^Aki POV^
"Oi, Aki!"
"Ha'i?"
"Doushita no? Bertengkar dengan pacarmu?"
Dibilang bertengkar juga agak bagaimana begitu?
Aku hanya mengutarakannyang sejujurnya.
Terlalu jujur sampai membuatnya sakit hati.
Alhasil hubungan kami agak merenggang.
Jadi jarang bicara.
Wajar saja akan begini jadinya tapi tidak enak rasanya.
"Baka ka omae"
Aku cerita ke Himeno-san.
Responnya sudah pasti begitu.
"[Y/n]-sensei selalu memikirkanmu kau tahu? Bahkan di tempatnya kerja ada fotomu di mejanya"
Bodoh sekali rasanya.
"Aki, aku beritahu sesuatu", dia memberiku rokok. "Aku menyukaimu sebagai juniorku yang paling lama hidup. Hanya sebatas patner kerja, aku kagum denganmu yang masih bernafas hingga sekarang"
"Memang patnermu sebelumnya berumur pendek?"
"Iya, rata-rata tidak sampai seminggu"
Aku sudah ditolak.
Tapi aku rasa aku menyykainya bukan karena lawan jenis.
Begitu dia bilang begitu, tidak ada perasaan mengganjal apapun.
Sedih saja tidak.
"Kau itu masih kecil ya Aki, sekarang kalian bagaimana?"
"Canggung"
"Itu sudah pasti! Aki bego! Cepat baikan sana!"
"Ada tips?"
"👉👌hehe"
Harusnya aku tidak tanya pada tukang mabuk.
"Anak baru itu bagaimana?"
"Preman selokan"
Baikan ya...
Apa kami pernah bertengkar sebelumnya?
Aku rasa pernah dulu.
Kami sering bertengkar.
Dulu kami masih anank kemarin sore.
Apa yang aku lakukan untuk baikkan?
Dia bilang ada shift double baru pulang siang atau paginya esoknya.
Mudah-mudahan tidak ada hal aneh terjadi lagi.
"Hm?"
"Doushita?"
"Aitsu!"
Baru juga aku berharap tidak ada yang aneh.
Si preman cilik itu berulah.
🦊🦊🦊
^Author POV^
Pelanggaran yang dilakukan juniornya membuatnya kesal.
"Jangan beritahu [y/n] soal hal ini"
"Eh, nande? Aku lebih baik dirawat dia daripada kau"
"Biro akan tahu"
"Oh, bukan urusanku tapi baiklah"
"Bantu aku carikan bunga untuknya"