🦋 PART 29 🦋

9.7K 636 23
                                    

Holaa guys eike update lagiii. Vote komen ya supaya eike makin semangat. Blom bisa up sekaligus, nanti aja pas malem up lagii. Ngogheey??🥺🤭😘😍

__________

"Mau ke mana lo?" Lian seketika menghadang langkah Dysis dan kedua temannya saat akan keluar dari ruangan bu Momon. "Ga sopan banget."

"Minggir, bukan urusan lo!" ketus Dysis seraya merotasikan bola matanya. Ia sangat tidak suka ada yang berani-berani mencegatnya.

Pandangan bu Momon dan sirkel Raisa jelas tertuju pada mereka yang masih mematung di pintu.

"Kenapa buru-buru? Ada yang mau ketemu sama lo nih," kata Lian kemudian. Bersamaan dengan selesainya ucapan gadis muda itu, seorang pemuda jangkung muncul dari balik punggungnya. Rautnya datar, tatapan tajamnya membidik tepat ke manik legam Dysis and the gang.

"Jadi lo yang bully Kiara?" Suara serak itu terdengar tak bersahabat.

Dysis, Thalia dan Leana memandang penuh rasa penasaran kepada Jehan. Bukannya menjawab, mereka justru diam dan saling berlempar tatapan.

"Hebat lo begitu? Lo kira adek gue bahan mainan lo?" Jehan maju hingga dirinya tepat berhadapan dengan Dysis. Tinggi cewek itu yang tak seberapa membuat Jehan harus sedikit menunduk untuk memandangnya.

"Oh jadi elo abangnya?" Dysis tak ada takut-takutnya malah terkekeh remeh. "Gimana sama paketnya? Lo suka kan?"

Sangat menyebalkan tampang Dysis saat ini. Terlebih ketika dia tertawa cekikikan bersama kedua temannya. Ingin rasanya Jehan mencekik, menjambak, mencakar dan membanting ketiga cewek itu sekaligus.

"Sialan lo. Berani-beraninya nyakitin adek gue!" Hampir saja tonjokan Jehan melayang ke pipi Dysis. Cewek itu reflek memejamkan mata karena takut. Namun Jehan hanya menggantung tinjunya di udara, karena itu hanya sebagai ancaman pada Dysis.

"Kalo aja lo bukan cewek, udah gue hajar sampe masuk liang kubur lo!" desis Jehan begitu geram.

"Berani lo sentuh gue, gue bakal aduin ke papi!" ancam Dysis yang aslinya mulai takut.

Jehan tak merasa takut sedikitpun. "Mana papi lo? Gue harus temuin dia. Mau gue bilangin kalo ngedidik anak tuh yang bener! Jangan sibuk cari duit, anak dibiarin salah pergaulan. Bahkan saking gabut anaknya, sampe adek gue yang jadi korban!"

"Adek lo yang lemah! Siapa suruh jadi pecundang!" ceplos Dysis, merasa tak terima papinya dibawa-bawa. Padahal yang menyebut papi awalnya memang dirinya sendiri.

"LO—!"

Jehan yang sangat merasa muak dengan cewek macem Dysis ini, hendak maju untuk benar-benar melayangkan tamparan. Namun Lian di dekatnya segera mencegah.

"Je, udah, Je!"

Bu Momon dan sirkel Raisa juga ikut mendekat pada keributan kecil itu.

"Ga berani nampar, ya? Uh cemen." Dysis masih bisa-bisanya mengejek Jehan. Tak sedikitpun merasa bersalah. Emosi Jehan makin meluap-luap dibuatnya.

"Cewek sialan!" umpat Jehan semakin geram.

"Sudah, sudah, jangan ribut di sini." Bu Momon angkat bicara. "Selesaikan semua ini dengan kepala dingin."

"Dy, lo ga seharusnya ngomong kayak gitu," bisik Leana di tengah momen itu. Tapi hanya mendapat lirikan bodo amat dari Dysis.

"Dysis, sebaiknya kamu keluar dari sini. Jangan lupa kalian semua berikan SP itu pada orangtua masing-masing. Sementara Jehan, saya ingin bicara dengan kamu," kata Bu Momon.

ANIMOUS #1 | Bullying Is Scary [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang