🦋 PART 02 🦋

16.8K 872 34
                                    

Dalam waktu sepersekian detik lamanya, adalah keheningan yang merajai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam waktu sepersekian detik lamanya, adalah keheningan yang merajai. Satu demi satu tetesan air yang berjatuhan di wastafel bahkan lebih mendominasi suasana.

Entah Kiara ataupun anak-anak Lemoy’s sama-sama speechless dan mematung di posisi masing-masing. Dan sebelum salah satu di antara mereka bersuara, sebuah gelegar suara menginterupsi dari ambang pintu toilet.

"ELGAR! ARVIN! SAGA! RIVAN DAN ZHICO!! KALIAN NGAPAIN LAGI, HUH?!"

Kehadiran Pak Harun cukup untuk membuat mereka kembali terkejut berjamaah. Guru itu datang ke sini setelah ketiga siswi yang sebelumnya ngacir melapor.

"Eh, anu, Pak, jangan salah paham dulu!" Zhico yang enggan kena damprat buru-buru memutar otak, ingin berkelit.

"Kita lagi bersihin toilet di sini! Kan Bapak yang nyuruh," sambar Rivan cepat.

Saga sontak berdiri tegap dan ikut melakukan pembelaan. "Iya, tuh, Pak! Kita nggak ada niat buat ngintipin siswi. Suer!"

Mendengar omongan Saga, Arvin auto tepok jidat dan Elgar langsung melengos sambil mendengkus. Dengan berkata seperti itu, Saga sama saja mengakuinya.

"Bohong! Kalian pasti mau melakukan sesuatu sama Kiara, kan? Lihat itu, mukanya sampai pucat!"

Secara spontan, pandangan mereka menjurus ke arah Kiara. Dan benar, gadis itu sudah pucat pasi dengan dahi yang dicucuri keringat dingin.

"Yah, Pak, dia kaget doang itu. Speechless liat muka-muka cogan pas keluar dari toilet," elak Arvin, masih tak mau menyerahkan diri begitu saja.

Sebagai ketua, Elgar masih terlihat santai. Kedua bahunya dikedikkan, sembari berujar, "Kalo Bapak nggak percaya, tanya aja langsung sama orangnya. Iya, kan, Kiara?"

Cowok berambut model two block itu sengaja menekankan nama Kiara dan memberi dia tatapan maut seolah mengode agar menurutinya.

Kiara yang memang takut terhadap Elgar, mau tak mau menundukkan kepala secepat mungkin. Lalu dengan perasaan ragu yang mengendap di hati, dia lantas menganggukkan kepala.

Melihatnya, Pak Harun mengernyitkan kening. Antara tidak yakin dan keheranan. "Apa benar begitu, Kiara?"

Kiara mengulum bibirnya. Jelas-jelas tadi Elgar dan keempat cowok itu memang memiliki niat mengintip siswi. Namun, mengapa dia sebagai korban diharuskan berbohong?

"I—iya, Pak. Mereka cuma niat bersih-bersih aja, kok." Di bawah tatapan peringatan yang dilemparkan Elgar, Kiara menjelaskan. "Saya kaget. Makanya langsung pucet."

"Nah, tuh, kan. Makanya jangan suuzon, Pak." Zhico tersenyum sumringah.

Seharian di kelas wajah Kiara murung. Perkataan Sagara tadi pagi ternyata mampu menyakiti hatinya. Kiara adalah tipe orang yang mudah baperan dengan kata-kata orang lain.

ANIMOUS #1 | Bullying Is Scary [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang