Ceklek
Ketika wanita itu membuka pintu dia menahan sedih ketika melihat seseorang yang sedang tidur di kasur.
"Bagaimana keadaan mu sekarang nak?"
"Ibu? Hoamm Neo merasa sedikit lelah dan pusing saja Bu" jawab Neo baru bangun tidur.
"Maaf ibu nak, ibu belum bisa beri fasilitas yang baik untuk mu"
Mendengar ibunya minta maaf Neo buru buru duduk dari tidurnya dan memegang tangan ibunya.
"Ibu bicara apa hmm, malahan Neo merasa berterima kasih kepada Bu, karna tidak pernah menyerah untuk Neo, kalau masalah jadwal terapi dan pengobatan yang seperti ini aja Neo tidak masalah Bu, yang terpenting Neo punya semangat untuk sembuh"
Neo memiliki suatu rahasia, dan rahasia ini juga dia dan ibunya diusir dari keluarga William. Neo divonis leukimia semenjak usia 5 tahun. Dua tahun pertama sang ayahlah yang merawat Neo dengan memberikan fasilitas berobat terbaik sehingga Neo masih bisa bertahan sampai sekarang.
Tapi semenjak ayahnya meninggal, dan keluarga William merasa keberatan untuk membiayai cucu dan keponakannya serta mereka juga marah karena menganggap Neo dan Ibunya lah penyebab salah satu anggota keluarganya meninggal. Sehingga mereka di usir dari kediaman William.Setelah itu Neo tidak ingin lanjut dan berhenti berobat karena dia berpikir uangnya lebih baik untuk kehidupan mereka dari pada habis untuk berobat. Semenjak itu Neo selalu menentang keras jika ibunya menyuruh berobat.
Tapi ketika dia bertemu dengan Sia dan Luzel, tiba tiba saja ia memiliki keinginan dan tujuan hidup kembali. Maka dari itu ibunya merasa senang dan segera mendaftarkan Neo untuk terapi, walupun itu tidak setiap hari, karna tergantung dari biaya yang dimiliki.
"Apa sebaiknya ibu batalkan aja jadwal ibu, dan menemani mu sampai baikan?"
"Tidak usah Bu, Neo hanya kelelahan saja. Ibu jangan menolak kesempatan yang sudah diberikan hmm. Ibu tenang saja, lagi pula Neo tidak sendirian disini"
Ibu Neo mendapatkan kesempatan untuk membuka cabang baru di kota Xiamen ,China. dan itu harus menetap di sana selama dua Minggu.
"Kamu yakin? Ibu berencana membawa mu juga kesana karna ibu nggak mau ninggalin kamu sendirian disini selama dua Minggu." Tanya ragu sang ibu.
Tap
TapCeklek
"Bibi tenang saja, biar Sia dan Luzel yang menjaga kak Neo" tiba tiba saja anak kecil itu langsung masuk ke rumah mereka tanpa permisi, ya siapa lagi kalau bukan si kecil Sia dan jangan lupa Luzel yang hanya ikutan Sia menyelonong masuk ke rumah orang.
"Ehh nak Sia, sejak kapan kalian tiba?" Tanya terkejut Ibu Neo melihat Sia yang langsung duduk di tempat tidur Neo.
Neo yang melihat itu hanya terkekeh geli. Karna dia sudah terbiasa seperti itu jika ibunya pergi bekerja maka dua bocah ini akan bersantai dan menemani nya di rumah.
"Dari tadi bi" jawab Luzel.
"Hm Luzel udah manggil manggil tapi tidak ada yang nyahut, jadi Sia masuk aja karna pintunya nggak tertutup hehehe maaf Bi" tambah Sia.
Ibu Neo memahami hal itu karna bagaimana pun mereka hanya lah anak anak dan terutama anak dari orang yang telah membantu hidupnya.
"Bibi pergi? Tadi Sia dengar bibi mau pergi?" Sebelum Sia masuk dia tadi sempat mendengar kalau ibu Neo akan pergi.
"Iya, bibi dapat kesempatan untuk memperluas usaha bibi. Tapi bibi masih ragu soal putra bibi, dia..."
"Bibi nggak boleh nolak kesempatan emas, soal kak Neo serahkan aja sama Sia dan Luzel, iya kan kak Neo"

KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner
Teen FictionSesulit apa pun kehidupan mu, kau bisa melaluinya dengan kesabaran, cinta, dan dukungan. Karena semua yang ditakdirkan padamu, sejatinya adalah segala hal yang terbaik. Meski terkadang kesedihan datang menghampiri mu, namun seperti mentari akan munc...