisa di ajarkan menggunakan senjata api tapi harus dari pengawasan Luzel atau Raven.

Pada kali ini Luzel yang turun tangan untuk menemani Lucas dalam mempelajari tembakannya.

Ketika Luzel merasa Lucas sudah cukup mahir maka dia membiarkan Lucas berlatih sendiri dan memilih duduk di sofa yang ada di sana sekalian memperhatikan Lucas dari jauh.

Ketika Luzel mendekati sofa itu dia melihat hpnya mendapatkan notifikasi panggilan tidak terjawab sebanyak 3 kali. Luzel otomatis melihat siapa yang menelponnya dari tadi. Ketika melihat tulisan "Sia" Luzel kelabakan dan segera menelpon balik Sia.

Tut

Tut

Tut

Tut

"Sia...ada apa?"

"..."

"Siaa....maaf aku benar benar minta maaf"

"..."

"Sia aku serius tadi tidak melihat panggilan mu dan juga ada urusan sehingga hpnya ku tinggal di mobil"

"..."

"Sia?"

"....Di mana?"

"Itu...aku lagi di ca-cafe...iya di cafe sekalian membeli minuman untuk yang lain juga"

"Hmm ya sudah... apa bisa pulang segera? Soalnya ada tamu yang datang dan mencari mu"

"Tamu?...Baiklah kami segera pulang"

Tap

Tap

Tap

"Ada apa?" Tanya Lucas menghampiri Luzel.

"Kita pulang sekarang" Jawab Luzel sambil mengambil barang barangnya.

Mereka pun keluar dari markas menuju mobil, sebelum pulang mereka singgah ke cafe untuk membeli minuman.

Sesampainya di mansion Luzel menyuruh Lucas untuk membawa minuman itu ke kamar Sia. Ketika Luzel berjalan memasuki ruang tamu ia melihat Sia sedang berbicara dengan seseorang di ruang tamu.

"Cihh Mana yang lain? Kenapa hanya Sia sendiri?" Batin Luzel.

Segera Luzel menghampiri Sia dan duduk di sampingnya. "Sia ke atas lah dulu aku bawa minuman kesukaan mu tadi" suruh Luzel agar Sia pergi meninggalkan dia dan tamu itu.

Sia yang mendengar minuman kesukaannya segera lari menuju lift untuk naik ke atas.

Di ruang tamu hanya meninggalkan Luzel dan tamu itu.

"..."

"Aaa...itu...maaf menggangu anda sebelumnya saya ayahnya Rika...saya benar benar minta maaf terhadap apa yang di lakukan putri saya....jadi bisakah anda mencabut tuntutan itu dan menjalin kerjasama dengan kami lagi?" Ucap pria itu sambil berlutut di depan Luzel.

(End) Athanasia WagnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang