^Aki POV^
"Aki, ohayou"
"Mezurashi"
[Y/n] tidak biasanya bangun lebih pagi dariku.
"Nemurenai ka?"
"Hehe, aku bangun jam 3 pagi dan tidak bisa tidur lagi"
"Ttaku"
[Full Name], temanku sejak kecil dan pacarku.
Ketika Gun Devil membunuh keluargaku, aku tinggal dengan keluarganya.
Tapi tidak lama keluarganya juga kena.
Gun Devil pembunuh keluarga kami.
Kami jadi bergantung sama lain.
Semakin dewasa, kami hidup sendiri.
Tapi kami tahu satu hal yang membuat kami terikat.
"Aki?"
"Aku suka melihatmu dengan celemek"
"Kalau begini aku jadi susah masaknya"
Status ini mulai membuatku bosan.
[Y/n] terkadang tinggal denganku sejak aku masuk Devil Hunter.
Aku yang minta, sebelumnya kami tinggal bersama.
Aku tidak mau biro tahu hubungan ini terutama Makima-san.
Ada perasaan bahwa aku harus menghindarinya dari Makima-san.
"Kau cuma menginap sehari?"
"Iya, siang ini aku akan pergi"
"Sehari lagi saja tidak, seminggu saja! Kita sudah lama tidak tinggal bersama [y/n]"
"Aki, aku hanya akan jadi penghalang pekerjaanmu. Kalau aku Devil Hunter sama sepertimu itu tidak masalah"
Sulit.
Aku merasa bosan dengan hubungan yang kami jalin sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.
Hatiku terbagi untuk orang lain.
"Apa boleh buat"
Begitu kerja menjadi Devil Hunter, aku bertemu seaeorang lagi yang membuat jantungku berdebar kencang.
Aku mulai goyah.
Ada keinginan untuk mengakhiri hubunganku dengan [y/n], tapi aku tak sanggup.
Aku masih ragu dengan perasaanku terhadap orang itu yang setim denganku.
Aku benar-benar dibuat frustasi karena ini.
🦊🦊🦊
^Reader POV^
"Ja mata ne, Aki"
Jalanku terpisah darinya ketika sampai stasiun.
Kami beda kota.
"[Y/n]"
"Hm?"
Setiap berpisah dia selalu menciumku.
Tidak peduli dilihat orang lain.
Aki biasanya tidak terlalu suka menunjukkannya tapi berbeda saat dia mulai kerja.
Aku tahu pelerjaannya dan iblis yang komtrak dengannya.
"Mata me Aki, Kitsune-san"
Karena aku bisa bicara dengan iblis sekalipun tidak dipanggil oleh Aki.
Itu sedikit menggangguku awalnya.
"Aki?"
"Sudah kuduga aku...masih ingin bersamamu lebih lama lagi"
Sejak bekerja jadi Devil Hunter, kami jarang bertemu.
Dia memintaku tinggal di kota lain tapi aku bekerja di kota yang sama dengannya.
Shift pagiku selesai dan siang ini harusnya aku sudah naik kereta dari tadi.
"Hm~ doushita no? Tidak biasanya kau manis begini"
Kitsune-san bisa jahil juga.
"Kenapa kita tidak tinggal bersama lagi? Aku tidak tega melihatmu terus pulang-pergi sejauh itu"
"Aki diam-diam kau mengawasiku?"
"Salah ya?"
Aki yang biasanya tenang dan agak dingin terkadang bersikap manis begini.
"Ya sudah, aku akan tinggal lagi bersamamu"
"Hontou?"
"Tapi sekarang aku harus membereskan barangku di apartemenku"
"Setelah pekerjaanku selesai, kita bereskan ya?"
"Baiklah kalau begitu"
Tidak biasanya dia merengek beginj, biasanya dia bersikap dewasa.
Jarang sekali dia begini jadi tidak apa sesekali.
Pekerjaannya pasti berat.
Tak jarang juga dia terluka gara-gara harga yang harus dia bayar ketika memakai kekuatan Kitsune-san.
"Kyou nani tabetai?"
"Makanan apapun yang dibuat Aki selalu enak, aku suka"
Aku tahu satu hal, sikapnya berubah.
Dia terlihat bosan padaku terkadang tidak seperti dulu.
Aku tahu dia menaruh hati pada perempuan lain lagi.
Aku pernah bertemu dengannya.
"Oi! Kochi!"
"Koko ni matte te"
Himeno-san, dia senpai Aki dan orang yang disukai Aki.
Aku hanya menunduk ketika Himeno-san bertemu mata denganku, dibalas dengan tangan yang seperti doa.
Dia masih bekerja tapi malah mengantarku.
Apa hubungan ini akan baik-baik saja atau berakhir aku pun tidak tahu.
Tidak ada ynag tahu kecuali yang memberi kehidupan.
Melihat interaksinya dengan Himeno-san sungguh membuatku iri dan cemburu terkadang.
"Maaf aku tiba-tiba ke sana"
"Tidak apa, ada misi mendadak?"
"Aku dipanggil ke kantor, maaf aku tidak bisa mengantarmu kembali [y/n]"
"Ii yo, ii yo, shigoto wa ganbarimasu ne"
Saat di depan Himeno-san, Aki tidak akan menciumku.
Interaksi kami dilihatkan hanya sebatas kenalan jika di depan Himeno-san.
"Mo kaerimasshou ka"
Menyakitkan.