🦋 PART 45 🦋

8.7K 435 10
                                    

Sahut-sahutan derum motor membumbung ke udara, menyatu padu dengan teriakan beringas dari para anggota gangster Demon. Sontak, seluruh anggota gangster Lemoy’s yang lagi nongkrong di dalam markas menghentikan kegiatan mereka masing-masing. Semuanya menajamkan rungu, ingin mendengar jelas ada keributan apa di luar markas.

"Anjir, bocah Demon woi!" seru salah satu anggota Lemoy’s, baru saja ia mengintip dari celah jendela.

"Wah nyari mati nih mereka!" timpal yang lain mengepalkan tangannya.

"Gaskeun ladenin!"

Arvin maupun inti Lemoy’s yang lain masih diam, mereka saling berlempar pandangan. "Elgar ke mana?" Zhico menceletuk.

Belum sempat tiga temannya menjawab, terdengar teriakan lantang dari luar markas.

"WOI, ELGAR! KELUAR LO, BANGSAT! JANGAN CUPU LO!!" Alga berseru lantang, mukanya memerah.

"KELUAR LO SEMUA, CURUT! DASAR PECUNDANG!!" teriak Agas menggebu-gebu.

"ALAH LANGSUNG SERBU AJA KE DALEM MARKASNYA!" sahut yang lain.

"Wah, wah, wah. Mau mati kalian?" Saga dengan tenang ke luar, menyambut mereka semua dengan sunggingan smirk. Di belakangnya, semua anggota Lemoy’s mengekor, turut ke luar dari markas.

"Jangan sampe ada pembantaian massal di sini," ceplos Rivan lempeng, bersidekap menatap seluruh bocah Demon.

"Bacot lo pada! Ke mana ketua bangsat kalian itu?! Pasti dia yang udah nyulik Razor!!" Taufan menuding. "Keluarin Razor sekarang!"

Keempat inti Lemoy’s mau tak mau saling bertukar pandangan. Apa maksud perkataan Taufan? Menculik Razor? Hei, untuk apa?

"Lo jangan asal tuduh, anying! Ngapain kita nyulik Razor, kek ga ada kerjaan penting aja," ujar Zhico sembari menggulirkan matanya. "Mending main lato-lato."

"Mana ada maling ngaku?! Elgar pasti yang nyulik Razor, karena dulu Razor juga pernah nyulik adeknya Elgar!" Keukeh, Agas tetap memberikan tuduhan itu pada Elgar.

Di tengah atmosfer panas itu, sebuah motor datang dan melakukan freestyle hingga membuat atensi teralihkan. Pengendaranya sengaja memainkan pedal gas supaya menimbulkan kebisingan yang memekakkan telinga. Abu pun beterbangan, lalu kemudian motor tersebut berhenti. Pengendara itu membuka helmnya, dan tampaklah wajah gantengnya.

"Elgar?" Arvin bergumam.

"WOI, ELGAR! SINI LO, CURUT! MAU GUE MATIIN LO!!" Alga berlari ke arah Elgar untuk melayangkan tinju, tapi secepat kilat Elgar menangkis dan membalikkan serangan menggunakan helm yang masih berada di tangannya. Alga pun tersungkur, akibat pukulan helm Elgar yang tepat mengenai lehernya.

"Anjing!" Alga mengumpat.

Elgar menyugar rambutnya, seringai miring terbit di bibirnya yang terdapat piercing. Namun pandangannya tajam, membidik gangster bebuyutannya tersebut. "Karena lo semua udah ada di sini, ga afdol kalo pergi gitu aja tanpa patah tulang ekor."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Elgar pun mengode seluruh anak-anak Lemoy’s menyerbu gangster Demon. Baku hantam akhirnya benar-benar terjadi, anak-anak Lemoy’s mengerahkan seluruh tenaganya menghajar habis-habisan bocah Demon.

***

Sekitar satu jam Jehan berkeliling-keliling mencari lowongan pekerjaan. Namun, sampe detik ini masih belum ada yang mau menerimanya bekerja.

"Argh, gue harus nyari kerjaan ke mana lagi, nih?" Jehan menendang asal kerikil di dekat kakinya. Tangannya mengacak gemas rambutnya.

Kedua kaki Jehan terus melangkah di pinggir jalan ini, hingga tanpa sengaja retina matanya menangkap figur seorang gadis tengah membuang sampah. Jehan dengan cepat membawa langkah kakinya mendekat ke gadis itu, dan mencegatnya yang hendak masuk ke cafe lagi.

ANIMOUS #1 | Bullying Is Scary [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang