🦊二十二🦊

372 60 0
                                    

^Author POV^

"Kore wa Hayakawa Aki to [full name] desu"

Akhirnya kedua anak itu menjadi yatim piatu dan hidup di sebuah panti asuhan.

Karena usia keduanya belum memungkinkan untuk tinggal sendiri.

Dan belum memiliki kartu identitas.

Panti asuhan yang didirikan untuk menampung anak-anak korban Gun Devil dan devil lain.

"[Full name] yoroshiku onegaishimasu"

"Hayakawa Aki yoroshiku"

Sekolah baru dan lingkungan baru.

Aki melirik gadis yang emnginjak remaja itu yang sudah berubah.

Ekspresi dan pikirannya mulai sulit ditebak.

Hanya senyuman yang misterius terkadang membuatnya muak.

Di sekolah pun keduanya populer.

Selain tampang yang menawan, keduanya dikenal pimtar juga.

Apalagi Aki sangat populer di kalangan para siswi.

Cowok cool memang idaman para kaum hawa ya kan :v

Aki selalu tidak peduli pada siswi lain yang mendekatinya kecuali teman masa kecilnya.

"Hayakawa-kun kore--"

"Sumimasen"

Aki selalu menolak pemberian para siswi kecuali teman masa kecilnya.

"[Y/n], kau lupa bawa bekalmu lagi"

"Ah, maaf ya terima kasih sudah bawakan, Aki mau makan bareng?"

Aki akan selalu menarik teman masa kecilnya ke tempat yang lebih tenang untuk istirahat.

Dibully?

Iya, baik Aki maupun teman masa kecilnya.

"Kau itu tidak elbih dari teman masa kecilnya tahu"

"Lalu? Apa kau harus memukulku?"

Aki selalu melawan balik pembullynya membuatnya sering pulang dalam keadaan habis berkelahi.

"Mata kenka?"

"Aku menang kok tenang saja"

"Aki cueki saja mereka"

"Kau bagaimana?"

Aki selalu tahu perundungan teman masa kecilnya itu.

"Daijoubu yo Aki"

"Misete"

"Eh?"

"Kau tadi tidak menyentuh makan malammu, buka bajumu"

"A-Aki aku tidak apa sungguh"

"Sister! Aki-kun to [y/n]-chan icha-icha!"

Berbeda dengan Aki, teman masa kecilnya sulit melawan balik.

Perempuan selalu bermain seolah mereka korban tapi nyatanya mereka pelaku.

Seperti rubah licik.

Paling parah, teman masa kecilnya diikat di pohon besar belakang gedung sekolah lama setelah disiram air toilet dan dipukili.

Tidak ada yang tahu.

Teriak pun percuma.

"[Y/n]!"

Hanya Aki yang bisa menemukannya.

"Lapor guru percuma ya"

"Ini setelah aku lapor guru, Aki"

"Minum pelan-pelan, kenapa bisa sampai begini?"

"Hanya alasan bodoh pasti"

"Kenapa kau tenang diginikan?"

Remaja putri itu mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ia meneguk airnya lagi perlahan.

Menahan semua perasaan sakit yang dialami.

"Ada aku [y/n], kau bisa cerita padaku"

Senyum misterius terukir di wajahnya yang lebam. "Arigatou Aki"

Esoknya, seluruh murid dikumpulkan di gedung olahraga.

Ada hal penting yang akan disampaikan kepala sekolah.

Video dan beberapa foto perundungan yang terjadi di sekolah.

Semua manik mata tertuju pada si pembully.

Karena siapa yang tidak tahu perbuatan mereka kepada beberapa anak yang dirundung.

"Aki, setelah ini ikut aku ke atap ya"

"Ada apa [y/n]?"

"Hanya ingin bicara"

🦊🦊🦊

^Toru POV^

Apa ini rasany kehampaan?

Tidak enak sekali.

Kosong.

Sejak kematian manusia bernama [y/n], aku jadi aneh.

Ya, tubuh ini milik temannya yang tak lain dan tak bukan juga menyukainya.

Setiap ada kesempatan aku ke makamnya.

Setiap hari ada beberapa kali.

Sampai aku tidur di sini tanpa sadar.

"Kenapa bisa ini terjadi?"

Ada yang janggal dengan kematiannya.

Aku ikut tim otopsi dari biro.

Biasa dilakukan ketika ada korban agar tidak ada salah paham katanya.

Mayatnya waktu itu seperti tidak mati hanya sekali.

Mataku bisa lihat daging-daging yang akan menyatu terhenti di lukanya.

Seperti regenerasi devil.

Padahal [y/n] sangat anti menjalin kontrak dengan devil.

"Mata kuru ne"

"Makima otsukaresama"

Buat apa orang penting ke sini?

Aku dengar dia super sibuk.

"Aku kemari sesekali untuk berkabung pada keluarga dan rekan yang gugur", jelasnya.

"Oh, yasashii ne"

"Toru-kun jadi terpengaruh ya"

"Iya, dari awal ini tubuh temannya secara otomatis ingatannya menjadi milikku juga sekalipun aku tidak mengenalnya"

"Sokka"

Aku merinding dibuatnya.

Entah kenapa.

Aku bisa tahu kalau dia bukan manusia.

Melainkan devil yang berpura-pura menjadi manusia.

"Padahal kalau dia menurut mungkin aku tidak perlu repot buat itu seolah kecelakaan"

"Apa katamu?"

Senyum misteriusnya itu langsung membuat pandanganku gelap.

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang