16. Erxrell : [Unfair]

1.2K 65 2
                                    

Siswa tersebut dibawa keluar oleh keempat teman kelasnya menuju UKS.

.

.

Ukie dan Axrell masih berada di kelas Airin, Ukie mendudukkan Axrell terlebih dahulu di salah satu kursi dan menenangkan temannya itu. Bahkan Ukie menyuruh seisi kelas tersebut untuk keluar terlebih dahulu, hanya menyisakan dirinya dengan laki-laki kecil bersurai gelap.

"Rell lo gak boleh main hakim sendiri kaya gini, itu sama aja lo nambah masalah" ujar Ukie, Axrell hanya diam dan enggan untuk menjawab nafasnya masih tersenggal dengan kedua tangan terkepal di atas meja.

"TAPI DIA GAK MAU NGAKU KIE!" Axrell kembali berteriak, Ukie hanya mengangguk paham, tangan milik Ukie beralih menggengam tangan yang lebih kecil.

"Iya gue tau, tapi Axrell gak boleh kaya gini, kalo dia koit gimana? Lo mau di penjara?" pertanyaan dari Ukie membuat Axrell bungkam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Ukie.

"Sekarang kita cari Bitzura sama gengnya lagi, tapi Axrell janji dulu" sambung Ukie namun menjeda sejenak ucapannya.

"Apa?"

"Gak boleh main hakim sendiri, sekarang lebih baik lo minta maaf ke siswa tadi dan harus tahan emosi oke?"

Ucapan dari Ukie membuat Axrell terdiam sejenak kemudian mengangguk membuat Ukie tersenyum lalu mengusak surai laki-laki kecil di sebelahnya. Ukie dan Axrell pun beranjak keluar dari kelas tersebut untuk menuju ruang UKS.

Sesampainya disana, Axrell hanya diam di depan pintu nampak enggan untuk membuka pintu tersebut membuat Ukie yang berada di belakang Axrell mengernyit bingung, tangan kanan Ukie menepuk pelan bahu laki-laki yang memunggunginya.

"Kenapa?" tanyanya, Axrell hanya menggeleng pelan kemudian membuka pintu ruangan tersebut diikuti oleh Ukie dibelakangnya.

Ruangan UKS yang semula nampak ramai tiba-tiba hening saat kedatangan Axrell dan Ukie. Melihat Axrell yang datang sontak membuat siswa yang menjadi sasaran amukan Axrell hanya bisa menundukkan kepalanya.

Kaki Axrell melangkah untuk lebih dekat dengan siswa yang dimaksud dan berdiri di samping brankar yang ditempati oleh siswa tersebut.

"Gue minta maaf" ucap Axrell, membuat siswa tersebut mendongak menatap ke arah laki-laki yang berdiri di sampingnya, siswa tersebut hanya mengangguk pelan. Hening melanda mereka.

"Leher lo.. Gapapa?" tanya Axrell sembari mengusap tengkuknya, rasanya seperti canggung. Siswa tersebut kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo terjadi apa-apa bilang ke gue, gue bakal tanggungjawab" Axrell kembali berucap, siswa tersebut kembali memberikan jawaban yang sama seperti tadi, membuat Axrell mengerutkan keningnya, tanpa pikir panjang Axrell naik ke atas brankar siswa itu dan duduk di atas paha siswa tersebut, Axrell memajukan wajahnya ke hadapan siswa tersebut menyebabkan hidungnya dengan hidung siswa tersebut hampir bersentuhan.

"KENAPA LO CUMA MANGGUT-MANGGUT DOANG BEGO, PADAHAL GUE UDAH NGINJEK LEHER LO DAN BIKIN LO BONYOK GINI SAMPE BATUK DARAH TAPI JAWABAN LO NGANGGUK-NGANGGUK DOANG IH TOLOL, JAWAB YANG BENER!" Axrell berucap setengah berteriak tepat di wajah siswa tersebut sembari mencekram kerah siswa dihadapannya dengan wajah merengut.

Justru membuat siswa tersebut malah tersipu malu dengan jantung berdegup kencang melihat kakak kelasnya yang sudah membuatnya hampir sekarat kini duduk di atas pahanya, dengan jarak yang berdekatan.

Mereka yang berada disana memandang tak percaya melihat tingkah si badboy atau kakak kelas mereka dengan mulut sedikit terbuka.

"G-gue b-beneran gapapa" ucapnya gugup, Axrell memandang lurus ke arah siswa dihadapannya dengan raut wajah datar tak menunjukkan emosi, kemudian mengangguk.

ErxrellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang