^Aki POV^
Semua hitam.
Semua menangis.
"Ini salahmu jambul! Sensei mati menderita karenamu!"
"Power yamete!"
Menyalahkan orang lain.
Semua berduka karena kepergianmu [y/n].
Semua menangis untukmu.
Kau sangat dicintai ya.
"Hayakawa"
"Toru..."
"Aku tidak lama mengenalnya tapi...mata ini menangis karena kematiannya, dadaku sesak"
Aku tidak bisa menghiburnya.
Badan itu milik temannya jelas dia terpengaruh.
[Y/n] orang yang baik sampai akhir hidupnya.
Tapi kematiannya terlalu menyakitkan untuk semua orang.
[Y/n] memiliki hati yang cantik seperti wajahnya.
Terlalu cantik hatinya untukku yang brengsek ini.
Aku mensia-siakan dirinya.
Aku menyakitinya berkali-kali.
Aku melakukan hal keji untuknya.
Melebihi ini.
Penyesalan datang 2x padaku.
Aku tidak bisa melindungi orang yang paling berarti untukku.
Orang yang selalu ada untukku.
Aku sangat bodoh.
Waktu seakan berjalan lebih cepat tanpamu.
Tanpa sadar di ruang duka ini hanya ada aku.
Aku dan [y/n]...
Yang sudah ada di peti penuh bunga yang cantik sepertinya.
Aku mengintip ke dalam sana di mana dia teebaring dengan tenang.
Aku mengangkat satu tangannya yang dingin.
"[Y/n], apa kau memaafkanku?"
Atas semua kebohongan yang kuberikan padamu.
"Apa kau senang bersamaku?"
Kenangan yang sangat membuatmu tersenyum bahagia.
Saat aku menutup mata.
Kenangan-kenangan yang aku alami dengannya sejak kami kecil sampai sekarang terlintas.
Yang baik maupun buruk.
Tanpa sadar pipiku basah karena air mataku.
Meskipun aku menangis, dia tidak akan kembali.
[Y/n] orang yang dicinfai semua orang.
Aku adalah orang yang mensia-siakan cintanya padaku.
"Kenapa ini terjadi padaku..."
🦊🦊🦊
^Author POV^
"Senanv rasanya bisa bertemu orang dari satu negara"
"Kami juga"
Berada di negara asing sejak kecil.
Beradaptasi lagi.
Bertemu orang baru lagi.
Bagi gadis kecil yang bersembunyi di belakang kaki ayahnya sangat menakutkan.
"[Y/n], jangan malu-malu"
Gadis kecil itu di dorong lembut oleh sang ayah.
"Ara, kawai", gemas seorang wanita di seberangnya.
"Umur kalian sama, berteman baik ya"
Kedua anak kecil itu saling menatap.
Gadis kecil itu tersipu malu dan mendongak ke ayahnya.
Ayahnya memberi semangat dengn senyum hangat dan tepukan lembut di pundak kecilnya.
Anak lelaki di seberangnya mengulurkan tangan. "Aki, Hayakawa Aki"
Gadis kecil itu menjabat tangannya dengan malu-malu. "[Full name] desu..."
Selesai berkenalan gadis itu kembali bersembunyi di belakang kaki ayahnya.
Para orang dewasa itu terkekeh melihat tingkah menggemaskan gadis kecil tersebut.
Kedua keluarga itu saling berkenalan.
Sama-sama berasal dari negara yang sama dan sedang merantau ke negeri orang.
"Ikut aku"
"Eh?"
Kedua anak kecil itu terlihat akrab.
"Junji, awasi keduanya ya"
"Wakatta yo papa"
Anak lelaki paling tua di sana adalah kakak lelaki dari gadis kecil tersebut.
Aki kecil menarik tangan mungil gadis kecil tersebut.
"Doko iku no Hayakawa-kun?", tanya Junji.
"Otouto no heya"
"Otouto?"
Pintu diketuk dan ada suara dari dalam.
"Taiyo, ada tamu"
"Niichan no tomodachi?"
"Uhn, [y/n] to Junji-san"
"Ha-hajimemashite!", kata gadis kecil tersebut.
"Maaf ya aku tidak bisa temani badanku lemah"
Ke empat anak-anak tersebut bermain di kamar tersebut.
Bermain apapun.
Permainan yang disukai anak kecil dan tidak membuat salah satunya terlalu lelah.
Kondisi tubuh adik Aki lemah dan gampang sakit.
Anak-anak gampang sekali akrabnya bukan?
Anak-anak memiliki tenaga lebih.
Jika lelah mereka akan tertawa lalu terlelap berpetualang ke alam mimpi.
"Wah, mereka kelelahan sampai tertidur"
"Manisnya~"
Pemandangan yang sangat membuat hati orang tua menjadi hangat.
Sang ayah dan ibu mengangkat anak-anak mereka yang sedang bertemu sapa dengan tetangga dengan pelan.
"Ng? Kaeru no?", gumam anak peremluan yang setengah sadar.
"Senang bermain ya? Pamit dulu yuk", ucap lembut sang ibu.
"Mata ne Aki", ucap gadis kecil tersebut sambil malambaikan tangan.
"Uhn, mata asobo yo [y/n]"
Gadis kecil itu tersenyum manis membuat bocah lelaki itu tersipu.
Apa ini pertemuan takdir?